P PT.Ebara Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak dalam industri manufaktur yang menghasilkan produk berupa pompa air industri. Aktivitas penanganan material dilakukan secara manual. Akibat yang ditimbulkan dari aktivitas penanganan material salah satunya adalah keluhan musculoskeletal disorders yang memicu resiko cedera otot. Untuk mengetahui stasiun kerja mana yang memiliki tingkat resiko cedera, maka digunakan kuesioner Nordic Body Map. Hasil kuesioner menunjukkan stasiun kerja di gudang bahan baku yaitu dengan jumlah keluhan sebesar 32 keluhan. Untuk menentukan aktivitas mana di gudang bahan baku yang memiliki resiko cedera, maka digunakan 3 metode yaitu Rapid Entire Body Assesment (REBA) dengan skor 12 dan 11 untuk operator 3 dan 4, Job Strain Index dengan skor 4,5 untuk operator 3 dan 4 dan Ovako Working Analysis System (OWAS) dengan skor dikategori 4 untuk operator 3 dan 4 di setiap aktivitas pengambilan bahan baku. Dari hasil pengukuran ketiga metode tersebut maka diketahui bahwa operator gudang bahan baku pada aktivitas pengambilan bahan baku memiliki tingkat resiko cedera yang tinggi dan segera dibutuhkan perbaikan. Alternatif usulan yang diberikan yaitu memperbaiki posisi kerja dengan memberikan training pada operator, pengadaan alat bantu yaitu trolley, hand stacker dan single crane, kemudian mendesain alat bantu meja. Pemilihan alternatif usulan perbaikan dilakukan oleh pihak perusahaan dengan mempertimbangkan faktor efektifitas dan efisiensi. Dari hasil pemilihan maka ditentukan penambahan single crane. Kemudian dibuat perancangan produk untuk single crane menyesuaikan luas area kerja posisi operator saat bekerja dan data antropometri. Kemudian akan divisualisasikan perancangan single crane melalui simulasi gerak dengan software AutoCAD dan 3DS MAX. Setelah itu dilakukan pengukuran REBA kembali dengan melihat hasil simulasi tersebut. Hasilnya adalah dari skor REBA 12 dan 11 menjadi 4, artinya terjadi penurunan tingkat resiko cedera.