P Penentuan karakteristik dari suatu reservoir merupakan parameter yang diperlukan dalam mendeskripsikan suatu reservoir. Salah satu cara yang dilakukan untuk mengetahui karakteristik dari suatu reservoir adalah dengan analisis tekanan transien yang kegiatannya dinamakan dengan Pressure Build Up Test. Nilai karakteristik pada analisis tekanan transien dapat ditinjau dari beberapa metode diantaranya Pressure Derivative dan Horner Plot. Parameter yang dapat diketahui dari Pressure Build Up Test berupa jenis reservoir, batas reservoir, tekanan reservoir, permeability thickness, permeabilitas, faktor skin, flow efficiency, radius investigasi, dan parameter lain seperti omega dan lambda untuk reservoir dual porosity serta laju alir maksimal minyak berdasarkan kurva Inflow Performance Relationship. Penelitian tugas akhir ini membahas mengenai analisis Pressure Build Up Test yang dilakukan pada Sumur X-1 dan Sumur X-2. Kedua sumur yang terletak di Lapangan Y, Kabupaten Tuban, Provinsi Jawa Timur tersebut letaknya berdekatan dan memiliki reservoir yang tersusun dari batuan karbonat. Data reservoir Sumur X-1 adalah viskositas minyak sebesar 0,4 cp, kompresibilitas sebesar 1,3ï‚´10-5, dan faktor volume formasi sebesar 1,7 bbl/stb. Sedangkan data petrofisik Sumur X-1 adalah ketebalan lapisan sebesar 54,2 ft, porositas sebesar 16,7%, dan jari-jari sumur sebesar 0,6 ft. Data reservoir Sumur X-2 adalah viskositas minyak sebesar 0,429 cp, kompresibilitas sebesar 1,3ï‚´10-5 dan faktor volume formasi sebesar 1,7 bbl/stb sedangkan data petrofisik Sumur X-2 adalah ketebalan lapisan sebesar 58,5 ft, porositas sebesar 17,5%, dan jari-jari sumur 0,6 ft. Analisis Pressure Build Up Test dilakukan dengan metode Pressure Derivative dan Horner Plot menggunakan software Ecrin dan metode manual dengan Ms. Excel. Berdasarkan analisis pada Sumur X-1 dan Sumur X-2 menunjukkan jenis reservoir dual porosity yang telah mencapai periode late time. Karakteristik formasi berdasarkan analisis pada Sumur X-1 adalah tekanan reservoir sebesar 2.629 psi, permeability thickness sebesar 8.200 mD.ft, permeabilitas sebesar 151 mD, total skin sebesar 3,7, flow efficiency sebesar 0,67, radius investigasi sebesar 3.088 ft, omega sebesar 0,002, lambda sebesar 2,61ï‚´10-7 sedangkan pada Sumur X-2 diperoleh karakteristik formasi yaitu tekanan reservoir sebesar 2.907 psi, permeability thickness sebesar 13.200 mD.ft, permeabilitas sebesar 226 mD, total skin sebesar 4,1, flow efficiency sebesar 0,63, radius investigasi sebesar 2.440 ft, omega sebesar 0,114 dan lambda sebesar 4,1 ï‚´ 10-6 . Berdasarkan analisis kurva IPR, laju alir maksimal minyak Sumur X-1 dan Sumur X-2 adalah sebesar 10.715 bpd dan 18.096 bpd. Apabila dilakukan stimulasi hingga kondisi faktor skin menjadi normal maka laju alir maksimal minyak Sumur X-1 dan Sumur X-2 dapat ditingkatkan menjadi 11.439 bpd dan 26.264 bpd.