DETAIL KOLEKSI

Stress inkontinensia urin pada multigravida dan multipara


Oleh : Muhammad Riadi Triwidodo

Info Katalog

Nomor Panggil : S 1791

Penerbit : FK - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2021

Pembimbing 1 : Dian Mediana

Subyek : Urinary stress incontinence

Kata Kunci : stress urinary incontinence, woman, multigravida, multipara

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2021_TA_SKD_030001700080_Halaman-Judul.pdf 13
2. 2021_TA_SKD_030001700080_Pengesahan.pdf 1
3. 2021_TA_SKD_030001700080_Bab-1_Pendahuluan.pdf 2
4. 2021_TA_SKD_030001700080_Bab-2_Tinjauan-Literatur.pdf 11
5. 2021_TA_SKD_030001700080_Bab-3_Pembahasan.pdf 6
6. 2021_TA_SKD_030001700080_Bab-4_Kesimpulan.pdf 1
7. 2021_TA_SKD_030001700080_Daftar-Pustaka.pdf 6
8. 2021_TA_SKD_030001700080_Lampiran.pdf 1

I Inkontinensia urin adalah suatu proses keluarnya urin di luar kehendak tanpamemperhatikan frekuensi dan jumlahnya, sehingga menyebabkan masalahterhadap kebersihan diri dan gangguan sosial. Menurut National Kidney andUrologyc Disease Advisory Board di Amerika Serikat, jumlah penderitainkontinensia urin mencapai 13 juta orang dengan 85% diantaranya adalahperempuan. Jumlah ini sebenarnya masih sangat sedikit dari kondisi sebenarnya,sebab masih banyak kasus yang tidak dilaporkan. Berdasarkan penelitian yangdilakukan Sharfina R dkk dengan 191 subjek wanita berumur 20-59 di Jawa Baratdidapatkan prevalensi wanita menderita inkontinensia urin mencapai 19,9%.Wanita yang telah hamil dan melahirkan lebih dari satu kali dikatakan memilikirisiko mengalami stres inkontinensia urin setelah persalinan. Studi pada wanitahamil dengan stres inkontinensia urin ditemukan terdapat penurunan signifikanpada kekuatan otot dasar panggul dibandingkan dengan wanita hamil tanpa stresinkontinensia urin. Kelemahan otot dasar panggul menyebabkan mobilitas leherkandung kemih dan uretra, mengakibatkan kelemahan sfingter uretra. Saat wanitahamil batuk, bersin, tertawa, atau bergerak, tekanan intra-abdominal meningkat.Ketika tekanan di dalam kandung kemih lebih besar dari tekanan penutupanuretra, digabungkan dengan kelemahan dari sfingter uretra akan mengakibatkanstres inkontinensia urin.

U Urinary incontinence is a process of involuntary passing of urine regardless of thefrequency and quantity, thus causing problems with personal hygiene and socialdisorders. According to the National Kidney and Urologyc Disease AdvisoryBoard in the United States, the number of patients suffering from urinaryincontinence reaches 13 million, with 85% of them being women. This number isactually far from the actual condition, because there are still many cases that arenot reported. Based on research conducted by Sharfina R et al with 191 femalesubjects aged 20-59 in West Java, it was found that the prevalence of womensuffering from urinary incontinence reached 19,9%.Women who have been pregnant and given birth more than once are said to be atrisk of experiencing stress urinary incontinence after delivery. Studies in pregnantwomen with stress urinary incontinence found a significant reduction in pelvicfloor muscle strength compared with pregnant women without stress urinaryincontinence. Pelvic floor muscle weakness causes mobility of the bladder neckand urethra, resulting in weakness of the urethral sphincter. When a pregnantwoman coughs, sneezes, laughs, or moves, the intra-abdominal pressure increases.When the pressure inside the bladder is greater than the closure pressure of theurethra, combined with weakness of the urethral sphincter will result in stressurinary incontinence.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?