Evaluasi Lokasi Evakuasi untuk Bencana Gunung Api di Kota Ternate, Maluku Utara
K Kota Ternate berada pada kaki Gunung Gamalama yang masih aktif dengan interval rata-rata letusan terjadi setiap 5,5 tahun yang berupa abu vulkanik, bongkahan material, dan aliran lava (PVBMG). Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 menjelaskan mengenai tanggung jawab Pemerintah Daerah untuk mengurangi dampak buruk akibat bencana melalui penyiapan lokasi evakuasi dimana Peraturan Daerah Kota Ternate Nomor 2 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Ternate Tahun 2012 – 2032 telah menetapkan delapan ruang evakuasi untuk berlindung dalam menghadapi bencana gunung api dengan menggunakan peruntukan ruang yang sudah ada, maka diperlukan pengkajian mengenai lokasi evakuasi pada saat terjadinya bencana meletusnya gunung api di Kota Ternate agar mengurangi kerugian penduduk yang terancam bahaya dari letusan Gunung Gamalam. Penelitian ini bertujuan agar teridentifikasinya kesesuaian dan kecukupan daya tampung lokasi evakuasi yang telah ditetapkan dalam menghadapi bencana gunung api di Kota Ternate di tahun 2020 dan 2032 dengan menggunakan metode kuantitatif melalui pendekatan spasial deskriptif menggunakan variabel bahaya utama, daya tampung, area pelayanan, dan akses jalan. Hasil dari penelitian ini mendapati terdapat lokasi evakuasi yang tidak memiliki daya tampung yang cukup, adanya lokasi evakuasi yang tidak efektif serta lebih banyak penduduk yang tidak terlayani oleh lokasi dibanding dengan yang terlayani sehinga diperlukan penambahan lokasi evakuasi yang baru.
T Ternate is located at the downhill of volcano with an average interval of erupted occurring every 5.5 years (PVBMG). Legislation of Indonesia number 24 of 2007 explains The Government have responsibility to protected community from the effects of disasters with reducing the adverse effects by prepared shelters for evacuation. In 2012-2032 Ternate’s Spacial Plan there has been eight shelter for volcanic eruption by using the existing place, in order to reduce the impact the eruption of Gamalama volcano it is necessary to evaluated The volcano shelter. The aim of this study is to identify the suitability and adequacy of volcano shelters capacities in 2020 and 2032 by using quantitative methods through a spatial descriptive approach. Four variables were used at this study there were main hazard of volcano, shelter capacity, service area, and road access. The results of this study found there were shelters that did not have sufficient capacity, also there were ineffective shelter and there are more of the residents are not served by the shelter than those who served . The new shelters are required to prevent residents from the impact of eruption