Usulan perbaikan kualitas produk dengan metode six sigma pada proses produksi grid baterai di PT. Nipress
P PT. Nipress bergerak dalam industri pembuatan secondary battery (aki). Dalam proses produksi baterai , proses casting memiliki persentase cacat tertinggi diantara yang lain. Proses casting merupakan proses pembuatan grid baterai. Grid adalah salah satu komponen untuk membuat pelat baterai. Oleh sebab itu, perusahaan ingin mengetahui faktor yang menyebabkan persentase cacat di proses casting lebih tinggi diantara proses lainnyaPemecahan permasalahan dilakukan dengan metode Six Sigma dengan tahapan DMIAC (Define, Measure, Analyze, Improve, Control). Metode ini diharapkan dapat memberikan solusi perbaikan kualitas untuk meminimasi produk cacat. Berdasarkan hasil pengukuran didapatkan tingkat sigma perusahaan 3.32. Untuk meningkatkan tingkat sigma, dilakukan analisa serta perbaikan. Setelah diidentifikasi dan dianalisis, diketahui masalah yang menjadi prioritas utama adalah jarak penyemprotan operator dengan mesin tidak sesuai standar saat pencetakkan yang sering menimbulkan unfill. Oleh sebab itu, pada tahap improve diberikan usulan perbaikan untuk mengatasinya. Usulan perbaikan yang diberikan adalah menentukan jarak penyemprotan terbaik . Metode yang digunakan adalah perancangan eksperimen percobaan satu faktor (Rancangan Acak Lengkap). Dari hasil tersebut diperoleh jarak penyemprotan terbaik adalah 30 em. Sehingga pada lantai produksi diberikan tanda garis sebagai posisi berdirinya operator sejauh 30 em dari mesin. Setelah dilakukan perbaikan tingkat sigma perusahaan naik menjadi 3,40.
P PT. Nipress is engaged in the manufacture of secondary battery (battery). In the battery production process, the casting process has the highest percentage of defect among others. The casting process is the process of making battery grids. Grid is one component to make battery plate. Therefore, companies want to know factors that cause percentage defects in the casting process is higher among other processes. Problem solving is done by Six Sigma method with DMIAC stages (Define, Measure, Analyze, Improve, Control). This method is expected to provide quality improvement solutions to minimize defective products. Based on the measurement results obtained company sigma level 3.32. To improve the sigma level, analyzes and improvements are made. Once identified and analyzed, it is known that the problem that becomes the main priority is the spraying distance of the operator with the machine does not meet the standard when laying which often cause unfill. Therefore, at the stage of the improvement is proposed improvement to overcome them. The proposed improvement is to determine the best spraying distance. The method used is a one-factor experimental design (Completely Randomized Design) design. From these results obtained the best spraying distance is 30 em. So on the production floor is given a line mark as the position of the operator as far as 30 em from the machine. After the improvement of the company's sigma level rose to 3.40.