DETAIL KOLEKSI

Optimasi total biaya gabungan dengan model penentuan ukuran lot gabungan (Joint Economic Lot Size) antara pemanufaktur dan pembeli di PT. Molex Ayus Pharmaceutical


Oleh : Bayu Susetyo

Info Katalog

Penerbit : FTI - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2008

Pembimbing 1 : Docki Saraswati

Pembimbing 2 : Rahmi Maulidya

Subyek : Economic lot size;Production management

Kata Kunci : combined total cost, Joint Economic Lot Siz, manufacturer, buyer, PT. Molex Ayus Pharmaceutical

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2008_TA_TI_06303168_Halaman-Judul.pdf
2. 2008_TA_TI_06303168_Bab-1.pdf
3. 2008_TA_TI_06303168_Bab-2.pdf
4. 2008_TA_TI_06303168_Bab-3.pdf
5. 2008_TA_TI_06303168_Bab-4.pdf
6. 2008_TA_TI_06303168_Bab-5.pdf
7. 2008_TA_TI_06303168_Bab-6.pdf
8. 2008_TA_TI_06303168_Bab-7.pdf
9. 2008_TA_TI_06303168_Bab-8.pdf
10. 2008_TA_TI_06303168_Daftar-Pustaka.pdf 1
11. 2008_TA_TI_06303168_Lampiran.pdf

P PT. Molex Ayus Pharmaceutical (PT. MAP) merupakan perusahaan yang bergerak di bidang farmasi. PT. MAP menyadari adanya perubahan pada kondisi bisnis saat ini di mana persaingan bukan lagi persaingan antar merek atau antar perusahaan melainkan menjadi persaingan antar rantai pasok. Saat ini, PT. MAP selaku pemanufaktur dan PT. Kebayoran Pharma (PT. KP) selaku distributor tunggal sekaligus pembelinya melakukan pengendalian persediaan secara parsial, yang menyebabkan sering terjadinya ketidaksesuaian jumlah produksi dengan permintaan yang mengakibatkan pemborosan biaya seperti bertumpuknya barang jadi dan tingginya biaya penyimpanan. Berdasarkan ha! ini, perusahaan bermaksud menerapkan konsep persaingan antar rantai pasok dengan cara melakukan pengendalian persediaan terintegrasi yang menggunakan model ukuran lot gabungan (Joint Economic Lot Size/JELS).Tujuan dari penelitian ini adalah memberikan usulan pengendalian persediaan terintegrasi yang menggunakan model JELS yang dikembangkan untuk mendapatkan minimasi total biaya gabungan yang meliputi, biaya pemesanan bahan baku, penyimpanan bahan baku, setup produksi, penyimpanan barang jadi dan pengiriman barang jadi pada pemanufaktur, termasuk pemesanan barang jadi, dan penyimpanan barang jadi pada pembeli.Model JELS yang dikembangkan adalah model JELS dari Lee (2001) dengan modifikasi yang mempertimbangkan biaya pengiriman barang jadi. Variabel keputusan model JELS adalah Q (ukuran lot pengiriman barang jadi), n (frekuensi barang jadi yang mungkin dilakukan setelah pengiriman pertama ) dan m (frekuensi bahan baku) dimana setiap pemesanan bahan baku digunakan untuk m siklus produksi( kasus 1) atau setiap produksi dilakukan m pemesanan bahan baku (kasus 2). Model pengembangan diuji dengan uji konveksitas untuk mengetahui model telah optimal. Total biaya gabungan dengan model JELS dari Lee (kondisi Ila) adalah Rp.84,328,270.20 dimana beban biaya PT MAP adalah sebesar Rp81,988,403.52 dan PT . KP sebesar Rp 2,339,866.68 dengan nilai Q = 966 unit, m=l kali, dan n =5 kali, sedangkan total biaya setelah menggunakan model JELS yang dikembangkan dengan mempertimbangkan biaya pengiriman (kondisi Ilb) adalah 15,467,942.71 dimana beban biaya PT. MAP adalah sebesar Rp 11,510,915.26 dan PT. KP Rp 3,957,027.45 dengan nilai Q=3,404 unit, m=2 kali, dan n=l kali . Pada kondisi saat ini (kondisi I) total biaya yang dikeluarkan adalah Rp. 22,839,865.42 dimana beban biaya PT MAP adalah sebesar Rp. 18,596,344. 73 dan PT. KP sebesar Rp. 4,243,520.69. Kondisi Ilb (kondisi optimal) menghemat biaya sebesar Rp. 7,371,922.71 atau 32.28% di mana biaya yang dihemat PT. MAP sebesar Rp.7,085,429.47 atau 38.1% dan PT. KP sebesar Rp. 286,493.24 atau 6.75%. Penelitian ini memanfaatkan peranti lunak MATLAB 2007A dalam menyusun perumusan model JELS.Perusahaan dalam menerapkan model JELS harus mempersiapkan perjanjian kerjasama, ketersediaan penyimpanan dan pengiriman barang untuk mengantisipasi perubahan pada sistem yang diakibatkan penerapa n model JELS tersebut. Kesepakatan dalam perjanjian kerjasama yang diharapkan pada model JELS ini, adanya keterbukaan informasi untuk kesesuaian produksi dan penyimpanan barang.

P PT. Molex Ayus Pharmaceutical (PT. MAP) is a pharmaceutical company . PT . MAP realise a changing on business condition, where competition is no longer between brands nor manufacturer, but is becoming competition betw een supply chains. Currently PT MAP as manufacturer and PT Kebayoran Pharma (PT. KP) as the sole distributor as well as the buyer implementing partially supply control, this practice caused frequent imbalance between production output with demand that eventually increase operating cost, generated by high inventory cost due to the over stock of finished goods. Based on this condition, the company plans to implement a concept that can make the supply chains-rom-p€te-ene-and-a-nother---by-ae-ing-integr-ated -invent0ry control with Joint Economics LotSize I JELS model.The purpose of this research is by giving recommendation on integrated inventory control using JELS model that develop to minimizing total join cost, that cover, ordering materials cost, materials inventory, production setup, finish good inventory and delivery to manufacture , including finish good order, and finish good delivery to customer.JELS model developed is JELS by Lee (2001) with modification that considerscost of finish good delivery. Decision variable JELS model is Q (measurement on finish good delivery lot), n (possibility on finished good generated frequency after first delivery) and m (materials frequency) where every materials order will be used for m production cycle (case 1) or each production conducted m materials order (case 2). Developing model is tested with convexity test to see whether the model is optimum. Total join cost with JELS model from Lee (condition Ila) is Rp.84,328,270.20 with Rp81,988,403 .52 is consider as cost that paid by PT.MAP and Rp 2,339,866 .68 are paid by PT KP, with Q value = 966 unit , m = 1 time, and n = 5 time, while total cost after using this developed JELS model with consideration delivery cost (condition IIb) is 15,467,942.71. Rp 11,510,915.26 is MAP cost and Rp 3,957,027.45 is PT KP cost, with Q value= 3,404 unit, m = 2 time, and n = 1 time. On this condition (condition I) total cost spent is Rp. 22,839,865.42. PT MAP responsible for Rp. 18,596,344.73 and PT. KP Rp. 4,243,520.69.Condition Ilb (optimize condition) saved cost as much as Rp. 7,371,922 .71 atau 32.28%, PT. MAP can save Rp.7,085,429.47 or 38.1% and PT. KP save Rp. 286,493.24 or 6.75%.This research uses MATLAB 2007A software in calculating the JELS model.In implementing JELS model , the company has to prepare joint agreement, storage availability, and product deliverance to anticipate system changes due to implementation on the JELS model. The agreement on information transparency for production sustainability and products inventory are expected on the joint agreement to implement this JELS model.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?