DETAIL KOLEKSI

Perbandingan densitas mikrofilaria antara metode sirkuler dan metode garis pada post terapi filariasis


Oleh : Rianti Citra Utami

Info Katalog

Nomor Panggil : 616.965 2-UTA-p

Penerbit : FK - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2015

Pembimbing 1 : Suriyani

Subyek : Filariasis - Prevention and control

Kata Kunci : filariasis, linear method, thick blood smear

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2015_TA_SKD_03011252_Halaman-judul.pdf
2. 2015_TA_SKD_03011252_Pengesahan.pdf
3. 2015_TA_SKD_03011252_Bab-1_Pendahuluan.pdf 3
4. 2015_TA_SKD_03011252_Bab-2_Tinjauan-literatur.pdf
5. 2015_TA_SKD_03011252_Bab-3_Kerangka-konsep.pdf
6. 2015_TA_SKD_03011252_Bab-4_Metode.pdf
7. 2015_TA_SKD_03011252_Bab-5_Hasil.pdf
8. 2015_TA_SKD_03011252_Bab-6_Pembahasan.pdf
9. 2015_TA_SKD_03011252_Bab-7_Kesimpulan.pdf
10. 2015_TA_SKD_03011252_Daftar-pustaka.pdf 4
11. 2015_TA_SKD_03011252_Lampiran.pdf

F Filariasis termasuk dalam daftar tujuh belas penyakit Neglected Tropical Diseases (NTDs), dan endemis di Indonesia. WHO telah mencanangkan program bahwa dunia akan bebas filariasis pada tahun 2020. Gold standard untuk diagnosis filariasis adalah dengan menemukan mikrofilaria dalam darah, diperiksa dengan apusan darah tepi. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode mana yang lebih sensitif untuk melihat densitas mikrofilaria post terapi.METODEPenelitian ini menggunakan metode uji diagnosis dengan desain case control yang mengikutsertakan 22 penduduk yang terkena filariasis dan telah mendapat terapi dari Desa Gulinggang, Desa Hamarung dan Desa Hukai yang terletak di Kecamatan Juai, Kabupaten Balangan, Provinsi Kalimantan Selatan. Data dikumpulkan dengan cara mengambil darah sebanyak 120 μl dan dibuat apusan darah tepi tebal menggunakan metode sirkuler dan garis lalu dilihat dibawah mikroskop setelah itu dibandingkan densitas yang diperoleh dari kedua apusan. Data dianalisis dengan tabel uji diagnostik.HASILAnalisis menunjukkan bahwa sensitivitas dari metode sirkuler sebesar 80%, spesifisitas sebesar 87%, nilai duga positif sebesar 67%, nilai duga negatif sebesar 93%, rasio kemungkinan positif sebesar 6,15, rasio kemungkinan negatif sebesar 0,22, dan akurasi sebesar 85%.KESIMPULANPenelitian ini menunjukkan sensitifitas dan spesifisitas dari metode garis sebesar 80% dan 87% pada sediaan apus darah tepi tebal. Hal tersebut menunjukkan bahwa hasil dari metode garis lebih baik dibandingkan dengan hasil dari metode sirkuler.

F Filariasis is included in the list of Neglected diseases seventeen Tropical Diseases (NTDs), and endemic in Indonesia. Who has initiated a program that the world will be free of filariasis by 2020. The gold standard for the diagnosis of filariasis is to find mikrofilaria in the blood, checked with thick blood smear. So this research aims to find out which method is more sensitive to the density of the mikrofilaria post therapy.METHODThis study using diagnostic methods with case control design that included 22 of the people affected by filariasis and have received therapy. This research carried out in Gulinggang, Hamarung, and Hukai Village that is located in Juai, Balangan, South Borneo.Data were collected by taking of the blood taking as many as 120μl and made thick blood smearuse circular method and linear method, then seen under the microscope after it compared the density derived from both of smears. Data were analyzed with the table of diagnostic test.RESULTAnalysis shows that sensitivity of a method of circularly by 80%, the specificity of as much as 87%, expect positive value by 67%, the value of negative thought of 93%, the ratio of the possibility of 6,15 positive, the ratio of the possibility of 0.22 negative, and accuracy as much as 85%.CONCLUSIONThis research shows the sensitivity and specificity of the method line of 80% and 87% in hick blood smear. It shows that the results of the method the lines better than the result of a circular method.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?