Kajian inventarisasi dan estimasi upaya penurunan emisikarbon dioksida (c02) di PLTU Suralaya Unit 1-7, Banten
P PL TU Suralaya merupakan pembangkit listrik berbahan bakar batubara terbesar di Indonesia terdiri dari 7 unit dengan total kapasitas 3.400 MW (Unit 1, 2, 3 dan 4 masing-masing 400 MW; Unit 5, 6 dan 7 masing-masing 600 MW). Masalahnya PLTU dengan batubara mengemisikan GRK khususnya C02 dalam jumlah besar sehingga perlu dilakukan upaya penurunan emisi C02 tersebut. Berdasarkan Perpres No. 61 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi GRK dan Perpres No. 71Tahun2011 tentang Penyelenggaraan Inventarisasi Gas Rumah Kaea Nasional, Indonesia menargetkan penurunan emisi GRK sebesar 26% dari Business as Usual (BaU) dengan usaha sendiri pada tahun 2020 atau 41 % apabila mendapat dukungan internasional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui beban emisi GRK, dalam hal ini C02, pada Unit 1-7 tahun 2010-2014; estimasi emisi C02 tahun2015-2024; dan upaya penurunan emisi C02 yang dapat dilakukan PL TU Suralaya. Metode penelitian ini mengacu pada IPCC GL 2006 untuk perhitungan beban emisi dan UN-FCCC metode AM0061 versi 02.1 untuk perhitungan penurunan emisi. Basil penelitian ini menunjukkan emisi C02 total Unit 1-7 tahun 2010-2014 sebesar112.165 .480 ton. Intensitas emisi C02 tertinggi terjadi pada Unit 3 sebesar 1,152 ton!MWh. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingginya emisi C02 adalah kualitas batubara yang digunakan, efisiensi peralatan pembangkit, dan umur ekonomis pengoperasian peralatan tersebut. Estimasi emisi C02 dengan kondisi BaU tahun 2015-2024 mencapai 250.708.682 ton. Upaya rehabilitasi unit pembangkit dengan cara menaikkan efisiensi proses pembakaran sebesar I% diestimasi mampu menurunkan emisi C02 sebesar 18% yaitu rata-rata 183.826 tonC02/tahun atau total penurunan 735.304 tonCOi/tahun untuk Unit 1-4 dan 263.887 tonC02/tahun atau total penurunan 791.664 tonC02/tahun untuk Unit 5-7. Upaya ini tergolong proyek Clean Development Mechanism (CDM) dalam Kyoto Protokol. Teknologi Carbon Capture and Storage (CCS) pasca-pembakaran dapat menurunkan emisi C02 hingga80% dengan rata-rata sebesar 2.443.493 tonC02/tahun untuk Unit 1-4 dan 3.745.727 tonC02/tahun untuk Unit 5- 7. ,.-.~
S Suralaya Coal Power Plant is the biggest coal-fired power plant in Indonesia, which consists of 7 units with a total capacity of 3,400 MW (Unit 1, 2, 3 and 4 respectively400 MW; Unit 5, 6 and 7 respectively 600 MW). The problem with coal power plants emits GHGs, especially C02 in large amounts so that the necessary efforts to reduce the C02 emissions. Based on Presidential Decree No. 61 Year 2011 on the National Action Plan for GHGs Emissions Reduction and Presidential Decree No. 71Year 2011 on the Implementation of National GHGs Inventory, Indonesia is targeting GHG emissions reduction by 26% from Business as Usual (BAU) with its own efforts in 2020, or by 41 % if international supports. This study aims to determine the load of GHGs emissions, particularly C02, at Units 1-7 from 2010 to2014; estimation of C02 emission for 2015-2024; and C02 reduction efforts bySuralaya Coal Power Plant. This research method refers to IPCC GL 2006 for emission load calculation and UN-FCCC AM0061 version 02.1 for the calculation of emission reductions. The results indicate the total C02 emissions of Unit 1-7 from2010 to 2014 was 112.165.480 tons. The highest C02 emission intensity was in Unit3 of 1,152 tonstMWh. Factors that may affect the level of C02 emissions are the quality of coal used, the efficiency of generation equipment, and economic life of the operation of the equipment. Estimates of C02 emissions with BAU condition in2015-2024 reached 250.708.682 tons. Rehabilitation efforts generating units by increasing the efficiency of the combustion process at 1 % may reduce C02 emissions by 18% with an average of 183.826 tonsC02/year or a total decrease 735.304 tonsC02/year for Units 1-4 and 263.887 tonsC02/year or a total decrease 791.664 tonsC02/year for Unit 5-7. This effort can be classified as a Clean Development Mechanism (CDM) in the Kyoto Protocol. The post-combustion Carbon Capture and Storage Technology (CCS) can reduce C02 emissions by 80% with an average of2.443.493 tonsC02/year for Units 1-4 and 3.745.727 tonsC02/year for Units 5-7.