Analisis sentimen dan topic modeling mengenai uu ite pada media sosial twitter bahasa Indonesia
S Setelah direvisi pada tahun 2016, UU ITE masih banyak menuai pro dan kontra dikarenakan isinya yang masih dinilai multitafsir oleh masyarakat. Pada awal tahun 2021, presiden membuat pernyataan bahwa akan merevisi UU ITE jika tidak memberi rasa keadilan bagi masyarakat. Namun begitu, sampai sekarang UU ITE masih belum juga direvisi oleh pemangku jabatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sentimen masyarakat dan topik yang dibicarakan mengenai kebijakan UU ITE. Penelitian ini menggabungkan Analisis Sentiment Lexicon-Based dan Pemodelan Topik metode Latent-Dirichlet Allocation (LDA). Hasil dari penelitian ini adalah sentiment negative sebesar 75,6% dan terdapat topik yang sering dibicarakan mengenai UU ITE yaitu mengenai permintaan revisi pasal karet UU ITE kepada pemangku jabatan seperti kepada Presiden, topik mengenai kasus yang diakibatkan oleh UU ITE serta pembahasan mengenai pasal didalam UU ITE yang dirasa merugikan masyarakat.
A After being revised in 2016, the ITE Law still reaps many pros and cons because its contents are still considered to have multiple interpretations by the public. In early 2021, the president made a statement that he would revise the ITE Law if it did not provide a sense of justice for the people. However, until now the ITE Law has not been revised by the office holders.This study aims to determine public sentiment and the topics discussed regarding the ITE Law policy. This study combines Lexicon-Based Sentiment Analysis and Topic Modeling with the Latent-Dirichlet Allocation (LDA) method. The results of this study are negative sentiments of 75.6% and there are topics that are often discussed about the ITE Law, namely regarding requests for revisions to the ITE Law rubber articles to stakeholders such as the President, topics about cases caused by the ITE Law and discussions about point in the ITE Law. ITE that is felt to be detrimental to society.