DETAIL KOLEKSI

Pemetaan prasarana sanitasi air limbah setempat di kecamatan cengkareng, jakarta barat


Oleh : Fikri Alfian

Info Katalog

Penerbit : FALTL - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2024

Pembimbing 1 : Rositayanti Hadisoebroto

Pembimbing 2 : Sarah Aphirta

Kata Kunci : Sanitation, Open Defecation (OD), Septic Tank, Wastewater, Onsite System, Kapuk Village, Cengkareng

Saat ini file hanya dapat diakses dari perpustakaan.

Status : Lengkap

B BERDASARKAN DATA DARI BPS DAN DINAS SUMBER DAYA AIR (DSDA) PROVINSI DKI JAKARTA, AKSES SANITASI DI DKI JAKARTA PADA TAHUN 2022 MENCAPAI 94.4%, NAMUN MASIH TERDAPAT 5.6% YANG TERGOLONG DALAM KATEGORI BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN (BABS). PERMASALAHAN SANITASI, AIR MINUM, SAMPAH, DAN DRAINASE DI JAKARTA BARAT, KHUSUSNYA DI KECAMATAN CENGKARENG, MENYEBABKAN PENYAKIT WATERBONE DISEASE AIR LIMBAH SETEMPAT. KELURAHAN KAPUK DI KECAMATAN CENGKARENG MERUPAKAN DAERAH YANG PADAT DAN KUMUH DAN TIDAK TERMASUK DALAM ZONA PEMBANGUNAN JSS, MAKA PENELITIAN INI BERTUJUAN MENYELESAIKAN PERMASALAHAN SANITASI DI KELURAHAN KAPUK. TUJUAN DARI PERENCANAAN INI ADALAH MEREKOMENDASIKAN TEKNOLOGI SANITASI AIR LIMBAH SETEMPAT. PENELITIAN INI MENGGUNAKAN METODE PENGUMPULAN DATA MELALUI WAWANCARA, KUESIONER, DAN OBSERVASI LAPANGAN DI LIMA RW PRIORITAS: RW 03, RW 07, RW 08, RW 12, DAN RW 16 YANG MEMILIKI KEPADATAN TINGGI SERTA MEMILIKI TINGKAT BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN (BABS) YANG TINGGI (DIATAS 3% KASUS ODF). KUISONER DISAMPAIKAN PADA 100 ORANG RESPONDEN YANG SESUAI DENGAN PERHITUNGAN RUMUS SLOVIN. KONDISI SANITASI AIR LIMBAH DI KELURAHAN KAPUK TERGOLONG CUKUP BURUK KARENA 79% MASYARAKAT SUDAH MEMILIKI TANGKI SEPTIK, AKAN TETAPI TIDAK PERNAH MELAKUKAN PENYEDOTAN, BAIK 3 TAHUN ATAUPUN 5 TAHUN SEKALI, SEMENTARA ITU 21% WARGA YANG TIDAK MEMILIKI TANGKI SEPTIK SEHINGGA AIR LIMBAH DOMESTIK DIBUANG KE SALURAN TERBUKA. SISTEM SETEMPAT DIPILIH UNTUK MENGATASI PERMASALAHAN SANITASI AIR LIMBAH DENGAN MEMBANGUN TANGKI SEPTIK KOMUNAL. DIRENCANAKAN TANGKI SEPTIK SEBANYAK 533 UNIT SERTA PENINGKATAN PRESENTASE SANITASI SEBESAR 46% PADA RW 03, 310 UNIT PENINGKATAN PRESENTASE SANITASI SEBESAR 67% PADA RW 07, 328 UNIT PENINGKATAN PRESENTASE SANITASI SEBESAR 82% PADA RW 08, 248 UNIT PENINGKATAN PRESENTASE SANITASI SEBESAR 89% PADA RW 12, DAN 652 UNIT 33% PADA RW 16.

B Based on data from BPS and the DKI Jakarta Provincial Water Resources Agency (DSDA), sanitation access in DKI Jakarta in 2022 reached 94.4%, but there were still 5.6% who were categorized as Open Defecation (OD). The problems of sanitation, drinking water, waste, and drainage in West Jakarta, especially in Cengkareng District, cause local wastewater waterborne disease. Kapuk Village in Cengkareng District is a dense and slum area and is not included in the JSS development zone, so this study aims to solve sanitation problems in Kapuk Village. The purpose of this planning is to recommend local wastewater sanitation technology. This study uses data collection methods through interviews, questionnaires, and field observations in five priority RWs: RW 03, RW 07, RW 08, RW 12, and RW 16 which have high density and have high levels of Open Defecation (BABS) (above 3% BABS cases). The questionnaire was given to 100 respondents who were in accordance with the Slovin formula calculation. The condition of wastewater sanitation in Kapuk Village is quite bad because 83% of the community already has a septic tank, but has never been pumped out, either once every 3 years or 5 years, while 17% of residents do not have a septic tank so that domestic wastewater is discharged into open channels. The local system was chosen to overcome the problem of wastewater sanitation by building communal septic tanks. It is planned that there will be 533, 310, 328, 248, and 652 septic tanks for RW 03, RW 07, RW 08, RW 12 and RW 16, respectively. The increase in the percentage of sanitation ranges from 33% to 89% in the 5 RW.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?