DETAIL KOLEKSI

Hubungan tinggi hak sepatu dengan keluhan low back pain pada pramuniaga perempuan


Oleh : Andhika Rezky B

Info Katalog

Nomor Panggil : S 715

Penerbit : FK - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2016

Pembimbing 1 : Meiyanti

Subyek : Low back pain - High heels;Lower back pain - Duration of work

Kata Kunci : low back pain, disability, high heels, female clerk

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2016_TA_KD_03012016_Halaman-judul.pdf
2. 2016_TA_KD_03012016_Bab-1-Pendahuluan.pdf
3. 2016_TA_KD_03012016_Bab-2-Tinjauan-literatur.pdf
4. 2016_TA_KD_03012016_Bab-3-Kerangka-konsep.pdf
5. 2016_TA_KD_03012016_Bab-4-Metode.pdf
6. 2016_TA_KD_03012016_Bab-5-Hasil.pdf
7. 2016_TA_KD_03012016_Bab-6-Pembahasan.pdf
8. 2016_TA_KD_03012016_Bab-7-Kesimpulan.pdf
9. 2016_TA_KD_03012016_Daftar-pustaka.pdf
10. 2016_TA_KD_03012016_Lampiran.pdf

P Prevalensi LBP di Indonesia terus meningkat, dimana tidak ditemukan penyebab spesifik yang dapat diidentifikasi. Fakta menunjukkan bahwa sebagian besar LBP disebabkan oleh masalah okupasional dibanding penyakit organik. Salah satunya adalah penggunaan sepatu hak tinggi. Selain memiliki fungsi estetik, sepatu hak tinggi juga memiliki dampak negatif bagi kesehatan. Desain studi penelitian secara observasional analitik dengan pendekatan potong lintang yang diikuti oleh 123 pramuniaga perempuan di salah satu plaza di daerah Cengkareng Jakarta Barat, selama bulan November hingga Desember 2015. Pengumpulan data dengan melakukan wawancara yang meliputi karakteristik subjek, riwayat keluhan low back pain (LBP), pengukuran tinggi hak sepatu, dan data antropometri. Pengukuran keluhan LBP menggunakan Visual Analog Scale, sedangkan derajat disabilitas menggunakan Oswestry Low Back Pain Disability Questionnaire. Analisis data menggunakan uji Fisher dengan tingkat kemaknaan p<0,05 software SPSS for Windows versi 21.HASILMayoritas pramuniaga berusia antara 20-25 tahun dengan status gizi normal dan menggunakan tinggi hak sepatu 5-7 cm lebih dari 1 tahun. Sebesar 68% mengeluhkan nyeri pada punggung bawah (LBP), dimana 11% dari subjek didapatkan suspek disabilitas akibat keluhan LBP. Tinggi hak sepatu tidak berhubungan dengan keluhan LBP, akan tetapi masa kerja pramuniaga berhubungan dengan adanya keluhan LBP ( p=0,000). Pramuniaga perempuan, terutama yang telah bekerja ≥ 1 tahun dan menggunakan hak tinggi ≥ 5 cm, dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan berkala LBP untuk mencegah terjadinya dampak lebih lanjut.

L LBP prevalence in Indonesia continues to increase, where no specific causes can be identified. The facts show that most LBP is caused by occupational problems compared to organic diseases. One of them is the use of high heels. Besides having an aesthetic function, high heels also have a negative impact on health. Observational analytic study design with a cross-sectional study was followed by 123 female salespeople at one of the plazas in the Cengkareng area of ​​West Jakarta, from November to December 2015. Data collection was conducted by conducting interviews covering the characteristics of the subject, history of complaints of low back pain (LBP ), shoe height measurement, and anthropometric data. The measurement of LBP complaints using the Visual Analog Scale, while the degree of disability uses the Oswestry Low Back Pain Disability Questionnaire. Data analysis used the Fisher test with a significance level of p <0.05 SPSS for Windows version 21 software. SUCCESS The majority of salespeople were between 20-25 years old with normal nutritional status and used 5-7 cm of heels over 1 year. 68% complained of lower back pain (LBP), of which 11% of the subjects had disability suspicion due to LBP complaints. High heels are not related to LBP complaints, but the salesperson's working period is associated with LBP complaints (p = 0,000). Female salespeople, especially those who have worked ≥ 1 year and use high rights ≥ 5 cm, are encouraged to conduct LBP periodic checks to prevent further impacts.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?