Pengaruh frekuensi konsumsi kafein terhadap sindrome dispepsia pada mahasiswa
L Latar belakang Dispepsia merupakan salah satu gangguan pencernaan yang sering dijumpai. Salah satu faktor risiko dari sindrom ini adalah konsumsi kafein. Pada kalangan mahasiswa kafein marak dikonsumsi dengan berbagai alasan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsumsi kafein terhadap terjadinya dispepsia fungsional dilihat dari kekerapan konsumsi serta jenis minuman yang dikonsumsi pada mahasiswa. Metode Penelitian ini menggunakan studi analitik observasional dengan desain potong silang pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner meliputi karakteristik responden, dispepsia, dan konsumsi kafein responden. Analisis data dengan menggunakan SPSS versi 20.0 dan tingkat kemaknaan yang digunakan besarnya 0,05. Hasil Dari hasil penelitian dengan 94 responden, analisis Chi-square menunjukkan ada pengaruh yang bermakna dari jenis kelamin terhadap dispepsia yaitu perempuan memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami dispepsia (p= 0,000; OR= 8,421). Frekuensi konsumsi kafein memiliki pengaruh yang bermakna terhadap dispepsia dimana responden yang mengonsumsi kafein setiap hari memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami dispepsia (p= 0,003; OR= 6,222), serta kopi merupakan jenis minuman berkafein yang memiliki pengaruh bermakna terhadap dispepsia (p= 0,000; OR= 7,963). Kesimpulan Penelitian ini menunjukkan bahwa jenis kelamin serta konsumsi kafein memiliki pengaruh terhadap dispepisa. Didapatkan pula pengaruh yang bermakna dari konsumsi kopi terhadap dispepsia sedangkan konsumsi, teh, cola dan rootbeer, serta energy drink tidak memiliki pengaruh yang bermakna.
B Background Dyspepsia is a digestive disorder that is often encountered. One of the risk factors of this syndrome is caffeine intake. Among college students, caffeine highly consumed by many reasons. The purpose of this study was to determine the effect of caffeine intake on the occurrence of functional dyspepsia seen from the frequency of consumption and the type of caffeinated drinks consumed by the college students. Methods A cross-sectional observational analytic study was conducted which involved students of the Faculty of Medicine, Trisakti University. Data were collected using a questionnaire covering the respondent characteristics, caffeine intake, and dyspepsia. Data analysis was performed using SPSS 20.0 and level of significance was set at 0.05. Results Results of the study with 94 respondents, chi-square analysis showed that there is significant effect of gender on dyspepsia that women have higher risk for having dyspepsia (p = 0.000; OR = 8.421). Frequency of caffeine intake has a significant effect on dyspepsia where respondents who consume caffeine every day have higher risk for having dyspepsia (p = 0.003; OR = 6.222), and coffee is a type of caffeinated drinks that have a significant effect on dyspepsia (p = 0.000 ; OR = 7.963). Conclusions This study showed that gender and caffeine intake have an influence on dyspepsia. Also obtained significant effect of coffee consumption on dyspepsia while consumption of tea, cola and root beer, and energy drinks do not have a significant effect.