DETAIL KOLEKSI

Analisa lanjut data log combinable magnetic resonance, log data konvensional, data penunjang dalam evaluasi zona-zona non produktif pada lapangan X


Oleh : Immanuel Louis Philippus

Info Katalog

Nomor Panggil : 2187/TP/2014

Penerbit : FTKE - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2014

Pembimbing 1 : Ratnayu Sitaresmi

Subyek : Resources utilities;Resources conventional (analysis)

Kata Kunci : combinable magnetic resonance, log data, wells, formation, permeable layers, volume of shale, porosi

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2014_TA_TM_07110139_8.pdf
2. 2014_TA_TM_07110139_7.pdf
3. 2014_TA_TM_07110139_6.pdf
4. 2014_TA_TM_07110139_5.pdf 10
5. 2014_TA_TM_07110139_4.pdf 13
6. 2014_TA_TM_07110139_3.pdf 11
7. 2014_TA_TM_07110139_2.pdf 5
8. 2014_TA_TM_07110139_1.pdf 20

P Penilaian formasi adalah proses interpretasi menggunakan hasil rekaman alat logging untuk menentukan lapisan-lapisan yang permeable,volume shale, porositas dan juga saturasi air. Umumnya analisa tersebut menggunakan alat logging konvensional untuk mendapatkan itu semua. Namun pada kenyataan di lapangan, hasil rekaman logging tersebut tidak akurat pengukurannya jika pada reservoir yang kompleks sehingga zona-zona yang seharusnya produktif tidak terdeteksi. Pada penelitian ini, penulis memaparkan adanya zona-zona yang dianggap kurang produktif,namun pada kenyataannya merupakan lapisan yang prospek hidrokarbon. Pada awalnya dianggap kurang produktif, karena keterbatasan alat logging yang digunakan tidak bisa menganalisis lapisan yang mempunyai invasi dalam. Oleh karena itu, dengan melakukan analisa penilaian formasi menggunakan log konvensional saja tidak menghasilkan interpretasi yang akurat . Adanya invasi yang dalam, mengakibatkan kesalahan pengukuran akat logging konvensional, sehingga untuk itu diperlukan alat logging yang terbaru yaitu log Combinable Magnetic Resonance. Alat tersebut sangat membantu untuk menganalisis lapisan-lapisan yang dianggap kurang produktif, karena dapat mengukur porositas berdasarkan distribusi ukuran pori-pori batuan , bebas litologi dan juga dapat memperoleh nilai permeabilitas batuan. Pada lapangan X , penulis menggunakan 3 sumur dari 63 sumur yang ada untuk melakukan analisa penilaian formasi dengan mengintegrasikan data-data yang tersedia seperti log konvensional , log terbaru , mud log, core dan hasil produksi sehingga dapat memberikan hasil interpretasi yang lebih akurat dan dapat membuktikan lapisan yang dianggap kurang produktif dan lapisan yang terlewatkan juga terdapat hidrokarbon Setelah di lakukan analisa penilaian formasi dengan mengintegrasi seluruh data, terbukti invasi yang dalam terdapat hidrokarbon pada sumur Y di lapisan A dan sumur Y2 di lapisan A sedangkan terdapat lapisan yang mengandung hidrokarbon pada sumur Y di lapisan C ,sumur Y1 di lapisan A dan B dan sumur Y2 pada lapisan B ,bahkan volume shale yang sesuai pada lapangan X dengan menggunakan log neutron-density.

F Formation assessment is a process of interpretation using the outcomes of loging tool record to determine permeable layers, voume of shale, porosity and water saturation. Generally, the analysis is carried out using conventional logging tools to get all necesarry data. Yet, the reality on the filed, the record outcomes are not always accurately showing any detail measurement if the complex reservoir, that the productive zones could not be detected. In this study, the author describes the presence of zones that are considered less productive, but in reality those are layers of hydrocarbon prospects. Some zones are Initially considered less productive, due to the limited logging tool being used not analyze the layers have a deep invasion. Therefore, by carrying out the formation assessment using conventional logs itself do not guarantee for an accurate interpretation. The presence of deep invasion resulting in measurement errors of conventional logging tools, making it necessary to provide the latest and advanced logging tool to be used in this case. The tool is called Combinable Magnetic Resonance. The tool is very helpful for analyzing the layers which are considered less productive; because it can measure the porosity based on pore size distribution and also can obtain the value of permeability rocks. On the X field, the author uses three wells out of 63 wells that already preexist to analyze the formation by integrating available data taken from logging tools such as conventional logs, recent record logs, mud logs, cores and production, so that enabling it to provide more accurate interpretation out of the results and may prove layers which are considered less productive and also some missed hydrocarbon layers. Once the analysis is done by integrating the entire formation assessment data, it is proved that deep invasion in layer containing hydrocarbons found in well Y on layer A and well Y2 on layer A. Meanwhile, there is another layer containing hydrocarbons in well Y on layer C, Y1 wells on layer A dan B and other Y2 wells on layer B. Even,the volume of shale.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?