Hubungan efikasi diri dengan stres akademik pada siswa sma x
U Undang-undang Pendidikan Nasional No. 20/2003 menegaskan tujuan pendidikan untuk mengembangkan potensi siswa. SMA Plus Assa’adah, dengan pendekatan pembelajaran keagamaan dapat meningkatkan stres akademik siswa karena waktu dan tugas yang padat, adanya ketidakyakinan dalam menghadapi hal ini menunjukkan efikasi diri yang rendah pada siswa. Penelitian menunjukkan hubungan dan prevalensi yang bervariasi terkait efikasi diri dan stres akademik.METODEStudi ini merupakan penelitian analitik observasional dengan desain cross-sectional, melibatkan 90 responden sebagai sampel berusia 14 - 17 tahun. Pengumpulan data dilakukan menggunakan General Self-Efficacy Scale dan Student-Life Stress Inventory yang telah diuji validitasnya untuk menilai efikasi diri dan stres akademik. Data yang terkumpul kemudian dianalisis menggunakan uji Chi-square dengan tingkat kemaknaan yang digunakan <0,05.HASILPada penelitian ini terdapat responden laki-laki sebanyak 52,2%, responden terbanyak berusia 16 tahun sebanyak 64,4%. Ditemukan 65,6% siswa yang memiliki efikasi diri sedang, 34,4% yang memiliki efikasi diri tinggi, dan tidak terdapat siswa yang memiliki efikasi diri rendah. Ditemukan 40,0% mengalami stres akademik rendah, 57,8% mengalami stres akademik sedang, dan 2,2% mengalami stres akademik tinggi. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara efikasi diri dengan stres akademik (p=0,277).KESIMPULANTidak terdapat hubungan yang signifikan antara efikasi diri dengan stres akademik pada siswa SMA.
U Undang-undang Pendidikan Nasional No. 20/2003 emphasizes the goal of education to develop students\' potential. SMA Plus Assa\'adah, with its religious learning approach, may increase academic stress among students due to a tight schedule and heavy workload. The presence of uncertainty in facing this situation indicates low self-efficacy in students. Research indicates varying relationships and prevalences related to self-efficacy and academic stress.METHODSThis study is observational analytical research with a cross-sectional design, involving 90 respondents aged 14-17 years as the sample. Data collection was done using the General Self-Efficacy Scale and the Student-Life Stress Inventory, both validated tools for assessing self-efficacy and academic stress. The collected data were then analyzed using the Chi-square test with a significance level of <0.05.RESULTSThe study included 47 male respondents 52,2%, with the majority aged 16 years 64,4%. It was found that 65,6% of students had moderate self-efficacy, 34,4% had high self-efficacy, and none had low self-efficacy. Additionally, 40,0% experienced low academic stress, 57,8% experienced moderate academic stress, and 2,2% experienced high academic stress. There was no significant relationship between self-efficacy and academic stress (p=0.277).CONCLUSIONSThere is no significant relationship between self-efficacy and academic stress in high school students.