Perbandingan hasil arus puncak ekspirasi pada mahasiswa perokok dan bukan perokok
R Rokok sejak lama menjadi permasalahan kesehatan global di seluruh dunia. Kebiasaan merokok di perguruan tinggi juga makin banyak dijumpai, baik di Fakultas Kedokteran maupun fakultas lainnya. Karena merokok cukup erat kaitannya dengan fungsi paru yang salah satunya adalah arus puncak ekspirasi (APE), maka perlu dilakukan penelitian dengan tujuan mengetahui perbandingan hasil APE antara mahasiswa perokok dan bukan perokok. Penelitian menggunakan studi analitik dengan desain potong silang yang mengikutsertakan 104 mahasiswa angakatan 2012 di Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti. Data dikumpulkan dengan cara pengisian kuesioner yang meliputi status merokok, jenis kelamin dan tingkat aktifitas fisik, serta pengukuran APE yang menggunakan alat peak flow meter. Analisis data dengan menggunakan SPSS for Windows versi 21 dan tingkat kemaknaan yang digunakan 0,05. Dari hasil analisis hubungan antara perokok dengan hasil arus puncak ekspirasi diperoleh responden bukan perokok yang tidak mengalami penurunan hasil APE 21 orang (20,2%) dan yang mengalami penurunan hasil APE 11 orang (10,6%). Sedangkan responden perokok ringan yang tidak mengalami penurunan hasil APE 32 orang (30,8%) dan yang mengalami penurunan hasil APE 40 orang (38,5%). Maka didapatkan nilai p = 0,046 yang bernilai lebih kecil dari 0,05. Penelitian ini menunjukan mahasiswa perokok akan mengalami penurunan pada hasil APE dibandingkan dengan mahasiswa yang bukan perokok.
S Smoking has been a global health problem throughout the world. Smoking habits in college is also more prevalent, both in medical faculty and other faculties. Smoking is quite closely related to lung function, one of which is the peak expiratory flow rate (PEFR), it is necessary to study in order to know the comparison results of PEFR between students-smokers and nonsmokers. The research was using the analytic study with a cross-sectional design that involving 104 students of 2012 batch of Medical Faculty at Trisakti University. The data were collected by filling the questionnaires which included the smoking status, gender and level of physical activity, as well as PEFR measurement tool that uses a peak flow meter. The data analysis was using SPSS for Windows version 21 and a 0.05 significance level. From the analysis of the relation between smokers and peak expiratory flow results obtained by the respondents who were not smokers and did not degrade the results in PEFR were 21 people (20.2%), and which degrade the results in PEFR were 11 people (10,6%). While the light smoker respondent did not degrade the results in PEFR were 32 people (30.8%), and which degrade the results in PEFR were 40 people (38,5%). Then the p value = 0.046 which is worth less than 0.05. This research shows that smoker-students will degrade the results in PEFR compared with non-smoker students.