Analisis pengaruh faktor meteorologi thd konsentrasi SPM (Suspended Particulated Matter) di tiga kawasan peruntukan di DKI Jakarta periode tahun 2001-2003
K Kualitas udara berubah dari waktu ke waktu dipengaruhi oleh berbagai sumber emisi gas dari berbagai kegiatan dan faktor-faktor meteorologi. Dari berbagai penelitian, temyata di DKI Jakarta sumber-sumber pencemar yang terkait dengan penurunan kualitas udara adalah emisi kegiatan transportasi yang menduduki urutan pertama sebagai sumber pencemar, diikuti dengan kegiatan industri dan kegiatan lainnya.Maksud dan tujuan dari penelitian Tugas Akhir (TA) ini adalah untuk memperoleh gambaran perubahan konsentrasi SPM (Suspended Particulate Matter) di daerah Kemayoran (BMG), Monas dan Glodok pada 3 tahun terakhir, yaitu dari bulan Januari 2001 sampai dengan bulan Desember 2003, membandingkan konsentrasi SPM dengan konsentrasi PM10 pada kurun waktu pengukuran yang sama yaitu tanggal 28 Juni 2004,serta mempelajari hubungan antara konsentrasi SPM dengan faktor meteorologi seperti :kelembaban udara, curah hujan dan kecepatan angin. Konsentrasi SPM di udara ambien didapat dari hasil analisis laboratorium berdasarkan Australian Standard No. 2724.3 -1984.Dari hasil pengukuran diketahui bahwa konsentrasi SPM di kawasan Glodok jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kawasan Monas dan Kemayoran. Dengan konsentrasi SPM tertinggi 842,225 µg/m3 di bulan September 2001 sedangkan konsentrasi SPM terendah 308,916 µg/m3 di bulan Februari 2003. lni berarti konsentrasi SPM di kawasan Glodok telah melampaui baku mutu udara ambien nasional, yaitu sebesar 230 µg/m3.Berdasarkan analisis statistik dengan menggunakan analisis korelasi dan regresilinear sederhana dapat dilihat bahwa fluktuasi konsentrasi SPM sangat kuat dan positif dipengaruhi oleh jumlah kendaraan bermotor, yaitu dengan koefisien korelasi (r) diatas0,5. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan konsentrasi SPM dengan jumlah kendaraan berbanding lurus, artinya jika jumlah kendaraan meningkat maka konsentrasi SPM juga meningkat. begitu juga sebaliknya. Fluktuasi konsentrasi SPM juga dipengaruhi oleh faktor-faktor meteorologi seperti : curah hujan, kelembaban udara dan kecepatan angin.Tingginya curah hujan dan kelembaban udara akan mengakibatkan turunnyakonsentrasi SPM. Hal ini disebabkan pada saat turun hujan konsentrasi polutan di udara ambien akan tersapu ke permukaan tanah. Curah hujan dan kelembaban tertinggi terjadi pada bulan Januari 2002 sebesar 23,2 mm dan 85,6 %.Semakin tinggi kecepatan angin akan mengakibatkan turunnya konsentrasi dariSPM, begitupun sebaliknya. Kecepatan angin tertinggi tertinggi terjadi di bulan Februari2001 sebesar 4,4 Knot.Dari Hasil pengukuran didapat konsentrasi SPM sebesar 215,958 µg/m3 dan konsentrasi PM10 sebesar 120,083 µg/m3. Perbandingan antara konsentrasi PM10 dan SPM mencapai sekitar. 56 %. Namun konsentrasi SPM dan PM10 tersebut belum melampaui baku mutu udara ambien yang ditetapkan, yaitu sebesar 230 µg/m3 untuk pengukuran SPM (24 jam) dan 150 µg/m3 untuk pengukuran PM10 (24 jam).
A Air quality changed from time to time, is influenced by various sources of gas emission from all kinds of activities and meteorology factors. From all sorts of research, apparently in DKI Jakarta sources of pollutant that related with reduction of air quality are the emission of transportation activities which state number one place as pollutant source, followed by industrial activities and others activities.The aim of this final assignment research are to get picture of SPM (SuspendedParticulate Matter) concentration changing in Kemayoran (BMG), Monas and Glodok at last three years, from January 2001 until December 2003. to compare SPM concentration with PM1o concentration at the same time of measurement, on June 28tn, 2004 and also to learn the correlation between concentration of SPM and meteorology factors, such as air humidity, rainfall and wind speed. SPM concentration in ambient air is received from result of laboratory analysis based on Australian Standard No. 2724. 3 - 1984.From the result of measurement, know that concentration of SPM in Glodok is higher if compared with Monas and Kemayoran. With the highest concentration of SPM is842,225 ~tg/m3 on September 2001 while the lowest concentration is 308,916 µg/m3 on Februari 2003. It means that concentration of SPM in Glodok has exceeded the national air quality standard, which is 230 µa/m3.According to statistics analysis using simple linear regression, can be seen that fluctuation of concentration of SPM is influenced strongly and positively by vehicles number, with coefficient correlation (r) over 0,5. It shows that correlation between concentration of SPM and vehicles number straightty proportional, which means if vehicles number is increased then concentration of SPM is increased too, and so the other way. Fluctuation of SPM concentration also influenced by meteorology factors, such as rainfall, air humidity and wind speed.Highly rainfall and air humidity will cause decreasing of concentration of SPM. It is caused when the rain is falling the concentration of pollutant in the ambient air will beswept away to the ground. The highest rainfall and air humidity occured on January 2002that is 23,2 mm dan 85,6 %.More faster the wind speed can cause decreasing of concentration of SPM, andso the other way. The fastest wind speed occurred on February 2001, that is 4,4 Knot.From measurement resulted that concentration of SPM is 215,958 ~tg/m3 and concentration of PM10 is 120,083 µg/m3. The comparison between concentration of PM10 and SPM attain about 56 %. However that concentration of SPM dan PM10do not exceed the national air quality standard yet, which is 230 µg/m3 for SPM measurement (24 hour) and 150 µg/m3 for PM10 measurement (24 hour).