P Pada DAS, tanah selain berfungsi sebagai media tumbuhnya vegetasi, berfungsi juga sebagi pengatur tata air. Adanya kegiatan pengolahan lahan di seputar DAS mulai dari konversi lahan, pola pengelolaan tanaman, sampai dengan upaya konservasi lahan, kesemuanya berpengaruh pada daya dukung DAS. Penggunaan lahan yang tidak tepat atau tidak sesuai dengan kemampuan lahan (land capability) akan mcnimbulkan berbagai kerugian, antara lain: erosi, penurunan kualitas dan kuantitas air, sedimentasi dan penurunan produktivitas pertanian.Saat ini penggunaan lahan di DAS Cibuntu tidak memperhatikan kaidah konservasi tanah dan air oleh petani dalam pengolahan lahannya. Hal ini selain berdampak negatif bagi petani, juga merupakan ancaman kelestarian Situ Cibuntu di bagian hilir, karena tingginya pelepasan hara dari hulu. Adanya beban hara (total-N dan P) tersebut akhirnya akan menyebabkan penyuburan (eutrofikasi) badan situ. Sehingga perlu dilakukan perencanaan pengelolaan DAS.Penelitian ini bertujuan untuk ini adalah untuk memberikan rekomendasi tata guna lahan pada DAS Cibuntu untuk mengurangi beban N, P, dan sedimen yang masuk ke dalam badan air Situ Cibuntu dengan model analisa perhitungan erosi Universal Soil Loss Equation (USLE) , dan mengunakan penerapan Sistem Informasi Geografis (SIG) dalam memprediksi potensi erosi. Parameter yang dianalisis dalam penelitian ini adalah pelepasan unsur hara, sedimen, serta aspek-aspek pendukung lainnya bagi pendugaan erosi dengan rumus USLE dan SIG.Luas area DAS Cibuntu sekitar 4,41 ha yang ditanami dengan berbagai jenistanaman, dirnana penanamannya terkadang masih mengikuti arah lereng. Teknik pertanian yang seperti ini mengakibatkan erosi yang cukup besar, apalagi ditunjang dengan faktor kemiringan lereng lahan yang cukup besar pada tempat-tempat tertentu. Potensi erosi rata-rata yang terjadi dari 5 kejadian hujan terpilih menurut perhitungan USLE, dengan mempertimbangkan faktor erosivitas hujan, faktor erodibiltas tanah, panjang dan kemiringan lereng, serta faktor tanarnan dan pengelolaan lahan, adalah sebesar 23 ,38 ton/ha/tahun, dengan rata-rata kandungan sedimen, nitrogen, dan fosfor berturut-turut adalah 0.578 gr/liter, 0,118 gr/liter, dan 0,108 gr/liter. Kondisi ini cepat atau lamabat akan mengakibatkan sedimentasi yang cepat di daerah hilir dan dalam jangka panjang akan menurunkan tingkat kesuburan lahan.Dari peta potensi erosi dan peta tingkat bahaya erosi dapat disimpulkan bahwa rata-rata tingkat erosi terberat, yaitu pada saat intensitas hujan tertinggi selama waktu penelitian meliputi wilayah seluas 0,41 % dari luas DAS seluruhnya. Seangkan luas lahan yang tererosi paling luas berada pada kisaran kelas potensi erosi di bawah 15 ton/ha/tahun, yaitu sekitar 2,79 ha atau 63,16 % dari keseluruhan luasan DAS.Dengan adanya kecenderungan tingkat erosi yang cukup besar pada kelas lerengyang curam, disarankan adanya pengolahan lahan di DAS Cibuntu dengan cara menanam tanaman .campuran .pada lereng tersebut serta membuat guludan scarab kontur. Bagi lahan tanaman berumur pendek, untuk mengantisipasi kandungan N dan P yang cukup besar yang berasal dari pola pemupukan perlu juga adanya penanaman tanaman campuran.