Morfologi permukiman tepi air manggar baru
P Permukiman Tepi Air Manggar Baru menjadi fokus penataan kawasan oleh Pemerintah Kota Balikpapan dalam dua dekade terakhir. Kawasan yang sudah terekam dalam peta kolonial sejak satu abad yang lalu ini memiliki lapisan sejarah yang sangat kaya, namun belum ada dokumen yang menjelaskan karakter morfologinya secara spesifik. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap karakteristik dan faktor-faktor yang mempengaruhi morfologi Permukiman Tepi Air Manggar Baru serta proses pembentukan dan perubahannya dari masa ke masa. Penelitian ini diharapkan dapat memberi cara pandang baru yang mendasari penelitian selanjutnya dalam menentukan strategi penataan dan pengelolaan kawasan yang berbasis morfologi lokal. Metode peneitlian yang digunakan adalah kuasi-kualitatif dengan pendekatan naturalistik. Karakter permukiman tepi air Manggar Baru memiliki kontras antara penataan kawasan yang bersifat formal dan berorientasi pada masa depan, serta lapisan sejarah yang ditandai dengan adanya peninggalan cagar budaya. Perubahan morfologi kawasan tergerak oleh adanya peristiwa-peristiwa penting dalam satu dekade terakhir yang menghasilkan jejak urban artifact. Hasil penelitian menunjukkan morfologi Permukiman Tepi Air Manggar Baru dipengaruhi oleh faktor-faktor industrialisasi dan urbanisasi kota Balikpapan, sosial budaya masyarakat transimgrasi serta pengaruh karakter alam yaitu sungai dan tepi sungai Manggar Besar.
T The Waterside Settlement of Manggar Baru has been the focus of Balikpapan city development initiatives in the last two decades. This area, which has been documented in the colonial maps since a century ago, has very rich historical layers, but studies or documents about its local morphological characteristics have not yet been found. This research aims to reveal the characteristics and factors that influence the morphology of the settlement and the processes of its transformations. This research is expected to provide a new perspective that could serve as the basis of further research as well as in composing future development strategies, based on the knowledge of local morphology. The research method used is quasi-qualitative with a naturalistic approach. It is revealed that the character of the waterside settlement is a contrast between the futuristic development strategies and its historical layers proofed by the existence of heritage objects. Transformations in the morphology of the settlement were triggered by critical events within the last century that leave traces of urban artifacts. The research concludes that the morphology of the settlement is influenced by industrialisation and urbanisation factors in relation to the greater Balikpapan city, social structure of the transmigrant’s community, as well as the natural land factors.