Analisis dan evaluasi pengunaan aerated drlling pada sumur xt-r2/4 lapangan panas bumi xt
D Dalam pemboran panas bumi, sering dijumpai masalah dalam pemboran seperti hilang sirkulasi. Untuk mengurangi masalah tersebut, digunakan fluida pemboran aerasi. Fluida pemboran ini terdiri dari lumpur yang dicampur dengan udara dan foam. Fluida pemboran aerasi memiliki densitas yang lebih rendah dibandingkan dengan fluida pemboran biasa, yaitu sekitar 4 ppg – 6.95 ppg. Pada sumur XT-R2/4 digunakan dua jenis fluida pemboran aerasi, yaitu aerated mud yang digunakan pada kedalaman 1528 mMD – 1755 mMD dan aerated water yang digunakan pada kedalaman 1755 mMD – 1818 mMD. Pada sumur ini terjadi masalah serbuk bor tidak terangkat pada kedalaman 1580 mMD – 1586 mMD dan 1697 mMD – 1703 mMD. Setelah dilakukan perhitungan ukuran serbuk bor pada kedalaman tersebut cukup besar. Perhitungan evaluasi penggunaan aerated drilling pada sumur XT-R2/4 juga dilakukan untuk mengetahui apakah parameter pemboran yang digunakan seperti laju alir lumpur dan udara sudah cukup untuk mengangkat serbuk bor. Parameter yang digunakan untuk mengetahui apakah serbuk bor terangkat atau tidak adalah kecepatan fluida pemboran di annulus (Vann) dan kecepatan minimum pengangkatan serbuk bor (Vmin). Apabila Vann lebih besar dari Vmin, maka serbuk bor terangkat ke permukaan, apabila Vann lebih kecil dari Vmin, maka serbuk bor tidak terangkat ke permukaan. Optimasi dilakukan jika Vann lebih kecil dari Vmin atau Vann berhimpitan dengan V min, yaitu dengan meningkatkan laju alir lumpur dan udara yang digunakan.
I In geothermal drilling, loss circulation often encountered as the problem. To reduce these problem, aerated drilling fluid is used. Aerated drilling fluid consists of mud mixed with air and foam. Aerated drilling fluid has a lower density compared to regular drilling fluid, which is about 4 ppg – 6.9 ppg. On the well XT-R2/4, there were used two types of drilling fluid aeration, there are aerated mud used in the depth of the mMD 1528 – 1755 mMD and aerated water used at a depth of 1755 mMD – 1818 mMD. On the cutting is not lifted at a depth of mMD – 1580 1586 mMD 1697 and 1703 – mMD mMD. After the calculation, the estimated cutting size is quite large. Calculation of the evaluation of the use of aerated drilling on well XT-R2/4 are also carried out to determine if the drilling mud and air flow rate is enough to lift the cutting. The parameters used to determine whether or not the cutting lifted is the speed of the drilling fluid in annulus (Vann) and minimum speed to lift the cutting (Vmin). When Vann is larger than the Vmin, then the cutting lifted to the surface, when Vann was smaller than the Vmin, then the cutting is not lifted to the surface. Optimization is performed if Vann is less than Vmin or Vann is close to Vmin, by increasing the flow rate of the mud and air.