Analisa decline curve dan perhitungan skin pada sumur R-15, R-28 dan R-95 lapangan Ratri
Nomor Panggil : 2107/TP/2013
Penerbit : FTKE - Usakti
Kota Terbit : Jakarta
Tahun Terbit : 2013
Pembimbing 1 : Lestari Said
Subyek : Mining Productions
Kata Kunci : decline curve analysis, field ratri asset, acidizing, scale index
Status Posting : Published
Status : Lengkap
No. | Nama File | Hal. | Link |
---|---|---|---|
1. | 2013_TA_TM_07108035_8.pdf |
|
|
2. | 2013_TA_TM_07108035_7.pdf |
|
|
3. | 2013_TA_TM_07108035_6.pdf |
|
|
4. | 2013_TA_TM_07108035_5.pdf |
|
|
5. | 2013_TA_TM_07108035_4.pdf |
|
|
6. | 2013_TA_TM_07108035_3.pdf | 7 |
|
7. | 2013_TA_TM_07108035_2.pdf | 2 |
|
8. | 2013_TA_TM_07108035_1.pdf | 17 |
|
S Sumur R-15, R-28 dan R-95 terletak di lapangan Ratri, PT. PERTAMINA FIELD RATRI ASSET 1, Sumatra Selatan. Formasi aktif dari ketiga sumur tersebut adalah formasi baturaja yang terletak pada South Sumatra Basin. Ketiga sumur tersebut adalah sumur-sumur penghasil minyak di lapangan Ratri. Dengan menggunakan metode perhitungan Decline Curve Analysis maka dapat diketahui laju penurunan produksi, sisa cadangan produksi yang diperoleh (EUR) serta waktu sumur berproduksi hingga economic limit. Hasil dari Decline Curve Analysis menunjukkan bahwa ketiga sumur tersebut masih akan berproduksi hingga beberapa tahun mendatang, namun produksi ketiga sumur tersebut menurun sehingga diasumsikan adanya scale yang membentuk skin. Pada analisa Scale Index dengan Metode Stiff Davis, maka terbukti terdapat endapan carbonat. Sedangkan pada perhitungan skin, skin bernilai positif yang artinya terdapat damage. Adanya scale dan skin mengakibatkan produksi minyak menurun, akibatnya kurva IPR bergeser ke sebelah kiri. Menurunnya produksi minyak yang diakibatkan oleh scale harus ditangani dengan tepat, yaitu dengan melakukan acidizing. Diharapkan dengan melakukan acidizing maka produksi akan meningkat sehingga kurva IPR akan bergeser ke sebelah kanan.