Gambaran laju aliran saliva pada lansia : Kajian pada panti jompo di DKI Jakarta
S Saliva merupakan salah satu komponen penting yang ada di dalam rongga mulut dan memiliki banyak manfaat bagi tubuh. Proses penuaan adalah proses yang akan terns berlangsung dan tidak bisa dihentikan. Lansia mengalami banyak kemunduran fungsi sel dan jaringan akibat proses penuaan, yang bisa berdampak pada penurunan laju aliran saliva. Penurunan laju aliran saliva disebut hiposalivasi, akibat dari penurunan itu bisa memmbulkan gejala subjektif mulut kering atau xerostomia. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran laju aliran saliva pada lansia di wilayah DKI Jakarta. Jenis penelitian ini adalah deskriptif observasional dengan rancangan potong silang, yang dilakukan pada lansia berumur >60 di panti jompo di wilayah DKI Jakarta yang berjumlah 80 orang. Hiposalivasi bisa dinilai secara objektif menggunakan metode spitting dan gejala xerostomia dinilai secara subjektif menggunakan kuisioner. Hasil penelitian menunjukan sebanyak 42,5% sampel mengalami hiposalivasi, 71,3% sampel mengeluhkan xerostomia, serta 57,9% sampel yang mengeluhkan xerostomia juga mengalami hiposalivasi. Analisis chi-square digunakan untuk melihat hubungan antara xerostomia dengan hiposalivasi. Terdapat hubungan antara xerostomia dengan hiposalivasi (p<0,001). Dapat disimpulkan, sampel yang mengeluhkan xerostomia juga mengalami hiposalivasi.
S Saliva is one of the important components in the oral cavity and has many benefits for our body. The aging process is a continuoslv process which can not be stopped. In elderly people, the cells function was decerased regularly including the salivary gland. This process could lead to decrease in salivary flow rate which called hvposalivation. Hyposalivation caused a subjective symptom of dry mouth or xerostomia. The aim of this study is to describe salivary flow rate of elderly people in Jakarta The type of this study is descriptive observational with cross sectional design, conducted on elderly people aged >60 in nursing homes in Jakarta. Eighty samples were involved in this study. Hyposalivation were objectively assassed using spitting methode and xerostomia symptoms subjectively assessed using a questionnaire. The results showed 42.5% of the sample experienced hyposalivation, 71.3% of the samples complained of xerostomia, and 57.9% of samples experienced hyposalivation and xerostomia. Chi-square analysis was performed to see the relationship between xerostomia and hyposalivation. There was relationship between xerostomia and hyposalivation (p <0.001). As conculison, samples who complained xerostomia also experienced hyposalivation.