Analisis perbandingan penggunaan surfaktan tween 40 dan tween 60 salinitas 8000 ppm pada suhu 60Ëš dan 80Ëš c
S Salah satu teknologi yang digunakan dalam industri perminyakan untuk meningkatkan perolehan minyak di reservoir adalah metode Enhanced Oil Recovery (EOR). Faktor penyebab penurunan produksi minyak bumi di Indonesia adalah sumur minyak di Indonesia merupakan sumur minyak tua dan belum ditemukannya sumur minyak baru. Metode EOR semakin berkembang seiring dengan meningkatnya kebutuhan minyak bumi. EOR merupakan suatu teknik peningkatan produksi minyak dengan cara menginjeksikan fluida ke dalam reservoir untuk mendesak minyak yang masih tersisa ke sumur produksi. EOR memiliki beberapa metode seperti injeksi kimia atau chemical flooding, yang terdiri atas injeksi surfaktan, alkali dan polimer. Injeksi bahan kimia dapat meningkatkan energi dorong pada reservoir melalui pendesakan minyak di antara batuan sehingga membentuk kondisi yang baik untuk memaksimumkan peningkatan perolehan minyak. Salah satu metode EOR adalah dengan chemical flooding menggunakan surfaktan. Pada penelitian ini, metode injeksi kimia yang digunakan adalah menggunakan injeksi surfaktan, dimaksudkan untuk menurunkan tegangan antarmuka (interfacial tension) antara minyak dan air sehingga mampu membawa minyak keluar dari pori-pori batuan reservoir. Surfaktan atau surface active agent adalah sebuah senyawa yang dapat menurunkan tegangan antarmuka dua cairan yang tidak saling bercampur antara padatan dengan cairan yang melekat pada batuan. Surfaktan merupakan zat aktif yang bisa menurunkan tegangan antarmuka antara air dan minyak sehingga tekanan kapiler pada daerah penyempitan pori-pori akan turun kemudian minyak yang tersisa dapat didesak dan diproduksikan. Penelitian ini menggunakan surfaktan jenis Tween 40 dan Tween 60 untuk dibandingkan keefektifitasannya dalam meningkatkan perolehan minyak. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium EOR dengan melakukan pengujian pada dua jenis surfaktan yang akan dibandingkan keefektifitasannya. Penelitian ini dilakukan dengan delapan tahapan yaitu pembuatan larutan brine, larutan surfaktan, uji densitas, viskositas, aqueous stability, phase behavior, interfacial tension dan core flooding. Kelima konsentrasi dari masing-masing larutan surfaktan memiliki kinerja yang baik dalam hal stabilitas dan dapat menjadi kandidat yang baik untuk dilakukan tahap uji yang selanjutnya. Surfaktan Tween 60 konsentrasi 0,5% dipilih sebagai konsentrasi dengan kriteria kinerja paling optimal karena memenuhi kriteria uji aqueous stability, uji phase behavior, dan uji IFT. Uji aqueous stability pada surfaktan Tween 40 dan Tween 60 membuktikan bawa surfaktan kompatibel dalam mempertahankan fasa homogen ditunjukan dengan larutan tetap berwarna jernih. Saat dilakukan uji phase behavior, larutan yang dinyatakan kompatibel hanya surfaktan Tween 60 konsentrasi 0,5% pada suhu 60Ëš C karena merupakan larutan yang membentuk mikroemulsi. Kinerja surfaktan sudah baik dan optimal karena berhasil membentuk emulsi fasa tengah. Salah satu parameter uji yang menunjukkan keberhasilan EOR adalah terbentuknya emulsi pada minyak yang terjebak. Emulsi yang terbentuk ini dapat menurunkan tegangan antarmuka. Dengan menurunnya tegangan antarmuka, efisiensi penyapuan akan lebih baik dan minyak dapat lebih mudah bergerak untuk diproduksikan. Uji IFT hanya dilakukan pada konsentrasi larutan surfaktan yang kompatibel di tahap uji sebelumnya. Uji IFT menyatakan bahwa surfaktan Tween 60 konsentrasi 0,5% mendapatkan hasil sebesar 0,00525 dyne/cm dalam menurunkan tegangan antarmuka. Tahap selanjutnya untuk membuktikan keefektifitasan surfaktan dalam meningkatkan perolehan minyak adalah core flooding. Hasil uji core flooding menunjukan surfaktan Tween 60 konsentrasi 0,5% efektif digunakan untuk mengurangi tegangan antar minyak dan air salinitas 8000 ppm pada suhu 60Ëš C sehingga dapat meningkatkan perolehan minyak sebesar 8,33%.
O One of the technologies used in the petroleum industry to increase oil recovery in reservoirs is the Enhanced Oil Recovery (EOR) method. The factor causing the decline in oil production in Indonesia is that oil wells in Indonesia are old oil wells and new oil fields have not been found. Chemical injection can increase the thrust energy in the reservoir by pushing the oil between the rocks to form good conditions to maximize the increase in oil recovery. EOR is a technique to increase oil production by injecting fluid into the reservoir to push the remaining oil to the production well. EOR has several methods such as chemical injection or chemical flooding, which consists of surfactant, alkali and polymer injection. One of the EOR methods is chemical flooding using surfactants. In this study, the chemical injection method used is surfactant injection, intended to reduce the interfacial tension between oil and water so as to bring oil out of the pores of the reservoir rock. Surfactant or surface active agent is a compound that can reduce the interfacial tension of two immiscible liquids between solids and liquids attached to rocks. Surfactants are active substances that can reduce the interfacial tension between water and oil so that the capillary pressure in the pore constriction area will drop and the remaining oil can be pressed and produced. This study used Tween 40 and Tween 60 surfactants to compare their effectiveness in increasing oil recovery. This research was conducted in the EOR Laboratory by testing two types of surfactants that will be compared in effectiveness. This research was conducted in eight stages, namely making brine solution, surfactant solution, density test, viscosity, aqueous stability, phase behavior, interfacial tension and core flooding. The five concentrations of each surfactant solution performed well in terms of stability and can be a good candidate for the next stage of testing. Surfactant Tween 60 with a concentration of 0.5% was chosen as the concentration with the most optimal performance criteria because it met the criteria of aqueos stability test, phase behavior test, and IFT test. The aqueous stability test on Tween 40 and Tween 60 surfactants proved that the surfactants are compatible in maintaining a homogeneous phase. During the phase behavior test, only Tween 60 surfactant at a concentration of 0.5% at 60Ëš C was found to be compatible because it was the solution that formed the microemulsion. Each concentration showed stable emulsion formation. The surfactant performance was good and optimal because it succeeded in forming a middle phase emulsion. One of the test parameters that shows the success of EOR is the formation of emulsion in trapped oil. The emulsion formed can reduce the interfacial tension. With the decrease of interfacial tension, the sweeping efficiency will be better and the oil can move more easily to be produced. The IFT test is only conducted at compatible surfactant solution concentrations in the previous test phase. The IFT test revealed that the 0.5% concentration of Tween 60 surfactant yielded a result of 0.525 dyne/cm in reducing the interfacial tension. The next step to prove the effectiveness of surfactants in increasing oil recovery is core flooding. The results of the core flooding test showed that Tween 60 surfactant with a concentration of 0.5% was effectively used to reduce the interfacial tension between oil and 8000 ppm salinity water at a temperature of 60Ëš C so as to increase oil recovery by 8,33%.