Evaluasi kinerja gedung kantor eksisting studi kasus 6 lantai dengan sistem struktur flate plate berdasarkan asce 41-17
I Indonesia adalah salah satu negara dengan frekuensi kejadian gempa yang cukup tinggi yang dapat berdampak pada bangunan-bangunan dan infrastruktur. Seiring pembaharuan kode peraturan, tingkat faktor keamanan dalam perancangan bangunan akan semakin tinggi seperti penggunaan bahaya seismik yang semakin besar dalam perancangan bangunan baru. Selain itu beban gempa dapat membuat kinerja struktur flate plate menurun sampai terjadi keruntuhan. Oleh karena itu dalam penelitian ini, gedung kantor eksisting studi kasus dengan sistem struktur flate plate yang telah dibangun pada tahun 1998 akan dilakukan evaluasi seismik berdasarkan ASCE 41-17 untuk mengetahui apakah kinerja bangunan masih memiliki keamanan.RSNI 2023 “Evaluasi dan Rehabilitasi Seismik untuk Bangunan Gedung Eksisting†merupakan peraturan yang mengadopsi identik peraturan ASCE41-17. Gedung kantor eksisting dievaluasi pada level kinerja Collapse Prevention pada bahaya seismik BSE-2E (periode ulang 975 tahun) melalui tiga tahapan prosedur yaitu tier 1, tier 2 dan tier 3 dengan dua cara analisis yaitu prosedur statik linear dan prosedur statik nonlinear (pushover). Hasil evaluasi didapatkan bahwa gedung kantor eksisting dapat mencapai level kinerja yang ditetapkan, namun tetap ada beberapa komponen struktur balok dan kolom yang mengalami kegagalan.
I Indonesia is one of the countries with a high frequency of earthquakes which can have an impact on buildings and infrastructure. As design codes update, the level of safety factors in building design will become higher as will the greater use of seismic hazards in the design of new buildings. Moreover, earthquake loads can cause the performance of flat plate structures to decrease until they collapse. Therefore, in this research, a case study of the existing office building with a flat plate structural system that was built in 1998 will undergo a seismic evaluation based on ASCE 41-17 to determine whether the building\'s performance still has safety limit.RSNI 2023 \"Evaluasi dan Rehabilitasi Seismik untuk Bangunan Gedung Eksisting\" is a code that adopts the identical ASCE41-17. The existing office building was evaluated at the Collapse Prevention performance level for the BSE-2E seismic hazard (975 year of return period) through three procedural stages, tier 1, tier 2 and tier 3 with two methods of analysis, namely a linear static procedure and a nonlinear static procedure (pushover). The evaluation results showed that the existing office building could reach the specified performance level, but there were still several beam and column structural components that overstressed.