Pengaruh teknik agitasi dengan peningkatan suhu natrium hipoklorit terhadap kelarutan jaringan pulpa sapi (Laporan Penelitian)
L Latar Belakang: Irigasi saluran akar merupakan salah satu faktor yang palingmenentukan keberhasilan perawatan saluran akar. Natrium hipoklorit (NaOCl)adalah larutan yang paling umum digunakan sebagai larutan irigasi saluran akar.NaOCl konsentrasi tinggi (5%) dapat menyebabkan iritasi jaringan periradikulardan mukosa apabila terjadi ekstrusi. NaOCl konsentrasi rendah dengan peningkatansuhu dan teknik agitasi dapat mengurangi risiko iritasi. Tujuan: Mengevaluasipengaruh teknik agitasi dengan peningkatan suhu natrium hipoklorit terhadapkemampuan melarutkan jaringan pulpa sapi. Metode Penelitian: Dua puluh limajaringan pulpa gigi insisivus rahang bawah sapi (n=5 per kelompok) ditimbang dandiletakan kedalam tabung Eppendorf yang mengandung larutan: NaCl 0,9%;NaOCl 5% 25°C; NaOCl 5% 60°C. Kelompok 1 NaCl 0,9% sebagai kontrol.Kelompok 2 NaOCl 5% 25°C dengan agitasi sonik. Kelompok 3 NaOCl 5% 60°Cdengan agitasi dengan sonik. Kelompok 4 NaOCl 5% 25°C dengan agitasiultrasonik. Kelompok 5 NaOCl 5% 60°C dengan agitasi ultrasonik. Laju kelarutanjaringan pulpa dihitung dengan membagi massa jaringan pulpa yang larut (mg) persatuan waktu (detik). Hasil: Kelompok 5 NaOCl 5% pada 60°C dan diagitasidengan ultrasonik menunjukkan hasil yang paling baik dalam melarutkan jaringanpulpa. Kesimpulan: Tidak terdapat perbedaan bermakna dari peningkatan suhunatrium hipoklorit terhadap kelarutan jaringan pulpa sapi, namun terdapatperbedaan bermakna dari teknik agitasi sonik dan ultrasonik terhadap kelarutanjaringan pulpa sapi.
B Background: Root canal irrigation is one of the most determining factors thateffect the success of a root canal treatment. Natrium hipoklorit (NaOCl) is mostcommonly used root canal irigant, which in high concentration (5%) increase therisk of irritation to the periradicular tissues and oral mucosa if extrusion occurs.Low concentration NaOCl with increased temperature and agitation techniquespossibility could reduce the risk of irritation. Aim: To evaluate the effect ofagitation techniques with the increased temperature of natrium hypochlorite onbovine pulp tissue dissolution capacity. Research Methodology: Twenty-five pulptissues of bovine mandibular incisors (n=5 per group) were weighed and thenplaced individually in eppendorf test tubes containing the following irrigants: NaCl0,9%; NaOCl 5% 25°C; NaOCl 5% 60°C. Group 1 NaCl 0,9% received no furthertreatment. Group 2 NaOCl 5% 25°C agitated with sonic. Group 3 NaOCl 5% 60°Cagitated with sonic. Group 4 NaOCl 5% 25°C agitated with ultrasonic. Group 5NaOCl 5% 60°C agitated with ultrasonic. Dissolution speed was calculated bydividing the difference between initial pulp weight and after treatment pulp weight(mg) by the period of time (sec). Result: NaOCl 5% 60°C and agitated withultrasonic group showed the best result at dissolving pulp tissue. Conclusion:Increased temperature of natrium hypochlorite showed no significant differencetowards bovine pulp tissue dissolution, while sonic and ultrasonic agitationtechnique showed significant difference towards bovine pulp tissue dissolution.