DETAIL KOLEKSI

Evaluasi penggunaan lumpur KCL/Polymer dan pengangkatan cutting pada sumur X lapangan panas bumi Y


Oleh : Muhammad Kemal Disa Putra

Info Katalog

Nomor Panggil : 950/TP/2018

Penerbit : FTKE - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2018

Pembimbing 1 : Onnie Ridaliani

Pembimbing 2 : -

Subyek : Drilling muds

Kata Kunci : drilling fluid, water polymer

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2018_TA_TM_0710140166_Halaman-judul.pdf 17
2. 2018_TA_TM_0710140166_Bab-1.pdf 2
3. 2018_TA_TM_0710140166_Bab-2.pdf 27
4. 2018_TA_TM_0710140166_Bab-3.pdf 4
5. 2018_TA_TM_0710140166_Bab-4.pdf 21
6. 2018_TA_TM_0710140166_Bab-5.pdf 2
7. 2018_TA_TM_0710140166_Daftar-pustaka.pdf 1
8. 2018_TA_TM_0710140166_Lampiran.pdf

D Dalam usaha eksplorasi panas bumi dilakukan pekerjaan pemboran dengan cara mendesain lubang bor sesuai sasaran untuk mendapatkan sumber panas bumi sesuai target dalam formasi. Setelah suatu pemboran sumur mencapai kedalaman tertentu, kegiatan pemboran tidak selalu pemboran dapat berjalan sesuai dengan rencana yang diharapkan. Untuk menunjang perencanaan yang baik, diperlukan juga lumpur pemboran dengan komposisi yang dapat menunjang keperluan pemboran untuk sumur yang akan dioperasi. Pada dasarnya, lumpur pemboran yang baik merupakan lumpur dengan kemampuan pengangkatan cutting yang baik dan tidak menimbulkan permasalahan pada dinding lubang bor maupun pada rangkaian pemboran. Untuk mengukur parameter keberhasilan pengangkatan serbuk bor dapat digunakan beberapa metode, yaitu particle bed index, cutting carrying index, dan equivalent circulating density. Perhitungan parameter keberhasilan pengangkatan serbuk bor berkaitan dengan parameter lumpur yang digunakan oleh karena itu, komposisi lumpur yang baik akan sangat menentukan keberhasilan suatu kegiatan pemboran pada suatu sumur. Apabila kemampuan mengangkat cutting oleh lumpur pemboran terbilang buruk, maka akan memberikan dampak yang cukup besar, seperti pipa terjepit maupun casing yang tidak dapat diletakan dengan sempurna.Pada seluruh trayek sumur X yang diteliti kali ini, nilai particle bed index dapat dikatakan optimal dengan nilai yang sudah melebihi sama dengan 1, pada ketiga bagian sirkulasi. Begitu juga untuk nilai dari equivalent circulating density yang memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan nilai densitas lumpur yang digunakan, baik pada trayek 26” dan trayek 17-1/2” sebesar 8.58 ppg dan 8.57 ppg dari densitas yang digunakan adalah 8.54 ppg. Sedangkan untuk trayek 12-1/4” sebesar 8.9 ppg dari densitas lumpur yang digunakan adalah 8.78 ppg. Untuk perhitungan cutting carrying index pada trayek 26” dan 17-1/2” pada bagian annulus drill pipe dan annulus drill string masih memiliki nilai yang dibawah sama dengan 1, dengan nilai berturut-turut adalah sebesar 0.75 dan 0.81 pada trayek 26”, dan 0.84 dan 0.94 pada trayek 17-1/2” sehingga diperlukan evaluasi. Dari hasil evaluasi yang dilakukan sebanyak dua kali, penambahan konsentrasi material viscosifier yang digunakan, nilai dari cutting carrying index pada bagian annulus drill pipe dan annulus drill string berhasil mencapai optimal Untuk trayek 26” nilai yang diperoleh adalah 1.02 dan 1, sedangkan untuk trayek 17-1/2” adalah sebesar 1.03 dan 1. Adapun permasalahan yang ditimbulkan oleh formasi yang berhubungan pada lumpur pemboran antara lain adalah adanya swelling tuff maupun loss circulation adalah salah satu permasalahan yang dihadapi diluar perencanaan awal. Permasalahan swelling tuff merupakan adanya mineral tuff yang tereaksi oleh filtrate air menjadi luluh terhadap air, sehingga batuan yang terikat oleh mineral tuff sendiri menjadi runtuh ke dasar lubang sumur dan dapat menyebabkan terjadinya rangkaian pemboran menjadi terjepit.Selain itu ada pula permasalahan berupa loss circulation, yang mana merupakan kejadian saat lumpur pemboran hilang kedalam rekahan pada sumur panas bumi, karena sumur panas bumi memiliki banyak rekahan pada formasinya. Oleh karena itu sangat diperlukan material-material penunjang yang dapat digunakan untuk meredam situasi loss circulation itu sendiri baik itu partial maupun total. Pada sumur panas bumi sendiri, jenis lumpur yang digunakan pada umumnya adalah gel polymer dan water polymer. Yang mana jenis lumpur gel polymer sendiri biasa digunakan untuk zona casing intermediate dan produksi. Dan lumpur water polymer digunakan untuk zona yang akan dianggap produktif.

I In geothermal exploration, drilling work is carried out by designing boreholes according to the target to obtain geothermal sources according to the target in the formation. After a well drilling reaches a certain depth, drilling activities do not always drilling can run in accordance with the expected plan. To support good planning, drilling mud is needed with a composition that can support drilling needs for the well to be operated.Basically, good drilling mud is a slurry with good lifting capability and does not cause problems in the borehole wall or in the drilling series. To measure the success parameters of drill cuttings, several methods can be used, namely particle bed index, cutting carrying index, equivalent circulating density, and other methods. Calculation of the success parameters of drill cuttings is related to the mud parameters used, therefore a good sludge composition will greatly determine the success of a drilling activity in a well. If the ability to lift cutting by drilling mud is bad, it will have a considerable impact, such as a pinched pipe or casing that cannot be placed perfectly.On all X well routes studied this time, particle bed index values can be said to be optimal with values that have exceeded the same as 1, in all three parts of the circulation. Likewise, the values for equivalent circulating density which have a higher value than the mud density value used, both on route 26 "and route 17-1 / 2" of 8.58 ppg and 8.57 ppg of the density used is 8.54 ppg. Whereas for route 12-1 / 4 "8.9 ppg of the mud density used is 8.78 ppg. For the calculation of the cutting carrying index on routes 26 "and 17-1 / 2" in the annulus drill pipe and annulus drill strings, the values below are equal to 1, with values of 0.75 and 0.81 respectively on route 26 ", and 0.84 and 0.94 on route 17-1 / 2 "so evaluation is needed. From the results of the evaluation carried out twice, the addition of viscosifier material concentration was used, the value of the cutting carrying index in the annulus drill pipe and annulus drill string sections reached optimal. For route 26 "the value obtained is 1.02 and 1, while for route 17-1 / 2" is equal to 1.03 and 1.The problem caused by the formation associated with drilling mud, among others, is the presence of swelling tuffs and loss circulation is one of the problems faced outside the initial planning. The problem of swelling tuff is the presence of mineral tuff which is reacted by the filtrate water to melt against the water, so that the rock bound by the tuff mineral itself collapses to the bottom of the wellbore and can cause drilling to become squeezed. Besides that, there are also problems in the form of loss circulation, which is the case when drilling mud is lost in fractures in geothermal wells, because geothermal wells have many fractures in the formation. Therefore, it is necessary to have supporting materials that can be used to reduce the situation of loss circulation itself, both partial and total.In geothermal wells themselves, the type of mud used in general is gel polymer and water polymer. Which type of polymer gel mud itself is commonly used for intermediate casing zones and production. And water polymer mud is used for zones that will be considered productive.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?