DETAIL KOLEKSI

Kajian laboratorium pengaruh salinitas air terhadap cairan rumen untuk produksi gas metana ba


Oleh : Kosasih

Info Katalog

Subyek : Salinity - Water

Penerbit : FTKE - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2015

Pembimbing 1 : Ratnayu Sitaresmi

Kata Kunci : Coal bed methane gas; rumen fluid

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2015_TS_MTP_171110011_Halaman-Judul.pdf
2. 2015_TS_MTP_171110011_Lembar-pengesahan.pdf
3. 2015_TS_MTP_171110011_Bab-1_Pendahuluan.pdf
4. 2015_TS_MTP_171110011_Bab-2_Tinjauan--laboratorium.pdf
5. 2015_TS_MTP_171110011_Bab-3_Kajian-pustaka.pdf
6. 2015_TS_MTP_171110011_Bab-4_Metodologi.pdf
7. 2015_TS_MTP_171110011_Bab-5_Hasil-dan-pembahasan.pdf
8. 2015_TS_MTP_171110011_Daftar-pustaka.pdf
9. 2015_TS_MTP_171110011_Lampiran.pdf

C CBM merupakan gas yang dihasilkan selama proses pembatubaraan dan terperangkap dalam batubara. Gas tersebut dapat terbentuk secara biogenik maupun thermogenik. Gas metana yang dihasilkan tak berwarna, tidak berbau dan kandungan komponen metananya bisa mencapai di atas 96%, serta mudah terbakar. CBM tersimpan pada matrik batubara secara adsorption, yaitu gas menempel di dalam pori-pori batubara meskipun ada juga CBM bebas tidak menempel pada matrik batubara. CBM diproduksi dengan cara terlebih dahulu merekayasa batubara (sebagai reservoir) agar didapatkan cukup ruang sebagai jalan keluar gasnya. Proses rekayasa diawali dengan memproduksi air (dewatering) agar terjadi perubahan kesetimbangan mekanika. Setelah tekanan turun, gas akan keluar dari matrik batubaranya. Kemudian gas mengalir melalui rekahan batubara (cleat) dan akhirnya keluar menuju lubang sumur. Puncak produksi CBM bervariasi antara 2 sampai 7 tahun, sedangkan periode penurunan produksi (decline) lebih lambat dari gas alam konvensional. Produksi CBM dapat ditingkatkan dengan cara biologi, yaitu melalui biostimulasi dan bioaugmentasi. Biostimulasi adalah proses mengstimulasi populasi mikroorganisme indigenus batubara dengan menambahkan nutrien ke dalam reservoir, sedangkan bioaugmentasi adalah proses menginokulasikan konsorsium mikroorganisme ke dalam reservoir. Mikroba dari cairan rumen memiliki kemampuan untuk hidup pada tingkat salinitas tinggi dan mampu memproduksi gas metana. Konsentrasi metana tertinggi dihasilkan pada perlakuan dengan salinitas tertinggi (air laut) sebesar 177.31 cf/ton pada 59 hari inkubasi.

C CBM merupakan gas yang dihasilkan selama proses pembatubaraan dan terperangkap dalam batubara. Gas tersebut dapat terbentuk secara biogenik maupun thermogenik. Gas metana yang dihasilkan tak berwarna, tidak berbau dan kandungan komponen metananya bisa mencapai di atas 96%, serta mudah terbakar. CBM tersimpan pada matrik batubara secara adsorption, yaitu gas menempel di dalam pori-pori batubara meskipun ada juga CBM bebas tidak menempel pada matrik batubara. CBM diproduksi dengan cara terlebih dahulu merekayasa batubara (sebagai reservoir) agar didapatkan cukup ruang sebagai jalan keluar gasnya. Proses rekayasa diawali dengan memproduksi air (dewatering) agar terjadi perubahan kesetimbangan mekanika. Setelah tekanan turun, gas akan keluar dari matrik batubaranya. Kemudian gas mengalir melalui rekahan batubara (cleat) dan akhirnya keluar menuju lubang sumur. Puncak produksi CBM bervariasi antara 2 sampai 7 tahun, sedangkan periode penurunan produksi (decline) lebih lambat dari gas alam konvensional. Produksi CBM dapat ditingkatkan dengan cara biologi, yaitu melalui biostimulasi dan bioaugmentasi. Biostimulasi adalah proses mengstimulasi populasi mikroorganisme indigenus batubara dengan menambahkan nutrien ke dalam reservoir, sedangkan bioaugmentasi adalah proses menginokulasikan konsorsium mikroorganisme ke dalam reservoir. Mikroba dari cairan rumen memiliki kemampuan untuk hidup pada tingkat salinitas tinggi dan mampu memproduksi gas metana. Konsentrasi metana tertinggi dihasilkan pada perlakuan dengan salinitas tertinggi (air laut) sebesar 177.31 cf/ton pada 59 hari inkubasi.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?