Manajemen rekayasa lalu lintas kawasan sentra grosir cikarang, terminal cikarang, dan jababeka
K Kabupaten Bekasi, sebagai salah satu kabupaten penyangga ibukota negara, memiliki peran penting dalam mendukung kegiatan ekonomi dan sosial di sekitarnya. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat (2018), Kabupaten Bekasi memiliki jumlah kendaraan bermotor yang sangat tinggi, dengan sepeda motor menduduki urutan kedua tertinggi dan mobil menduduki urutan pertama. Jumlah penduduk yang besar berbanding lurus dengan tingginya jumlah kendaraan pribadi dan frekuensi perjalanan. Kawasan industri internasional di Cikarang menjadi tujuan utama perjalanan penduduk dalam rangka memenuhi kegiatan ekonomi dan sosial.Pada jam sibuk, terjadi kepadatan lalu lintas yang signifikan di beberapa ruas jalan dan persimpangan, khususnya di kawasan Sentra Grosir Cikarang (SGC). Kawasan ini terdiri dari pertokoan, pusat perbelanjaan, pasar, terminal, dan perkantoran, sehingga banyak permasalahan lalu lintas yang timbul, termasuk hambatan samping akibat aktivitas bongkar muat di badan jalan, angkutan umum yang menurunkan penumpang tidak pada tempatnya, adanya pasar tumpah, u-turn yang tidak maksimal, serta banyaknya kendaraan yang melawan arah. Selain itu, tidak adanya jalur pejalan kaki, persimpangan yang kurang optimal, dan siklus APILL yang tidak efisien turut memperparah kondisi lalu lintas.Dari permasalahan tersebut penting dilakukan pengukuran menggunakan analisis four-Step Model. Analisis yang digunakan dalam studi ini adalah menggunakan MKJI (Manual Kapasitas Jalan Indonesia) dalam mengukur Kinerja Ruas dan Kinerja Simpang. Berdasarkan data hasil analisis kinerja ruas dan kinerja simpang tersebut diinput melalui aplikasi PTV VISSIM untuk mendapatkan pemodelan lalu lintas simulasi. Setelah hasil pengukuran tersebut dibuat aplikasi Microsoft excel agar mempermudah dalam proses analisa kinerja ruas dan kinerja simpang
B Bekasi Regency, as one of the supporting districts of the nation\\\'s capital, has an important role in supporting economic and social activities in the surrounding area. Based on data from the West Java Provincial Central Statistics Agency (2018), Bekasi Regency has a very high number of motorized vehicles, with motorbikes occupying the second highest position and cars occupying the first position. The large population is directly proportional to the high number of private vehicles and frequency of travel. The international industrial area in Cikarang is the main destination for residents to travel to fulfill economic and social activities.During peak hours, there is significant traffic congestion on several roads and intersections, especially in the Cikarang Grosir Center (SGC) area. This area consists of shops, shopping centers, markets, terminals and offices, so many traffic problems arise, including side obstacles due to loading and unloading activities on the road, public transport dropping passengers off in the wrong place, market spills, u- turns that are not optimal, as well as many vehicles going in the opposite direction. Apart from that, the absence of pedestrian paths, less than optimal intersections, and inefficient APILL cycles also worsen traffic conditions.It is important to measure these problems using four-Step Model analysis. The analysis used in this study is using the MKJI (Indonesian Road Capacity Manual) in measuring Section Performance and Intersection Performance. Based on the data from the analysis of section performance and intersection performance, it is input through the PTV VISSIM application to obtain simulated traffic modeling. After the measurement results, a Microsoft Excel application was created to simplify the process of analyzing section performance and intersection performance