Pengaruh ekastrak kulit pisang (musa paradisiaca) fraksi etanol dan etil, asetat terhadap zona hambat pertumbuhan zona hambat pertumbuhan staphylococcus aureus (laporan penelitian)
T Tanaman pisang (Musa paradisiaca) merupakan tanaman yang berasal dari kawasan Asia Tenggara dan banyak ditemukan di Indonesia. Umumnya, bagian pisang nangka yang dikonsumsi masyarakat adalah buahnya. Sedangkan, kulit pisang tidak dimanfaatkan secara optimal dan digunakan hanya sebagai pupuk atau dibuang. Padahal kulit pisang mempunyai kandungan zat antimikroba pada rongga mulut. Staphylococcus aureus merupakan bakteri gram positif dalam rongga mulut yang menyebabkan suppurative parotitis, angular cheilitis, dental abses, dan denture stomatitis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas ekstrak kulit pisang (M. paradisiaca) daya hambat bakteri fraksi etanol dan etil asetat terhadap pertumbuhan bakteri S. aureus yang dibiakan pada media agar Mueller-Hinton dengan metode difusi sumuran. Zona hambat dilakukan setiap 24 jam selama 48 jam dengan konsentrasi 5%, 10%, dan 15% fraksi etanol dan etil asetat, tetrasiklin 2%, klorheksidin 0.2%, dan akuades sebagai kontrol. Hasil pengukuran zona hambat ekstrak etanol 24 jam konsentrasi 5%, 10%, dan 15% secara berurutan adalah 12,14 mm, 16,25 mm, dan 17,01 mm. Sedangkan, fraksi etil asetat adalah 15,41 mm, 14,42 mm, dan 14,88 mm. Selanjutnya, hasil masing-masing pengukuran ekstrak etanol 48 jam sebesar 12,19 mm, 16,31 mm, 17,06 mm dan etil asetat dengan konsentrasi sama 15,46 mm, 14,47 mm, dan 14,93 mm. Dari hasil kedua fraksi menunjukkan hasil zona hambat terbaik adalah fraksi etanol pada konsentrasi 15% yang disimpulkan melalui hasil uji statistik one-way ANOVA menghasilkan nilai p<0.05, yang berarti terdapat pengaruh yang signifikan pada M. paradisiaca terhadap S. aureus. Diharapkan penelitian ekstrak kulit pisang dapat digunakan sebagai bahan tambahan obat-obatan dalam menghambat pertumbuhan S. aureus.
B Banana (Musa paradisiaca) is a plant that came from South East Asia and can be found in Indonesia. In general, the most consume part of banana is actually only the fruit. The peel is not used or optimized thoroughly and for the most only been used as fertilizer. Actually banana\'s peel has ingredients of microbes in mouth cavity. Staphylococcus aureus is a positive gram bacterium that could causes: suppurative parotitis, angular cheilitis, dental abses, and denture stomatitis. The aims of this study is to know the effectiveness of anti-bacteria in extracted banana\'s peel (M. paradisiaca) fraction ethanol and ethyl acetate towards the growth of S. aureus bacterium that\'s been culture by using medium Mueller-Hinton agar with agar diffusion method. An inhibition zone done every 24 hours for 48 hours with concentrated 5%, 10%, and 15% fraction ethanol and ethyl acetate, tetracycline 2%, chlorhexidine 0,2% and aquadest as control. Result of measuring an inhibition zone extract ethanol for 24 hours with concentrated 5%, 10%, and 15% respectively is 12,14 mm, 16,25 mm, and 17,01 mm. While fraction ethyl acetate have 15,41 mm, 14,42 mm, and 14,88 mm. The results of measurement of each extract ethanol for 48 hours is 12,19 mm, 16,31 mm, 17,06 mm and fraction ethyl acetate have 15,46 mm, 14,47 mm, dan 14,93 mm. The best results of an inhibition zone was shown by fraction ethanol with concentrated 15% that which is inferred by the statistics oneway ANOVA produce the value p<0.05, which means there is significant effect on M. paradisiaca towards S. aureus. This research expected the extract of the peel of bananas can be used as an additional ingredient drugs in inhibiting the growth of S. aureus.