Analisis persebaran karbon monoksida (CO) dan nitrogen dioksida (NO2) di Pulau Sumatera menggunakan data satelit tahun 2018-2022
S Sumatera merupakan salah satu pulau terbesar di Indonesia yang sering mengalami kebakaran hutan. Akibat tingginya jumlah angka kebakaran didukung proses konveksi yang kuat akibat musim kemarau diperkirakan konsentrasi gas karbon monoksida (CO) di atmosfer juga akan meningkat. Emisi nitrogen dioksida (NO2) lebih besar dihasilkan dari penggunaan bahan bakar fosil yang banyak digunakan di Indonesia. Salah satunya adalah emisi dari PLTU yang berkontribusi terhadap pemanasan global dan berdampak nyata pada lingkungan. Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) menetapkan COVID-19 sebagai pandemi global pada tanggal 11 Maret 2020. Pemerintah Indonesia mengambil kebijakan untuk menerapkan bekerja dari Rumah (Work from Home), Pembatasan Jarak Sosial (Social Distancing) dan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB (Large-Scale Social Restrictions). Dampak dari penerapan PSBB ini menyebabkan semua kegiatan industri, transportasi dan aktivitas sosial lainnya menjadi dibatasi. Penelitian ini bertujuan menganalisis CO dan NO2 Sebelum dan saat pandemi COVID-19 dengan memanfaatkan pemantauan kualitas udara dengan pengindraan jarak jauh menggunakan satelit. Metode pengindraan jarak jauh menggunakan satelit TERRA dan AURA. Data CO dan NO2yang dihasilkan satelit tersebut diolah dengan aplikasi Giovanni. Data konsentrasi CO dan NO2berupadata sekunder terdiri dari data citra satelit Pulau Sumatera dan data hasil pemantauan udara ambien di Kota Jambi dan Palembang. DataKota Jambi dan Palembang dipilih sebagai perwakilan dari Pulau Sumatera untuk memvalidasi data satelit. KonsentrasiCO yang dihasilkan pada aplikasi Giovanni dinyatakan dalam satuan part per billion by volume (ppbv),sedangkan konsentrasi NO2memilikisatuan molecules/m² sehingga perlu dikonversi menjadi µg/m³. Hasil validasi menunjukkan korelasi antara data konsentrasi CO satelit dengan pemantauan udara ambien lemah (R2 = 0,0264), sedangkan konsentrasi NO2memiliki korelasi kuat (R2 = 0,8619). Persebaran konsentrasi CO dan NO2di Pulau Sumatera sebelum terjadinya pandemi (2018-2019) memiliki nilai rata–rata yang lebih tinggi dibandingkan saat terjadinya pandemi (2020-2022). Penurunan konsentrasi polutan tersebut tidak terlalu signifikan karena masih terjadinya kebakaran hutandan PLTU (batubara)tetap beroperasi.
S Sumatra is one of the largest islands in Indonesia which often experiences forest fires. As a result of the high number of fires supported by strong convection due to the dry season, it is estimated that the concentration of carbon monoxide (CO) in the atmosphere will also increase. More nitrogen dioxide (NO2) emissions result from the use of fossil fuels which are widely used in Indonesia. One of them is the emission from coal power plant which contributes to global warming and has a real impact on the environment. The World Health Organization (WHO) declared COVID-19 a global pandemic on 11 March 2020. The Indonesian government adopted a policy to implement Work from Home, Social Distancing and Large-Scale Social Restrictions or PSBB. The impact of implementing PSBB has caused all industrial activities, transportation and other social activities to be restricted. This study aims to analyze CO and NO2 before and during the COVID-19 pandemic by utilizing air quality monitoring with remote sensing using satellites. The remote sensing method uses the TERRA and AURA satellites. The CO and NO2 data generated by the satellite are processed using the Giovanni application. CO and NO2 concentration data in the form of secondary data consisting of satellite imagery of the Sumatra Island and data from ambient air monitoring results in the cities of Jambi and Palembang. Jambi and Palembang city data were selected as representatives from Sumatra Island to validate satellite data. The CO concentration produced in Giovanni\'s application is expressed in units of parts per billion by volume (ppbv), while the NO2 concentration has units of molecules/m² so it needs to be converted to µg/m³. The validation results showed a weak correlation between satellite CO concentration data and ambient air monitoring (R2 = 0.0264), while NO2 concentrations had a strong correlation (R2 = 0.8619). The distribution of CO and NO2 concentrations on the Sumatra Island before the pandemic (2018-2019) had a higher average value than during the pandemic (2020-2022). The decrease in pollutant concentrations is not too significant because forest fires are still occurring and the coal power plant is still operating.