Pengaruh ekstrak tempe dengan beberapa pelarut terhadap sitotoksisitas dan proliferasi galur sel hsc-3

DETAIL KOLEKSI

Pengaruh ekstrak tempe dengan beberapa pelarut terhadap sitotoksisitas dan proliferasi galur sel hsc-3

5.0

Oleh : Athaya Rizkika Fakhira

Info Katalog

Nomor Panggil : 616.31 ATH p

Penerbit : FKG - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2025

Pembimbing 1 : Rahmi Amtha

Pembimbing 2 : Komariah

Subyek : Oral Medicine

Kata Kunci : Tempeh, HSC-3 cell line, cytotoxicity, proliferation

Status Posting : Published

Status : Lengkap

File Repositori

No.	Nama File	Hal.
1.	2025_SK_SIG_040002100138_Halaman-Judul.pdf	16
2.	_SK_SIG_040002100138_Surat-Pernyataan-Revisi-Terakhir.pdf	1
3.	2025_SK_SIG_040002100138_Surat-Hasil-Similaritas.pdf
4.	2025_SK_SIG_040002100138_Halaman-Pernyataan-Persetujuan-Publikasi-Tugas-Akhir-untuk-Kepentingan-Akademis.pdf
5.	2025_SK_SIG_040002100138_Lembar-Pengesahan.pdf
6.	2025_SK_SIG_040002100138_Pernyataan-Orisinalitas.pdf
7.	2025_SK_SIG_040002100138_Formulir-Persetujuan-Publikasi-Karya-Ilmiah.pdf
8.	2025_SK_SIG_040002100138_Bab-1.pdf	4
9.	2025_SK_SIG_040002100138_Bab-2.pdf	9
10.	2025_SK_SIG_040002100138_Bab-3.pdf	3
11.	2025_SK_SIG_040002100138_Bab-4.pdf	12
12.	2025_SK_SIG_040002100138_Bab-5.pdf	13
13.	2025_SK_SIG_040002100138_Bab-6.pdf	8
14.	2025_SK_SIG_040002100138_Bab-7.pdf	1
15.	2025_SK_SIG_040002100138_Daftar-Pustaka.pdf	8
16.	2025_SK_SIG_040002100138_Lampiran.pdf	24

Abstrak
Abstract

L Latar Belakang: Kanker rongga mulut atau karsinoma sel skuamosa rongga mulut adalah kanker berbahaya dengan insidensi yang terus meningkat, terutama di Indonesia. Pengobatan seperti pembedahan, radioterapi, dan kemoterapi, hanya memberikan peluang kesembuhan yang terbatas. Oleh karena itu, penelitian terhadap agen kemopreventif alami, seperti tempe menjadi penting. Tempe adalah makanan fermentasi tradisional Indonesia yang mengandung isoflavon (genistein) yang berpotensi memiliki efek antikanker. Beberapa penelitian menunjukkan ekstrak tempe dapat menghambat proliferasi sel kanker, namun penelitian mengenai efeknya terhadap sel kanker rongga mulut masih terbatas. Tujuan: Untuk melihat potensi tempe dalam menghambat pertumbuhan sel kanker rongga mulut dan kemampuannya sebagai agen kemopreventif. Metode: Penelitian eksperimental in vitro yang dilakukan dengan dua tahap, yaitu ekstraksi tempe dengan pelarut etanol 70%, etil asetat 96%, dan air selama 108 jam, dilanjutkan dengan uji sitotoksisitas dan uji proliferasi menggunakan CCK-8 dan MTT assay. Kelompok uji terbagi menjadi delapan kelompok, yaitu kelompok tanpa perlakuan, kontrol pelarut (DMSO 0.0398%), kontrol positif (doxorubicin), dan kelompok perlakuan ekstrak tempe dengan lima konsentrasi (400, 200, 100, 50, dan 25 Âµg/mL). Hasil: Uji sitotoksisitas menunjukkan nilai IC50 dengan sitotoksisitas rendah untuk semua pelarut. Hasil IC50 dengan CCK-8 adalah 1.632 Âµg/mL (etanol), 5.646 Âµg/mL (etil asetat), dan 1.886 Âµg/mL (air). Pada MTT assay, IC50 untuk etanol 5.899 Âµg/mL, etil asetat 3.026 Âµg/mL, dan air 1.821 Âµg/mL. Uji proliferasi tidak menunjukkan penghambatan signifikan terhadap sel HSC-3, namun pelarut air memiliki efektivitas tertinggi pada 24 jam. Kesimpulan: Ekstrak tempe dengan berbagai konsentrasi menunjukkan aktivitas sitotoksisitas yang rendah terhadap galur sel HSC-3. Pelarut etanol lebih efektif pada CCK-8, sementara pelarut air lebih efektif pada MTT assay. Pelarut air juga lebih baik dalam menghambat proliferasi sel HSC-3 dibandingkan pelarut lainnya. CCK-8 lebih sensitif pada 24 dan 72 jam, sedangkan MTT assay lebih efektif pada 72 dan 144 jam.

B Background: Oral cavity cancer or oral squamous cell carcinoma is a dangerous cancer with an increasing incidence, particularly in Indonesia. Treatments such as surgery, radiotherapy, and chemotherapy offer limited chances of recovery. Therefore, research on natural chemopreventive agents like tempeh is important. Tempeh is a traditional Indonesian fermented food containing isoflavones (genistein), which have potential anticancer effects. Several studies have shown that tempe extract can inhibit cancer cell proliferation, but research on its effects on oral cancer cells is still limited. Objectives: This study aims to explore the potential of tempeh in inhibiting the growth of oral cavity cancer cells and its capability as a chemopreventive agent. Method: In vitro experimental study was conducted in two phases: first, tempe extraction using 70% ethanol, 96% ethyl acetate, and water for 108 hours, followed by cytotoxicity and proliferation assays using CCK-8 and MTT assay. The test groups consisted of eight groups: untreated, solvent control (DMSO 0.0398%), positive control (doxorubicin), and tempeh extract treatment groups with five concentrations (400, 200, 100, 50, and 25 Âµg/mL). Results: The cytotoxicity test showed low IC50 values for all solvents. The IC50 values with CCK-8 were 1.632 Âµg/mL (ethanol), 5.646 Âµg/mL (ethyl acetate), and 1.886 Âµg/mL (water). For MTT assay, the IC50 values were 5.899 Âµg/mL (ethanol), 3.026 Âµg/mL (ethyl acetate), and 1.821 Âµg/mL (water). The proliferation test showed no significant inhibition of HSC-3 cells, but water solvent showed the highest effectiveness at 24 hours. Conclusion: Tempeh extract at various concentrations showed low cytotoxicity against HSC-3 cell lines. Ethanol solvent was more effective in the CCK-8 assay, while water solvent was more effective in the MTT assay. Water solvent also more effectively inhibited HSC-3 cell proliferation compared to ethanol and ethyl acetate. CCK-8 was more sensitive at 24 and 72 hours, while MTT was more effective at 72 and 144 hours.