DETAIL KOLEKSI

Kajian desain bangunan bambu Desa Tembi ,Yogyakarta

2.0


Oleh : Budi Setiawan

Info Katalog

Nomor Panggil : 0026/T/2012

Subyek : Bamboo - Interior design

Penerbit : FSRD - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2012

Pembimbing 1 : Ahadiat Joedawinata

Pembimbing 2 : Yuke Ardhiati

Kata Kunci : backlogs, bamboo, emotional design, technology development

Status Posting : Published

Status : Tidak Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2012_TS_MDP_191090004_Halaman-judul.pdf
2. 2012_TS_MDP_191090004_Bab-1.pdf
3. 2012_TS_MDP_191090004_Bab-2.pdf
4. 2012_TS_MDP_191090004_Bab-3.pdf
5. 2012_TS_MDP_191090004_Bab-4.pdf

N Negara Indonesia menghadapi masalah besar dalam situasi perumahan.Kurangnya substansial perumahan, khususnya perumahan kualitatif yang memadaisesuai dengan kebutuhan material dan imaterial penduduk – atau yang dikenal dengansebutan “backlogs”. Peran bambu dalam konstruksi rumah telah substansial di manamanatumbuh secara alami, termasuk di Indonesia, di mana lebih dari 70% dariperumahan atau permukiman masyarakat menengah kebawah yang terbuat daribambu. Namun, teknologinya berasal dari tradisi keluarga turun temurun, masihsangat dasar dan sangat sederhana.Bambu memiliki banyak keuntungan meskipun yang telah menjadi alasanbagi negara-negara lain untuk berinvestasi dalam penelitian pada peningkatanteknologi konstruksi bambu untuk perumahan. Memanfaatkan pengalamanpengalamanyang diperoleh di negara-negara lain dan memperkenalkan teknologibaru, lebih tahan lama dan berkelanjutan, teknologi bambu di Indonesia sangatmungkin berkontribusi terhadap solusi dari masalah perumahan saat ini.Meskipun bambu dapat ditemukan diseluruh wilayah Indonesia, hal yangharus diperhatikan dalam pemakaian bambu pada bangunan adalah “emotionaldesign”. Desain yang diterapkan juga perlu memperhatikan budaya dan kebiasaanatau pola hidup masyarakat pengguna. Tentu saja gaya desain bangunan di SumateraBarat akan berbeda dengan di Jawa Barat. Begitu pula dengan kebiasaan dan carahidup masyarakatnya sehari-hari. Oleh sebab itu sosial budaya masyarakat akanberkolaborasi dengan estetika dalam pengkajian fenomena desain ini.Hasil sub-penelitian telah mengarah pada kesimpulan berikut. Ada beberapakendala utama menuju pengembangan teknologi yang dihasilkan dari pengaturannasional di Indonesia. Pada dasarnya, negara tidak memiliki dasar yang solid untukinisiatif tentang pengembangan teknologi. Kendala ini harus diatasi oleh waktu.Selain itu, setiap upaya nasional untuk investasi di Indonesia dapat membentukmasalah karena orang-orang ini mengambil posisi marjinal di negara ini. Untukpengembangan teknologi konstruksi bambu pada umumnya, sebuah kendala besarterbentuk oleh fakta bahwa bambu memiliki status rendah sebagai bahan bangunanuntuk rumah.

I Indonesia country faces major problems in the housing situation. Substantiallack of housing, particularly housing adequate qualitative accordance with thematerial and the immaterial - known as “backlogs”. The role of bamboo in houseconstruction has been substantial everywhere grow naturally, including in Indonesia,in which more than 70% of the housing or community settlement medium made ofbamboo. However, the technology comes from a family tradition for generations, isstill very basic and very simple.Bamboo has many advantages although that has been the reason for othercountries to invest in research on improving bamboo construction technologies forhousing. Utilizing the experiences gained in other countries and introduce newtechnologies, more durable and sustainable bamboo technology in Indonesia is likelyto contribute to the solution of the housing problem today.Although bamboo can be found all over Indonesia, the thing that must beconsidered in the use of bamboo in construction is "emotional design". Design thatapplied also need to consider the culture and habits of the users. Certainly, buildingsdesign style in West Sumatra will be different from the other one in West Java.Similarly, the customs and ways of life of everyday people. Therefore social-culturewill collaborate with the design aesthetic phenomenon in this study.The results of the sub-studies have led to the following conclusions. There areseveral major obstacles towards the development of technology resulting fromnational settings in Indonesia. Basically, the state does not have a solid base for thedevelopment of technology initiatives. This obstacle must be overcome by time. Inaddition, any national effort to invest in Indonesia to establish a problem as theseguys take a marginal position in the country. For the development of the bambooconstruction technology in general, a major obstacle formed by the fact that bamboohas a low status as building materials for houses.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?