Pengaruh jenis kelamin terhadap sick building syndrome pada pegawai perkantoran
L LATAR BELAKANG Produktivitas kerja seseorang dipengaruhi oleh banyak fakor, salah satunyakondisi lingkungan kerja. Jika kondisi lingkungan kerja kurang baik, makaseseorang dapat mengalami Sick Building Syndorme (SBS). SBS adalahkumpulan gejala yang dirasakan oleh seseorang akibat terpapar oleh lingkungansekitar yang tidak mendukung kesehatan dirinya. Ada teori yang beranggapanbahwa SBS terkait erat dengan jenis kelamin, namun ada juga yang menunjukkanhasil tidak terlalu bermakna. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untukmenentukan perbedaan besar resiko terjadinya SBS pada karyawan dan karyawatidi perkantoran. METODE Sampel diambil dari gedung kantor Kementerian Pendidikan dan KebudayaanJakarta, dengan jumlah sampel 110 orang laki-laki dan 110 orang perempuan.Sampel diambil secara consecutive random sampling. Responden diberikankuesioner mengenai kondisi kesehatan diri di kantor selama empat mingguterakhir. Perokok, memiliki riwayat asma, rinitis alergi, dan dermatitis alergi,serta bekerja kurang dari enam bulan dinyatakan sebagai eksklusi. HASIL Terdapat 63 laki-laki dan 85 perempuan yang positif mengalami SBS. Gejala SBSyang paling banyak diderita adalah kepenatan (fatigue) dengan 33%, sakit kepaladengan 22%, serta sulit berkonsentrasi dengan 10%. Ketiga gejala tersebuttermasuk dalam kelompok gejala neuropsikiatri, lalu dilanjutkan dengan iritasimukosal yaitu iritasi hidung, tenggorokan, hidung meler, dan tenggorokoan serak.Odd ratio didapatkan dari laki-laki dan perempuan didapatkan 2,537 (p = 0,002. KESIMPULAN Terdapar perbedaan besar resiko terjadinya SBS antara karyawan dan karyawatipada gedung perkantoran, dengan OR 2,537 (p = 0,002), yang menandakan bahwawanita lebih besar resiko terkena SBS sebanyak 2,537 kali dari pada laki-laki.
B BACKGROUND Productivity of work depends of many factors, which one of those isenvironmental condition of working place. If the environment is not supportive,one can get a Sick Building Syndrome (SBS). SBS is a group of symptoms thatcan be felt because one is affected by the unsupportive environment for onehealth. There are theories that consider that SBS is significantly related to thegender, but other shows result differently. Because of this different presumption,this researh is objected to determine differential risk between male and femaleofficial employee to the SBS. METHODS The sample was taken from the office of the Education and Cultural Gouverment,Jakarta, with total was 110 for male and 110 for female. The sample was taken byconsecutive random sampling. The respondents were given an questionnaire aboutself-health condition in last four weeks. The smokers, who have asthma, allergicrhinitis, and alergic dermatitis history, and also who have been worked less thansix months, were excluded. RESULTS There were 63 males and 85 females who suffer the SBS. The most common SBSsymptoms are fatigue (33%), headache (22%), and difficulty of concentration(10%). Those three symptoms are included into neuro-psychiatric symptoms.Then the less are mucous iritation, which are nasal iritation, throat iritation, runnynose, and sore throat. The odd ratio from male and female official employees is2,537 (p = 0,002). CONCLUSION There is a significant difference between male and female office employees to theSBS happening, with the OR 2,537 (p = 0,002), which means that women are2,537 times more risky to have SBS than men