Hubungan tingkat stres dengan kejadian timbulnya akne vulgaris pada individu 18-24 tahun
A Akne vulgaris merupakan peradangan kronik berasal dari kelenjar pilosebasea dengan gambaran klinik terdapat kelainan polimorfik pada kulit yang terdiri dari nodul, pustul, komedo, dan jaringan parut, termasuk jaringan parut yang hipertrofik maupun yang hipotrofik. Akne Vulgaris merupakan penyakit yang penyebabnya adalah multifaktorial antara lain genetik, stres, makanan, penggunaan kosmetik, hormon dan penggunaan obat-obatan. Dari data studi didapatkan bahwa kejadian akne vulgaris terjadi paling tinggi pad usia 17-25 tahun. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara tingkat stres dengan timbulnya akne vulgaris pada usia 18-24 tahun.METODEPenelitian ini menggunakan desain studi potong lintang dilakukan pada 73 responden dengan rentang usia 18-24 tahun dari pasien di Klinik dr Lee Kelapa Gading Jakarta Utara. Analisis data dilakukan menggunakan uji Chi-square dengan tingkat kemaknaan p < 0,05.HASILKarakteristik responden lebih banyak mengalami stres dengan persentase 63%. Untuk akne vulgaris responden lebih banyak mengalami akne vulgaris dengan persentase sebesar 58,9%. Hasil analisis data berdasarkan uji Chi-square mengenai hubungan antara tingkat stres dengan timbulnya akne vulgaris pada usia 18-24 tahun menunjukan terdapat hubungan yang bermakna (p = 0,001).KESIMPULANPenelitian ini menunjukan adanya hubungan antara tingkat stres dengan timbulnya akne vulgaris pada usia 18-24 tahun
A Acne vulgaris is a chronic inflammation originating from the pilosebaceous glands with a clinical picture of polymorphic abnormalities in the skin consisting of nodules, pustules, comedones, and scar tissue, including hypertrophic and hypotrophic scarring. Acne vulgaris is a disease whose causes are multifactorial, including genetics, stress, food, use of cosmetics, hormones and use of drugs. From the study data it was found that the highest incidence of acne vulgaris occurred at the age of 17-25 years. The purpose of this study was to determine the relationship between stress levels and the incidence of acne vulgaris at the age of 18-24 years.METHODSThis study used a cross-sectional study design conducted on 73 respondents with an age range of 18-24 years from patients at Dr Lee Kelapa Gading Clinic, North Jakarta. Data analysis was performed using the Chi-square test with a significance level of p <0.05.RESULTSThe characteristics of the respondents experienced more stress with a percentage of 63%. For acne vulgaris, more respondents experienced acne vulgaris with a percentage of 58.9%. The results of data analysis based on the Chi-square test regarding the relationship between stress levels and the incidence of acne vulgaris at the age of 18-24 years showed that there was a significant relationship (p = 0.001).CONCLUSIONThis study shows that there is a relationship between stress levels and acne vulgaris at the age of 18-24 years