DETAIL KOLEKSI

Perencanaan mechanical dewatering di instalasi produksi Pejompongan 1 Pam Jaya Jakarta


Oleh : Bramanto Geritno

Info Katalog

Penerbit : FALTL - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2008

Pembimbing 1 : Winarni

Pembimbing 2 : Asih Wijayanti

Subyek : Water treatment plant;Environmental engineering

Kata Kunci : mechanical dewatering, sludge trreatment, water treatment

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2008_TA_STL_08203033_Halaman-Judul.pdf
2. 2008_TA_STL_08203033_Bab-1.pdf 2
3. 2008_TA_STL_08203033_Bab-2.pdf
4. 2008_TA_STL_08203033_Bab-3.pdf
5. 2008_TA_STL_08203033_Bab-4.pdf
6. 2008_TA_STL_08203033_Bab-5.pdf
7. 2008_TA_STL_08203033_Bab-6.pdf
8. 2008_TA_STL_08203033_Bab-7.pdf
9. 2008_TA_STL_08203033_Daftar-Pustaka.pdf 1
10. 2008_TA_STL_08203033_Lampiran.pdf

I Instalasi Pengolahan Air (IPA) Pejompongan l Jakarta Pusat merupakan suatu instalasi penting di OKI Jakarta, karena di instalasi inilah pengolahan air minum dilakukan. Lumpur yang dihasilkan, berasal dari sisa basil operasi unit-unit proses pengolahan air minum, yaitu unit proses Accelator dan unit proses filter yang langsung dialirkan ke Sungai Krukut, sehingga menimbulkan sedimen di badan air dan menyebabkan pencemaran serta kenaikkan nilai padatan terlarut karena adanya kandungan zat kimia berupa alum atau tawas atau alumunium sulfat (Ali(S04)3) yang digunakan pada proses pengolahan air minum (Soemarwoto, 1991).Untuk mencegah hal-hal tersebut di atas, maka lumpur yang dihasilkan oleh instalasi pengolahan air minum IPA Pejompongan 1 Jakarta Pusat hams diolah terlebih dahulu dengan unit pengolahan lumpur untuk meminimasi lumpur ke TPA dan basil olahannya dapat dimanfaatkan untuk keperluan lain, misalnya digunakan melalui proses stabilisasi/solidifikasi untuk membuat paving block Metodologi yang digunakan dalam perenncanaan ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Dimulai dari l)C!lgumpulan dam; analisa data dan pemilihan unit pengolahanBerdasarlcan data sekunder air baku tli Kanai Tarum Barat tahun 2005 diperolehhubungan antara parameter TSS dan kekeruhan yaitu TSS = 1,72 NTU , dari analisa lumpur IPA diperoleh nilai spesifik gravitasi lumpur Accelator adalah 1,009 begitu juga nilai spesifik gravitasi lumpur Accelator dan peneuciah filter yaitu 1,009. Volume lumpur yang dihasilkan baik dari unit Accelator maupun unit filter berdasarkan pengukuran/ operasional sebesar 7986 m3/hari, sedangkan pada kondisi maksimum, sesuai berdasarkan kondisi NTU maksimum sebesar : 25753,32 m3/hariBiaya pembangunan dan pemeliharaan diharapkan serendah mungkin dengan mempertimbangkan ketersediaan lahan yang terbatas. Atas pertimbangan tersebut unit pengolahan yang digunakan pada perencanaan ini adalah wash waste basin sebagai bak ekualisasi, gravity thickener sebagai unit pemekatan, pressure filtration sebagai unit mechanical dewatering yang memberikan volume lumpur rata-rata menjadi 266 m3/hari, Anggaran yang dibutuhkan untuk pembangunan instalasi pengolahan lumpur IPA dengan kapasitas desain 2000 liter/detik adalah Rp. 20.034.830.000,-, dengan biaya investasi per tahunnya sebesar Rp. 388.991.500,-, biaya operasional total pertahunnya sebesar Rp 22.902.311.370,- ,dan biaya totalnya sebesar Rp. 369/m3 serta membutuhkan Iuas lahan seluas 10750 m2Mengingat pendangkalan yang terjadi di Kali Krukut, sebaiknya PT. PAL YJA Pejompongan I segera membangun instalasi pengolahan lumpur tersebut. Diharapkan dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap lumpur untuk proses stabilisasi/soliditikasi menjadi paving block, genting, dll. Filtrat basil dari pengolahan lumpur sebaiknya di resirkulasi sebagai air baku ke IPA, dan perlu dibuat bale prasedimentasi untuk mencegah lumpur berlebihan, sehingga dapat mengurangi biaya investasi dan operasi.

P Pejompongan I Jakarta Central Water Treatment Plant (IPA) is an important installation at OKI Jakarta, because it is at this installation that drinking water treatment is carried out. The resulting sludge originates from the residue from the operating units of the drinking water treatment unit, namely the Accelator process unit and the filter process unit which are directly flowed into the Krukut River, causing sediment in water bodies and causing pollution and increasing the value of dissolved solids due to the presence of substances chemicals in the form of alum or alum or aluminum sulfate (Ali (S04) 3) used in the drinking water treatment process (Soemarwoto, 1991). To prevent the foregoing, the sludge produced by the drinking water treatment plant Pejompongan 1 Jakarta The center must be processed in advance with a sludge treatment unit to minimize sludge to the landfill and its processed products can be utilized for other purposes, for example used through a stabilization / solidification process to make paving blocks. The methodology used in this plan uses a quantitative approach. Starting with l) C! Collection dams; data analysis and selection of processing units Based on secondary data of West Tarai West Tarli tli raw water obtained in 2005 the relationship between TSS parameters and turbidity is TSS = 1.72 NTU, from the IPA sludge analysis obtained the specific value of Accelator mud gravity is 1,009 as well as the specific value of Accelator sludge gravity and filter search is 1,009. The volume of sludge produced from both the Accelator unit and the filter unit based on measurement / operation is 7986 m3 / day, whereas in the maximum conditions, according to the NTU conditions a maximum of: 25753.32 m3 / day. Construction and maintenance costs are expected to be as low as possible taking into account the availability of land limited. Based on these considerations, the processing unit used in this plan is the wash waste basin as an equalization tank, gravity thickener as a concentration unit, pressure filtration as a mechanical dewatering unit that provides an average sludge volume of 266 m3 / day, the budget needed to construct a treatment plant IPA mud with a design capacity of 2000 liters / second is Rp. 20,034,830,000, - with an annual investment cost of Rp. 388,991,500, - the total annual operational cost is Rp. 22,902,311,370, - and the total cost is Rp. 369 / m3 and requires an area of ​​10750 m2. Given the silting that occurred in Krukut River, PT. PAL YJA Pejompongan I immediately built the sludge treatment plant. It is hoped that further research will be carried out on the sludge for the stabilization / solidification process into paving blocks, tiles, etc. The basil filtrate from sludge treatment should be recirculated as raw water to the WTP, and pre-experimentation bale needs to be made to prevent excess sludge, thereby reducing investment and operating costs.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?