Efek antibakteri ekstrak daun mangrove (acanthus Ilicifolius) dengan tiga jenis pelarut terhadap bakteri enterococcus faecalis : in vitro
L Latar Belakang: Irigasi merupakan suatu tahapan membersihkan saluran akar secara total ketika dilakuakan PSA untuk mencegah terjadinya infeksi berulang. Peningkatan resistensi terhadap antibiotik dan efek samping penggunaan larutan irigasi berbahan kimia telah menuntun pencarian alternatif bahan herbal. Daun mangrove (Acanthus ilicifolius) diketahui mengandung senyawa bioaktif yang berpotensi sebagai bahan antibakterial yang efektif terhadap bakteri gram positif. Tujuan: Untuk mengetahui perbedaan efek antibakteri ekstrak daun mangrove Acanthus ilicifolius dengan pelarut metanol, etil asetat dan akuades terhadap bakteri Enterococcus faecalis. Metode: Daun Acanthus ilicifolius diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan pelarut metanol (polar), etil asetat (semi polar), dan akuades (non polar) kemudian diencerkan dalam konsentrasi 1,56%, 3,13%, 6,25%, 12,5%, dan 25%, kontrol positif klorheksidin 2% dan kontrol negatif akuades. Uji efektivitas ekstrak dilakuakan dengan metode dilusi dengan mencampurkan bakteri dan ekstrak masing-masing 20μl ke dalam sumur 96 well-plate lalu diinkubasi selama 24 jam, dilanjutkan dengan metode difusi dengan diinokulasikan sebanyak 5μl hasil dilusi pada plate berisi media agar, dan diinkubasi selama 24 jam. Jumlah koloni bakteri kemudian dihitung secara manual. Hasil: Ekstrak memiliki efek antibakteri terhadap bakteri Enterococcus faecalis, dilihat dari penurunan jumlah koloni bakteri dibandingkan dengan kontrol negatif, namun tidak lebih baik dari kontrol positif. Ekstrak dengan jumlah koloni terendah terdapat pada ekstrak dengan pelarut metanol konsentrasi 25%. Analisis data dilakukan dengan pengujian Kruskal Wallis. Kesimpulan: Tidak terdapat perbedaan efek antibakteri yang signifikan antara ekstrak dengan tiga jenis pelarut. Ekstrak dengan pelarut metanol konsentrasi 25% tidak dapat menggantikan klorheksidin 2%.
B Background: Irrigation is a stage to completely clean root canals when RCT is carried out to prevent recurrent infections. Increased resistance to antibiotics and the side effects of using chemical irrigation solutions have led to the search for alternative herbal ingredients. Mangrove leaves (Acanthus ilicifolius) are known to contain bioactive compounds that have the potential to be effective antibacterial agents against gram-positive bacteria. Objective: To determine the differences in the antibacterial effect of Acanthus ilicifolius mangrove leaf extract with methanol, ethyl acetate and aquades solvents against Enterococcus faecalis bacteria. Methods: The leaves of Acanthus ilicifolius were extracted with maceration method using methanol (polar), ethyl acetate (semi-polar) and aquades (non-polar) and then diluted in concentrations of 1.56%, 3.13%, 6.25%, 12,5%, and 25%, chlorhexidine 2% as positive control and aquades as negative control. The extract effectiveness test was carried out with dilution method by mixing bacteria and extract each 20μl into 96 well-plate wells then incubated for 24 hours, followed by the diffusion method by inoculating as much as 5μl of the dilution results on a plate containing agar medium, then incubated for 24 hours. The number of bacterial colonies was then counted manually. Results: The extract had an antibacterial effect against Enterococcus faecalis, seen from a decrease in the number of bacterial colonies compared to negative controls, but not better than positive controls. The extract with the lowest number of colonies was found in the extract with a 25% concentration of methanol solvent. Data analysis was performed using the Kruskal Wallis test. Conclusion: There is no significant difference in antibacterial effect between the extract with the three different solvents. The extract with a concentration of 25% methanol as a solvent could not replace 2% chlorhexidine.