DETAIL KOLEKSI

Penyisihan Linear Alkylbenzene Sulfonat (LAS) dalam limbah deterjen secara anaerob dan aerob pada Reaktor Lekat diam bermedia sarang tawon


Oleh : Anis Chaerunisah

Info Katalog

Penerbit : FALTL - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2005

Pembimbing 1 : Mawar D.S.

Pembimbing 2 : R. Nida S.

Subyek : Waste composition

Kata Kunci : LAS, detergent, exclusion, accelerate degradation, fixed bed reactor, anaerob, aerob

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2005_TA_STL_08200011_Halaman-judul.pdf 6
2. 2005_TA_STL_08200011_Bab-1.pdf
3. 2005_TA_STL_08200011_Bab-2.pdf
4. 2005_TA_STL_08200011_Bab-3.pdf
5. 2005_TA_STL_08200011_Bab-4.pdf
6. 2005_TA_STL_08200011_Bab-5.pdf
7. 2005_TA_STL_08200011_Daftar-pustaka.pdf
8. 2005_TA_STL_08200011_Lampiran.pdf

P Pencemaran pada badan air banyak diakibatkan dari buangan limbah domestik dan industri. Deterjen merupakan salah satu komponen terbesar dalam limbah domestik, yang dimanfaatkan sebagai alat pembersih peralatan. Deterjen tersusun atas tiga kompenen utama yaitu, surfaktan, zat additive dan builders. Jenis surfaktan yang biasa digunakan pada deterjen adalah tipe anionik, yaitu Alkyl Benzene Sulfonate (ABS) dan Linear Alkylbenzene Sulfonate (LAS). Penelitian ini dilakukan untuk menentukan efisiensi penyisihan LAS dan laju degradasi LAS dengan menggunakan reaktor lekat diam bermedia sarang tawon. Pada pengoperasian reaktor lekat diam ini, proses pengolahan dibedakan secara anaerob dan aerob. Pengoperasian reaktor dilakukan dengan sirkulasi tertutup dan aliran up-flow yang tersusun secara batch dengan RTH 5 jam. Penyisihan LAS pada limbah deterjen dalam kondisi anaerob diperlukan waktu selama J 7 hari, dan pada kondisi aerob hanya diperlukan waktu selama 7 hari. PH (derajat keasaman) setelah proses pengolahan didapatkan sebesar 8,45 (Pl .0 : kondisi aerob tan pa inokulum), 7,88 (Pl.I : kondisi anaerob+inokulum), 8,97 (P2.0 : kondisi aerob tanpa inokulum) dan 8,84 (P2. l : kondisi aerob+inokulum). % efisiensi penyisihan CODsotuble tertinggi sebesar 80,96 % (Pl. l) dengan effluent 476 mg/L dan 89,37 % (P2. l) dengan effluent sebesar 265,67 mg/L, untuk perlakuan lain (reaktor kontrol) didapatkan efisiensi penyisihan CODsoluble sebesar 76,81 % dengan effluent 531 mg/L (Pl.O) dan 76,33 %dengan effluent 591,67 mg/L. Penyisihan LAS tertinggi sebesar 99,22 % (P2.l) denganeffluent sebesar 16,9 mg/L, dan untuk perlakuan yang lain penyisihan LAS sebesar 99, 19% (P 1.1 ), 98,3 % (PLO) dan 89,08 % (P2.0) dengan effluent LAS sebesar 17 ,51 mg!L (Pl.I), 27,84 mg/L (Pl.O), dan 237,34 mg/L (P2.0). Laju degradai LAS tercepat terjadi pada hari pertama pada semua perlakuan yaitu sebesar 534,08 ppm!hari (PLO), 698,76 pprn/hari (Pl.l), 620,04 pprn/hari (P2.0), dan 1632,9 ppm/hari (P2.l). Penambahan inokulum bakteri dalam penyisihan LAS pada reaktor anaerob dengan sistem lekat diam memberikan pengaruh sama dengan reaktor anaerob tanpa penambahan inokulum(kontrol PLO) (F hitung = 0,43 < F tabel = 4,15), namun pada proses aerob peranan penambahan inokulum bakteri memberikan pengaruh yang nyata terhadap penyisihan LAS (F hitung = 10,32 > F tabel = 9,33) dengan kekeliruan 5 % (a= 0,05).

A A lot of contamination in the waters resulted from domestic waste and industry. Detergent is the biggest one of domestic waste. Detergent is the one of tools home cleaner. Three component of detergent are surfactan, additive and builders. Type of surfactan which commonly use detergent is anionic type, they are Alkyl Benzene Sulfonate (ABS) and Linear Alley/benzene Sulfonate (LAS). This research conducted to determine efficiency of exclusion LAS and accelerate degradation LAS by using fixed bed reactor with the cross flow as support material. This operation as batch process which is executed in anaerob and aerob condition, with close circulation, up flow and having 5 hours Rate time Hour (RTII). Exclusion LAS of detergent waste in an anaerob condition needed by the time during 17 day, and aerob condition only be needed 7 daye : PH (degree of acidity) after processing process got equal to 8,45 (P l.O : anaerob condition without inoculum), 7,88 (Pl.I : anaerob condition+inoculum), 8,97 (P2.0 : aerob conditionwithout inoculum) and 8,84 (P2. l : aerob condition+inoculum). % efficiency of highestA exclusion CODsotubte equal to 80,96% (Pl. I) with effluent 476 mg/L and 89,37% (P2.1)with effluent equal to 265,67 mg/L, for the other treatment (control reactor) have efficiency of CODsotuble equal 76,81 % with effluent 476 mg/L (PLO) and 76,33 % with effluent 591,67 mg/L. Highest exclusion LAS equal to 99,22 % (P2.1) with effluent of equal to 16,9 mg/L, and for the other treatment exclusion LAS equal to 99,19 % (Pl.I),98,3 % (PLO) and 89,08 % (P2.0) with effluent LAS of equal to 17,5 l mg/L (Pl.I), 27,84 mg/L (PLO), and 237,34 mg.IL (P2.0). Accelerate maximum quickest degradation LAShappened on first day all of treatment, equal to 534,08 ppm/day (P 1.0), 698,76 ppm/day (Pl.I), 620,04 ppm/day (P2.0) and 1632,9 ppm/day (P2.l). Addition of inoculum bacterium in to exclusion of LAS at anaerob reactor with using fixed bed have same effect with reactor anaerob without addition inokulum bacterium (control P 1.0) ( F count= 0,43 < F table= 4,15), but at aerob process addition of inoculum bacterium give real influence (F count= 10,32 > F table= 9,33) with error value 5 % (c= 0,05).

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?