Analisis rasionalisasi pos hujan das dodokan dengan perbandingan metode kagan rodda dan kriging berdasarkan kerapatan wmo
D DAS Dodokan merupakan daerah aliran sungai terbesar pada wilayah sungai Lombok. Dari hasil analisis rasionalisasi menggunakan metode Kagan Rodda dan Krigging berdasarkan standar kerapatan WMO diperoleh tiga skenario. Skenario pertama pada Metode Kaggan Rodda menghasilkan lima stasiun hujan eksisting yang dimana satu stasiun hujan memiliki luas daerah pengaruh yang lebih rapat dibandingkan kerapatan jaringan minimum WMO dan pada Metode Kriging menghasilkan dua stasiun hujan yang memiliki data curah hujan yang cenderung sama. Skenario kedua pada Metode Kaggan Rodda menghasilkan lima stasiun hujan relokasi yang dimana satu stasiun hujan memiliki luas daerah pengaruh yang lebih rapat dibandingkan kerapatan jaringan minimum WMO dan pada Metode Kriging menghasilkan dua stasiun hujan yang memiliki data curah hujan yang cenderung sama. Selanjutnya skenario ketiga pada Metode Kaggan Rodda menghasilkan penambahan enam dan delapan stasiun hujan yang dimana dalam penambahan enam stasiun hujan terdapat empat stasiun hujan memiliki luas daerah pengaruh yang lebih rapat dibandingkan kerapatan jaringan minimum WMO dan pada penambahan delapan stasiun hujan terdapat tujuh stasiun hujan memiliki luas daerah pengaruh yang lebih rapat dibandingkan kerapatan jaringan minimum WMO. Pada Metode Kriging skenario tiga penambahan enam stasiun hujan menghasilkan tiga stasiun hujan yang memiliki data curah hujan yang cenderung sama dan pada penambahan delapan stasiun hujan menghasilkan 2 stasiun hujan dan 3 titik baru stasiun hujan yang memiliki data curah hujan yang cenderung sama.
T The Dodokan watershed is the largest river basin in the Lombok river region. From the results of rationalization analysis using the Kagan Rodda and Krigging methods based on WMO density standards, three scenarios were obtained. The first scenario using the Kaggan Rodda Method produces five existing rain stations where one rain station has an area of influence that is denser than the WMO minimum network density and the Kriging Method produces two rain stations which have rainfall data that tends to be the same. The second scenario using the Kaggan Rodda Method produces five relocated rain stations where one rain station has an area of influence that is denser than the WMO minimum network density and the Kriging Method produces two rain stations that have rainfall data that tends to be the same. Furthermore, the third scenario in the Kaggan Rodda Method results in the addition of six and eight rain stations, where in the addition of six rain stations there are four rain stations that have an area of influence that is denser than the WMO minimum network density and in the addition of eight rain stations there are seven rain stations that have an area of influence. denser influence than the WMO minimum network density. In the Kriging Method scenario three, the addition of six rain stations produces three rain stations that have rainfall data that tend to be the same and the addition of eight rain stations produces 2 rain stations and 3 new rain stations that have rainfall data that tend to be the same.