Karakteristik mekanik beton geopolimer mutu tinggi dengan penggunaan superplasticizer dan retarder berbahan dasar fly ash
S Sebagai salah satu negara berkembang, populasi Indonesia meningkat dengan cepat. Karena populasi yang meningkat, kebutuhan akan sarana dan prasarana di Indonesia meningkat, terutama dalam bidang konstruksi seperti gedung, jalan, dan jembatan. Beton adalah bahan bangunan yang banyak digunakan di Indonesia. Penggunaan semen portland yang semakin meningkat dalam pembangunan infrastruktur berdampak negatif terhadap lingkungan. Beton geopolimer adalah campuran yang tidak menggunakan semen dan menggunakan bahan pengikat seperti fly ash. Sebagai alkali, sodium hidroksida dan sodium silikat digunakan dalam pembuatan beton geopolimer. Jumlah molaritas NaOH yang digunakan adalah 8M, dan perbandingan alkali antara NaOH dan Na2SiO3 adalah 1:2,5. Pengaruh tipe superplasticizer sikament HE 110, superplasticizer viscocrete 1050 HE dan retarder plastiment P-121R terhadap kuat tekan dan waktu ikat beton geopolimer adalah tujuan penelitian ini. Proses pemeriksaan dilakukan pada usia 7 dan 28 hari. Penelitian ini menggunakan fly ash tipe F dan menggunakan kadar penambahan sebesar 0,5%, 1%, 1,5%, dan 2% dari berat fly ash. Tetapi, dengan kadar superplasticizer dan retarder yang berlebihan mengakibatkan penurunan pada nilai kuat tekan beton geopolimer untuk fly ash tipe F. Sedangkan pada pengujian waktu ikat dengan bertambahnya/semakin tinggi persentase kadar dari superplasticizer dan retarder berpengaruh terhadap semakin lamanya durasi waktu ikat beton geopolimer. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kuat tekan beton geopolimer maksimum tercapai pada penambahan superplasticizer sikament HE 110 1% dengan nilai rata-rata 72,61 Mpa dan Hasil waktu ikatan akhir dengan waktu terlama pada beton geopolimer yakni dengan penambahan retarder plastiment P-121 R 2% dengan waktu 15 jam 17 menit.
A As one of the developing countries, Indonesia's population is growing rapidly. As the population increases, the need for facilities and supplies in Indonesia is increasing, especially in construction such as buildings, roads, and bridges. Concrete is a building material that is widely used in Indonesia. Increasing use of portland cement in infrastructure development has a negative impact on the environment. Geopolymer concrete is a mixture that does not use cement and uses bonding materials such as fly ash. As alkali, sodium hydroxide and sodium silicate are used in the manufacture of geopolymer concrete. The number of NaOH molarities used is 8M, and the alkaline ratio between NaOH and Na2SiO3 is 1:2,5. The influence of the type superplasticizer HE 110, superplasticizer viscocrete 1050 HE and retarder plastiment P-121R on the strong pressure and binding time of concrete geopolymers are the objectives of this research. The examination process is done at the age of 7 and 28 days. This study used F-type fly ash and used an addition rate of 0.5%, 1%, 1.5%, and 2% of the weight of fly ash. But, with excessive rates of superplasticizer and retarder resulting in a decrease in the strong pressure value of the geopolymers concrete to fly ash type F. In the adhesion time test, the increasing percentage of superplasticizers and retarders influenced the increased duration of geopolymers' concrete adhesions. The results of this study show that the strongest geopolymer concrete pressure is achieved with the addition of a superplasticizer HE 110 1% with an average value of 72.61 Mpa and the resulting binding time ends with the longest time on the geopolymer concrete namely with an addition of the retarder plastiment P-121 R 2% with a time of 15 hours 17 minutes.