Perencanaan sistem penyaluran air buangan Kota Cianjur
K Kota Cianjur yang erdiri dari 3 kecamatan dan 17 kelurahan mempunyai luas wilayah 4.349 Ha. Pengelolaan air buangannya dilakukan dengan sistem on site menggunakan septik tank/cubluk yang langsung dibuang ke tanah kosong atau sungai. Untuk itu direncanakan sistem penyaluran air buangan yang teratur dengan menggunakan sistem off site. Dasar perencanaan sistem penyaluran ini adalah laju pertumbuhan penduduk yang digunakan adalah 2, 36 %. Proyeksi jumlah penduduk tahun 2010 dam 2020 adalah 241.455 jiwa dan 304.887 jiwa. Untuk kebutuhan air bersih non domestik adalah 26, 43 % dari kebutuhan domestik dan faktor harian maksimum 1,3. Persentase air buangan didapat dengan memngadakan perbandingan dengan kawasan domestik Kota Legenda yang hasilnya adalah 78, 25 % dari pemakaian air bersih. Debit rata – rata air buangan tahun 21010 adalah 1, 313 lt/det/1000 jiwa dan untuk tahun 2020 sebesar 1, 358 lt/det/1000 jiwa. Periode perencanaan tahap I (2000-2010) untuk kelurahan/desa yang padat penduduknya mencakup 30 % dari penduduk Kota Cianjur. Tahap II (2010-2020) meliputi seluruh wilayah kota yaitu mencapai 60 % penduduk kota Cianjur kecuali Kelurahan Babakan Karet sebagai lahan konservasi. Sistem penyaluran ini terbagi atas dua alternatif berkaitan dengan letak IPAL, yaitu (1) ditempatkan di timur kota karena mempunyai elevasi terendah dan (2) di IPLT Desa Sirnagalih yang ada saat ini. Hasil perhitungan untuk alternatif 1 yaitu debit puncak 768, 133 lt/det, panjang pipa induk 9150 m, diamter pipa yang digunakan 300-800 mm dan jumlah manhole 38 buah denga perkiraan biaya sebesar Rp, 2513, 871.472,00 sedangkan alternatif2, debit puncak 769, 883 lt/det, panjang pipa induk 9750 m, diamter pipa yang digunakan adalah 300-1000 mm, jumlah manhole adalah 43 buah dan menggunakan sistem pemompaan dengan perkiraan biaya Rp. 3.428.735.665,00. Oleh karena itualternatif 1 menjadi alternatif terpilih. Sebelum pembangunan dilaksanakan, perlu melakukan penyuluhan lepada masyarakat , penilaian PIL dan PEL serta mnyiapkan sumber daya yang ada.
C Cianjur city consist of three districts and seventeen villages which has area of 4349, 35 Ha. The management of wastewater are handled by on site system using seotic tank or pit latrine which are septic tank or pit latrine which are disposed directly to land or river. Accordingly, study of design sewerage system are to be taken. Design of sewerage system is based on 2,36 % growth of population. The estimated population by the year of 2010 and 2020 are 241, 455 and 304, 887 inhibitions. Non domestic water supply consumption are 26, 43 % from the domestic water consumption and maximum daily flow is 1.3. A comparative percentage of wastewater use the resulting study of 78.25 % of water consumption the Kota Legenda. The Average quantity of waste water by the year of 2010 and 2020 are 1.313/sec/1000 cap and 1.358 l/sec/1000 cap. The palnninmg period phase 1 (2000-2010)given to the most crowded population villages served 30 % population of Cianjur city , except Babakan Karet villages as conservation area. Consider two alternative based on the IPAL location : (1) located in the lowest and east area of Cianjur city and (2) the existing IPLT at Sirnagalih villages. Alternative 1 gives : (a) peak flow capacity 768.133 l/sec, (b) trunk main pipe length 9, 150 m, (c) the diamter of pipe 300-800 mm, (d) the number of manhole 38 units and (e) estimate cost Rp. 2, 513, 871, 472,00. Alternative 2, (a) peak flow capacity 769,883 l/sec. (b) trunk main pipe length 9,750 m, (c) the diameter of pipe 300-1000 mm, (d) the number manhole 43 units and (e) estimate cost Rp.3,428,735,665.00. Therefore the alternative 1 is feasible. Before construction planning, public campaign needed to be implemented, assessment the Presentation of Environmental Information (PIL) and Presentation Environmental Evaluation (PEL) and their resources.