DETAIL KOLEKSI

Usulan penerapan metode respon permukaan pada mesin spinning pada proses produksi polyster filament yarn (benang polyester) di PT. Indonesia Toray synthetics


Oleh : Astri Fauziawaty

Info Katalog

Penerbit : FTI - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2008

Pembimbing 1 : Hidayat Ardhiwinata

Subyek : Textille industry - Quality control;Response surfaces (Statistics)

Kata Kunci : surface response methods, spinning machines, production of polyster filament yarn (polyester yarn),

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2008_TA_TI_06303247_Halaman-Judul.pdf 22
2. 2008_TA_TI_06303247_Bab-1.pdf 6
3. 2008_TA_TI_06303247_Bab-2.pdf
4. 2008_TA_TI_06303247_Bab-3.pdf
5. 2008_TA_TI_06303247_Bab-4.pdf
6. 2008_TA_TI_06303247_Bab-5.pdf
7. 2008_TA_TI_06303247_Bab-6.pdf
8. 2008_TA_TI_06303247_Daftar-Pustaka.pdf
9. 2008_TA_TI_06303247_Lampiran.pdf

P PT. Indonesia Toray Synthetic merupakan salah satu perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang industri t ekstil di Indonesia. PT. Indonesia Toray Synthetic memproduks i berbagai jenis benang sintetis diantaranya Nylon F;Jament Yarn (benang Nylon), Polyester Filament Yarn (benang Polyester), Polyeste r Staple Fiber (serat Polyester) dan Chip Film. Semakin ketatnya persaingan industri tekstil dewasa ini, maka PT. Indonesia Toray Synthetic merasa perlu melakukan perbaikan kualitas secara kontinu dari produk-produk yang dihasilkan . Dengan demikian diharapkan produk yang dihasilkan oleh PT. lndonesia Toray Synthetic tetap memilki daya saing yang lebih besar dipasaran dan kepuasan konsumen pun dapat ditingkatkan .Setelah dilakukan wawancara dengan pihak perusahaan , diketahui bahwa produk Polyester Filament Yam (benang Polyester) memiliki persentase cacat paling besar diantara produk-produk lainnya. Hal ini ditunjukkan dengan persentasi jumlah produk cacat dari benang Polyester yang melebihi rnaksimurn persentase jumlah produk cacat yang ditetapkan perusahaan yaitu maksimal sebesar 4% setiap bulannya. Standar inspeksi yang dilakukan oleh perusahaan untuk menentukan karakteristik kualitas benang Polyest er terdiri dari tiga variabel, yaitu : ,\hrinknge, Uster dan Elongation. Dari hasi l perhitungan diketahu i bahwa nilai kapabilitas proses (Cpk) untuk ketiga variabel tersebut berturut-turut yaitu, 1.06, 0.64 danl.18. Penelitian kernudian dipersempit pada sisi variabel yang memiliki nilai Cpk terendah yaitu, variabel lister. Bedasarkan wawancara dan dikusi dengan pihak perusahaan diketahui bahwa penyimpangan uster yang terjadi lebih disebabkan karena setting mesin yang kurang tepat. Setting mesin yang dijalankan selama ini masih dilaksanakan dengan berdasarkan pengalaman dan trial and error. Oleh sebab itu, dilakukan percobaan menggunakan metode respon permukaan agar dapat diberikan usulan setting rnesin yang optimum. Dengan cara ini diharapkan di masa datang perusahaan tidak lagi menggunakan cara trial and error dalam hal setting mesin untuk mempero leh produk yang sesuai dengan standar yang ditentukan.Dari hasil percobaan, pengolahan data dan analisa yang dilakukan , dapat diketahui bahwa ada dua yang berpengaruh secara signifikan terhadap 11ster sebagai variabel respon. Faktor-faktor tersebut yaitu faktor A (Temperatur) dan faktor B (Kecepatan Udara). Karena masih jauh dari optimum maka di gunakan metode Steepest Descent. Setelah daerah percoba an berada didaerah optimum dan teridentifikasi adanya kelengkun gan kurva maka digunakan Central Composite Design. Dan setting mesin optimum yang dapat diusulkan adalah faktor A (Temperatur) dengan nilai level 300 (satuan °C), faktor B (Kecepatan Udara) dengan nilai level 48 (satuan m/mnt), faktor C (putaran Gear Pump) dengan nilai level 28 (satuan rpm).Setting optimum barn tersebut kemudian diimplementasikan dan diperoleh kapabilitasproses sebesar Cpk = l. l 7 yang menunjukkan terjadinya peningkatan kualitas produk.

P PT. Indonesia Toray Synthet ic is one of manufactory company that is moving in textile industry in Indonesia. PT. Indonesia Toray Synthetic produce many kinds of synthetics yarn include Ny lon Filament Yam (Nylon yarn), Polyester Filament Yam (Polyester yarn), Polyester Staple Fiber (Polyester yam) and Film Chip. The more tight of competition among the textile industry these days, so that PT. Indonesia Toray Synthetic needs to increase the quality continuous ly on their products. Because of that reason, hope the products produce by PT. Indonesia Toray Synthetic still have the high competitive in the market and able to increase the consumer satisfaction.After having interview with the company, it is known that Polyester Filament Yam (Polyester yam) products has the highest percentage of failed product compare with other products. It is shown by the percentage of polyester yarn failed product that is higher than the maximum standard of failed product percentage determined by the company that is 4% per month. l nspection standard by the company to determine the characteristic of Polyester yarn•s quality consist of three variables, that are : Shrinkage, Uster and FJongation. From the calculation we can see that process capability value (Cpk) for the three variables are 1.06, 0.64 and I. 18. The experiment than focus on the variable that has the lowest Cpk, it is Ustcr variable . Based on the interview and discussion with the company, it is shown that uster•s devi ated caused by the incorrect machine setting. Up to now, machine setting based on the experience of trial and error. That is why, surface respond method experiment is done to get the maximum machine setting. By doing this method, it is hope that they do not do the trial and error method anymore for machine setting to gain the standardized products.From the experiment, data processing and analysis, it is shown that there are two factors give significant effect to uster as the respond variable. The factors are factor A (Temperature) and factor B (Air Speed). Because it is still far from the optimum standard so we use the Steepest Descent method. After the experiment area in the optimum area and identified that there is the curve, so Central Composite Design is used. And the maximum machine setting can be proposed is factor A (Temperature) at the level of 300 (0C), factor B (Air Speed) at the level of 48 (rn/mnt), factor C (Gear Pump spin) at the level of 28 (rpm).The new optimum setting then implemented to get the capability at Crk = l. 17 which shownthe increasing of product capacity.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?