DETAIL KOLEKSI

Studi laboratorium pengaruh Ion K+ dan Ion CL terhadap swelling clay di Laboratorium Pemboran PPPTMGB "LEMIGAS"

2.5


Oleh : Aliefa

Info Katalog

Penerbit : FTKE - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2016

Pembimbing 1 : Bayu Satyawira

Pembimbing 2 : Sri Wahyuni

Subyek : Swelling clay;Drilling laboratories

Kata Kunci : swelling clay, drilling laboratories, lemigas

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2016_TA_TM_07111026_Halaman-judul.pdf 23
2. 2016_TA_TM_07111026_Bab-1.pdf 2
3. 2016_TA_TM_07111026_Bab-2.pdf 22
4. 2016_TA_TM_07111026_Bab-3.pdf 20
5. 2016_TA_TM_07111026_Bab-4.pdf
6. 2016_TA_TM_07111026_Bab-5.pdf
7. 2016_TA_TM_07111026_Bab-6.pdf
8. 2016_TA_TM_07111026_Daftar-pustaka.pdf
9. 2016_TA_TM_07111026_Lampiran.pdf

D Dalam operasi pemboran, lumpur pemboran mempunyai peranan yang sangat penting karena berhasil atau tidaknya suatu pemboran tergantung dari jenis lumpur pemboran. Salah satu masalah yang sering sekali dijumpai yaitu pada saat pemboran melewati formasi yang mengandung shale reaktif. Shale yang mengandung komponen clay dalam jumlah yang relatif banyak mempunyai sifat menyerap air filtrat lumpur. Karena air filtrat tersebut akan terserap masuk kedalam formasi yang mengandung clay sehingga terjadi pengembangan (swelling) dari partikel-partikel clay tersebut. Adanya pengembangan tersebut dapat mengakibatkan ketidak stabilan lubang bor yang akan mempersempit lubang bor dan mengakibatkan terjadinya pipa terjepit.Hal pertama yang harus diketahui untuk mencegah terjadinya Swelling Clay adalah mengetahui jenis mineral clay tersebut. Kemudian untuk mendesain lumpur yang telah disesuaikan dengan formasi yang akan ditembus dalam mengatasi masalah swelling clay yaitu dengan lumpur berbahan dasar air dengan menambahkan beberapa adittif yaitu KCl, NaCl, dan K2SO4. Untuk dapat mengetahui seberapa besar laju pengembangan mineral clay jika dihubungkan dengan formulasi lumpur yang telah dirancang untuk menstabilkan shale maka alat yang digunakan yaitu Linear Swell Meter. Dari hasil pembacaan grafik alat linear swell meter, dapat disimpulkan bahwa lumpur KCl Polimer dapat membantu menurunkan permasalahan swelling dibandingkan dengan penggunaan lumpur NaCl Polimer dan lumpur K2SO4 Polimer.

I In drilling operation, drilling mud has a very important role for the success or failure of drilling depends on the type of drilling mud. One of the problems often encountered during drilling which passes through shale formations containing reactive. Shale containing clay component in a relatively large amount of water absorbing properties have mud filtrate. Because of the filtrate water will be absorbed into the formation which contains clay, causing expansion (swelling) of the clay particles. The existence of such a development could lead to instability of the borehole which will narrow borehole and resulted in a pinched pipe. The first thing that should be known to prevent Swelling Clay is know the type of clay mineral. Then to design the mud that has been adapted to the formation will be penetrated in overcoming the problem of swelling clay which the water-based mud by adding some additive such as KCl, NaCl, dan K2SO4. To can know how large the rate of development of mineral clay if connected with the formulation of mud that has been designed to stabilize shale then tool used namely Linear Swell Meters. From the result of a chart the reading instrument swell linear meters, we can conclude that mud KCl polymers could help to drive down swelling problems compared with the use of mud NaCl Polymers and K2SO4 Polymers mud.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?