Analisis prediksi getaran tanah akibat kegiatan peledakan pt hanwha mining services indonesia jobsite pt kideco jaya agung
P Peledakan yang dilakukan di sekitar permukiman dan infrastruktur penting memerlukan penanganan yang hati-hati terhadap airblast, flyrock, getaran tanah, dan gas beracun. PT Hanwha Mining Services Indonesia melakukan peledakan di pit Susubang yang terletak dekat dengan pemukiman, dengan jarak terdekat sekitar 578 m dari lokasi peledakan.Dalam penelitian ini, pendekatan kuantitatif digunakan dengan mengandalkan data numerik yang dihitung dan dianalisis secara sistematis menggunakan statistik. Data dari observasi langsung mencakup nilai getaran, yang kemudian diproses menggunakan software Thor untuk menghitung Peak Particle Velocity (PPV). Proses ini memungkinkan identifikasi tiga jenis gelombang: transversal, longitudinal, dan vertikal, dengan mengumpulkan data menggunakan alat Micromate yang tersabung dengan geophone. Nilai kesamaan rata-rata dari PPV prediksi dengan PPV aktual menggunakan persamaan USBM adalah 86% , sedangkan menggunakan persamaan Ambraseys menghasilkan nilai rata-rata sebesar 84%. Penentuan nilai MIC dilakukan berdasarkan jarak antara 400 m hingga 1000 m. Pola penyalaan yang digunakan juga sangat mempengaruhi nilai getaran dengan membandingkan pola penyalaan menggunakan pola penyalaan boxcut dengan nilai PPV maksimumnya 3,05 mm/s dan pola penyalaan echelon dengan nilai PPV 2,412 mm/s dengan nilai MIC dan jarak yang cukup sama. Penentuan nilai MIC dilakukan berdasarkan jarak antara 400 m hingga 1000 m. Pada jarak 400 m nilai MIC menggunakan persamaan USBM yaitu 51 kg sedangkan menggunakan persamaan Ambraseys-Hendron yaitu 42 kg. Pada jarak 1000 m nilai MIC menggunakan persamaan USBM yaitu 321 kg sedangkan menggunakan persamaan Ambraseys-Hendron yaitu 653 kg. Sehingga nilai MIC menggunakan persamaan USBM lebih mendekati penggunaan MIC aktual dibandingkan dengan persamaan Ambraseys-Hendron.
B Blasting conducted near residential areas and critical infrastructure requires careful handling of airblast, flyrock, ground vibration, and toxic gases. PT Hanwha Mining Services Indonesia carries out blasting at pit Susubang, which is located near a residential area, with the closest distance being approximately 578 meters from the blasting site. In this study, a quantitative approach was employed, relying on numerical data that was systematically calculated and analyzed using statistics. Data from direct observations included vibration values, which were then processed using Thor software to calculate Peak Particle Velocity (PPV). This process allowed for the identification of three types of waves: transverse, longitudinal, and vertical, by collecting data using a Micromate device connected to a geophone. The average similarity value between the predicted PPV and the actual PPV using the USBM equation was 86%, while using the Ambraseys equation, it was 84%. The determination of the MIC value was based on distances between 400 meters and 1000 meters. The blasting pattern used also significantly affected the vibration values, comparing the boxcut blasting pattern with a maximum PPV value of 3.05 mm/s and the echelon blasting pattern with a PPV value of 2.412 mm/s with similar MIC values and distances. The determination of the MIC value was based on distances between 400 meters and 1000 meters. At a distance of 400 meters, the MIC value using the USBM equation was 51 kg, while using the Ambraseys-Hendron equation, it was 42 kg. At a distance of 1000 meters, the MIC value using the USBM equation was 321 kg, while using the Ambraseys-Hendron equation, it was 653 kg. Therefore, the MIC value using the USBM equation is closer to the actual MIC usage compared to the Ambraseys-Hendron equation.