Perancangan model pengukuran beban kerja mental menggunakan fuzzy nasa-tlx pada pramudi Transjakarta Koridor II dan III
T Transjakarta adalah salah satu sistem Bus Rapid Transit (BRT) dengan menggunakan jalur khusus agar meminimalisir kemacetan di DKI Jakarta. Sejak beroperasi pada 2004, Transjakarta menghadapi permasalahan tingginya tingkat kecelakaan lalu limas. Penyebab kecelakaan diantaranya adalah kurangnya kesadaran pengguna jalan raya akan disiplin lalu lintas dan faktor kelalaian pramudi (pengemudi Transjakarta) yang juga menjadi salah satu penyebab kecelakaan Transjakarta. Pramudi Transjakarta meiniliki tuntutan pekerjaan yang diharuskan untuk waspada dan memiliki konsentrasi yang tinggi karena berada pada jalur khusus. Hal tersebut memungkinkan para pramudi untuk memiliki beban kerja mental yang dapat menimbulkan kelalaian berkendara. Penelitian bertujuan untuk merancang model pengukuran beban kerja mental dan melakukan pengukuran beban kerja mental pramudi bus Transjakarta. Penelitian 1171 dilakukan dalam jangka waktu 6 bulan dan difokuskan pada koridor II dan _II Tahap pertama dilakukan perai angan model pengukuran beban mentaldengan menggunakan Fuzzy NASA-TLX yang ter mental melalui kuisioner fuzzy perbandingan FIS (Fuzzy Inference System) untuk 77 kerja inental pramudi dilakukan dirancang, dan pengukuran dilak koridor II dan 29 pramudi koridtiolliggelqah di cliketahui bahwa untuk koridor II, 88% pramu memiliki beban kerja mental sedang, 9% memiliki beban kerja niental tinggi dan 3% memiliki beban kerja mental rendah. Kemudian untuk koridor III, 83% pramudi memiliki beban kerja mental sedang dan 17% pramudi memiliki beban kerja mental tinggi. Maka dapat disimpulkan bahwa pramudi koridor II dan III sama-sama memiliki beban kerja mental dengan kategori sedang, sehingga tidak ada perbedaan antara keduanya.i dari pembobotan dimensi beban kerja elanjutnya dilakukan perancangan mental. Pengukuran beban NASA-TLX yang sudah terdiri dari 33 pramudi an beban kerja mental
T Transjakarta is one of the Bus Rapid Transit (BRT) systems using special lanes to minimize congestion in DKI Jakarta. Since operating in 2004, Transjakarta has faced the problem of a high rate of traffic accidents. The causes of accidents include the lack of awareness of road users about traffic discipline and the negligence of the driver (Transjakarta driver) which is also one of the causes of Transjakarta accidents. Transjakarta drivers have job demands that require them to be alert and have high concentration because they are on a special route. This allows drivers to have a mental workload that can lead to negligence in driving. The research aims to design a mental workload measurement model and to measure the mental workload of Transjakarta bus drivers. The 1171 study was conducted over a period of 6 months and focused on corridors II and II. The first stage was to develop a mental load measurement model.by using Fuzzy NASA-TLX which was mentalized through a fuzzy questionnaire comparison of FIS (Fuzzy Inference System) for 77 internal driver work carried out and designed, and measurement of corridor II and 29 students in corridor II it was found that for corridor II, 88% of the driver had a mental workload. moderate, 9% have high mental workload and 3% have low mental workload. Then for corridor III, 83% of the female drivers have a moderate mental workload and 17% of the female drivers have a high mental workload. So it can be concluded that corridor II and III drivers both have a moderate mental workload, so there is no difference between the two.From the weighting of the workload dimensions, the mental design is then carried out. NASA-TLX load measurement which already consists of 33 drivers with mental workload