Terapi nonbedah pada pasien carpal tunnel syndrome: Scoping review
S Sindrom terowongan karpal merupakan gangguan muskuloskeletal yang berdampak pada penurunan produktivitas kerja, kualitas hidup, peningkatan biaya kesehatan. dan pensiun dini. Dokter gigi memiliki risiko tinggi menderita CTS karena profesinya berkaitan erat dengan faktor risiko CTS yang dibuktikan dengan tingginya prevalensi CTS pada dokter gigi di seluruh dunia. Maka, pasien CTS memerlukan tempi untuk mengembalikan fungsi fisik maupun mental. Tempi nonbedah menjadi pilihan pertama perawatan CTS yang meliputi tempi medikamentosa dan nonmedikamentosa yang bertujuan untuk perbaikan fungsi tangan dan keparahan gejala yang dialami oleh pasien CTS. Tujuan: Untuk merangkum dan menyampaikan berbagai penelitian mengenai efektivitas tempi nonbedah pada pasien CTS. Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional deskriptif melalui scoping review dengan pengambilan data menggunakan database PubMed dan Google Scholar untuk mencari jumal relevan dengan metode telusur pustaka. Metode telusur pustaka yang digunakan adalah PCC (population concept context) dan menggunakan PRISMAÂ ScR sebagai pedoman dalam proses scoping review. Hasil: Diperoleh 19 jumal yang termasuk ke dalam kriteria inklusi yang terdiri dari: splinting (n=2), injeksi steroid lokal (n=2), neuromobilisasi nervus medianus (n=2), diacutaneous fibrolysis (n=l), dan jumal yang menguji dan membandingkan kombinasi tempi nonbedah atau lebih dari satu tempi nonbedah (n=12). Pada 19 jumal tersebut, tempi nonbedah terbukti memberikan manfaat signifikan bagi pasien CTS. Kesimpulan: Tempi nonbedah terbukti efektif bagi pasien CTS dan memiliki beberapa manfaat, yaitu mengurangi nyeri, perbaikan parameter elektrofisiologi, meningkatkan kemampuan fungsional tangan, mengurangi keparahan gejala, dan perbaikan kualitas hidup.
C Carpal Tunnel Syndrome (CTS) is a musculoskeletal disorder with significant implications for decreased work productivity, reduced quality of life, increased healthcare costs, and potential early retirement. Dentists face a heightened risk of developing CTS due to the close association of their profession with documented risk factors, as evidenced by the elevated prevalence of CTS among dental practitioners worldwide. Consequently, CTS patients require therapy to restore both physical and mental functions. Non-surgical therapy, incorporating both medicamentous and non-medicamentous approaches, emerges as the primary choice for CTS treatment, aiming to improve hand function and alleviate symptom severity. Objective: To summarize and present various studies on effectiveness of non-surgical therapy in CTS patients. Method: This observational descriptive study employed a scoping review methodology with data collected from PubMed and Google Scholar databases through literature search methods. The literature search followed the Population-Concept-Context (PCC) method and adhered to PRISMA ScR guidelines. Results: Nineteen journals meeting the inclusion criteria were identified, comprising: splinting (n=2), local steroid injections (n=2), median nerve neuromobilization (n=2), diacutaneous fibrolysis (n=l), and journals examining and comparing combinations of non-surgical therapies or more than one non surgical therapy (n=12). These studies demonstrated that non-surgical therapies provided significant benefits for CTS patients. Conclusion: Non-surgical therapy has proven to be effective for CTS patients, offering benefits such as pain reduction, improvement in electrophysiological parameters, enhanced functional hand capabilities, reduced symptom severity, and improved quality of life.