DETAIL KOLEKSI

Kajian proses biosorpsi mikroba hasil fermentasi beer terhadap logam berat arsen melalui pendekatan isoterm

5.0


Oleh : Clara Sofiana Primartuti

Info Katalog

Nomor Panggil : TATL.00271

Penerbit : FALTL - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2000

Pembimbing 1 : Widyo Astono

Pembimbing 2 : Bambang Sunarko

Subyek : Microbial biosorption process - Isothermic approach

Kata Kunci : heavy metal, beer fermentation, arsenic.

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2000_TA_STL_08297012_Halaman-Judul.pdf 14
2. 2000_TA_STL_08297012_Bab-1.pdf
3. 2000_TA_STL_08297012_Bab-2.pdf
4. 2000_TA_STL_08297012_Bab-3.pdf
5. 2000_TA_STL_08297012_Bab-4.pdf
6. 2000_TA_STL_08297012_Bab-5.pdf
7. 2000_TA_STL_08297012_Daftar-Pustaka.pdf
8. 2000_TA_STL_08297012_Lampiran.pdf

L Logam berat mempunyai sifat yang sangat berbahaya bagi lingkungan maupun bagi kesehatan manusia. Arsen merupakan salah satu contoh logam berat yang mempunyai sifat toksik. Efek yang dapat ditimbulkan arsen pada kesehatan manusia adalah merusak kelenjar -kelenjar tubuh, mengganggu pernapasan, dapat juga mengakibatkan cardiovascular (gangguan pada jantung). Oleh karena hal itu tersebut, maka perlu penanganan khusus dalam mengurangi bahkan menghilangkan logam berat arsen, terutama di perairan. pada umumnya penyisihan logam berat dilakukan dengan cara oksidasi-reduksi, pertukaran ion maupun dengan cara penguapan. Pada penelitian ini diberikan suatu alternatif pengolahan logam berat, khususnya arsen yang perlu dikembangkan yaitu dengan cara biosorpsi. Tujuan dari penelitian ini adalah memenfaatkan limbah untuk mengurangi limbah logam berat terutama yang berada di perairan. Biosorpsi adalah ikatan antara anion dan kation melalui pertukaran ion pada biomassa hidup atau mati. Secara prinsip, biosorpsi adalah suatu proses yang memenfaatkan mikroba sebagai biosorben untuk mengakumulasikan berbagai logam berat. Mikroba yang digunakan dalam penelitian ini adalah mikroba hasil fermentasi beer dan dalam kondisi mikroba hidup dan mati. dalam menentukan konsentrasi yang paling optimum untuk pertumbuhan mikroba hidup adalah sebagai berikut : mikroba ditumbuhkan pada media yang mengandung arsen, dan memberikan hasil sebagai berikut : konsentrasi yang paling optimum untuk pertumbuhan mikroba berada pada konsentrasi 30 mg/l dengan densitas sebesar 3,875 mg/g, lebih dari konsentrasi 30 mg/l mikroba akan terhambat bahkan mati, hal ini mungkin saja disebabkan karena larutan arsen masuk ke dalam sel mikroba, sehingga mikroba terhambat pertumbuhannya atau bahkan mati. Proses masuknya substansi yang dikumpulkan (dalam hal ini arsen) de dalam sel biosorben disebut absorpsi, sedangkan untuk mengetahui proses biosorpsi pada mikroba hidup, menunjukkan data sebagai berikut: konsentrasi yang didapat oleh mikroba adalah 100 mg/l dengan densitas adsorpsi sebesar 3,268 mg/g, efisiensi penyisihan sebesar 38,56%. hal ini mengindikasikan bahwa pada suatu proses biosorpsi, luas permukaan sangat mempengaruhi densitas adsorpsi, semakin banyak mikroba hidup yang digunakan, semakin besar luas permukaan mikroba untuk melakukan penyisihan arsen. dalam menentukan kondisi optimum proses biosorpsi dengan menggunakan mikroba mati sebagai biosorben, dilakukan dengan berbagai variasi kondisi, yaitu konsentrasi, berat biomassa, lamanya waktu kontak dan pH larutan. Dari penelitian ini diperoleh kondisi sebagai berikut: Konsentrasi 100 mg/l; berat biomassa 1 gram; lamanya waktu kontak 300 menit dan pH larutan 7-9.hasil penelitian yang diperoleh diaplikasikan dalam isotern yang berlaku, dengan tujuan untuk mengetahui daya serap dari biosorben. Isotern yang digunakan adalah isotern Freundlich dan isoterm Langmuir. Berdasarkan data yang dihasilkan, mikroba mati dan hidup mengikuti isoterm Langmuir, karena memberikan koefisien yang mendekati 1. Untuk mikroba hidup koefisien korelasi 0,9808 dengan persamaan : 1/(x/m)= 1/0,058 + 1/(1,97 x 10(-6)) (0,058)c atau 1/(x/m) = 17,24 + 8741,5/c, sedangkan untuk mikroba mati koefisien korelasi sebesar 0,9905 dengan persamaan : 1/(x/m) = 1/1,135 x 10(-4) + 1/(0,0018) (1,135 x 10(-4))c atau 1/(x/m) = 8810,57 -486442/c. Sehingga dengan demikian berdasrkan isoterm yang berlaku dapat disimpulkan bahwa mikroba hasil fermentasi beer hidup atau mati dapat berfungsi sebagai penyisih logam berat arsen.

H Heavy metal is very hazardous for environment even for human health. Arsenic for example is the one of the toxic heavy metal. The effects that can caused by arsenic for human health is destruction of glands inside human's body, breathing disturbance, even cardiovascular. because of that, it needs a special treatment for reducing even more removing arsenic, especially in aquatic zone. generaly, heavy metal removal is performed through oxidation-reduction, ion exchange include vaporization. This research gives an alternative of heavy metal treatment especially arsenic that's need to bee developed in biosortion way. This research is aimed to take an advantage of waste to reduce heavy metal especially in aquatic zone. Biosorption is a bounding between anion and cation through the ion exchange at live or death biomassa. Principally, biosorbtion is the process that using microbes as a biosorbant to accumulate any heavy metal. Microbes that have been used in this research is the microbes that have been produced by beer fermentation and in any condition life or death. Some steps that have to be executed to determine an optimum concentration for microbes growth. First, a microbe that's planted on media contains arsenic give the result : optimum concentration for microbes growth is 30 mg/l with adsorption density on 3.875 mg/g. over than 30 mg/l concentration, microbes will be obstructed even death. This because an arsenik liquid that penetrated into the microbes cell can obstruct even kill the microbes. this process is called absorption. The following data shows that the optimum concentration that can be absorbed by microbes is 100 mg/l with 3.268 mg/g of adsorb density and removal efficiency is 38.56%. This indicates that in the biosorption process, are of surface is effect on adsorption density, more life microbes are used, more microbes surface area can perform the arsenic removal. To determine the optimum condition in biosrption process using the death microbes as biosorbent, some research have been conducted in a varios condition such as concentration, biomass weight, and duration of contact an liquid pH. this research achieved an optimum condition on 100 mg/l of concentration ; 1 gram of biomass weigh; duration of contact in 300 minutes and liquid pH at 7-9. The result of research is applied in valid isothem, which aimed to yield absorption capacity from biosorbant. the isoterms that are applied here are Freundlich's Isoterm and Langmuir's Isoterm. Based on achieved data, Langmuir's Isoterm gave as less correlation coefficient, so that biosorbant is considered has an adequate efficiency for arsenic removal usage. Correlation coefficient that had given by Langmuir Isoterm on life microbe is 0,9808, whereas on the death microbe, correlation coefficient is 0.9905. Eventually the conclution of this research is life or death microbe can be functioned as an arsenic heavy metal remover based on valid isoterm.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?