Perbandingan metode ekstrasi maserasi dan soxhlet ekstrak biji jintan hitam (nigella sativa) dalam menghambat pertumbuhan candida albicans : in vitro
L Latar belakang: Candida albicans merupakan mikroflora oral yang bersifat oportunistik dan dapat menjadi patogen pada pasien dengan kondisi tertentu, seperti pasien immunocompromised, penggunaan gigi tiruan, dan penggunaan antibiotik dalam jangka waktu yang panjang. Kondisi infeksi rongga mulut yang disebabkan oleh Candida albicans disebut sebagai Kandidiasis Oral. Pemakaian obat-obatan dengan bahan alam kembali mengemuka, sehingga dilakukan pencarian bahan alam yang mampu menghambat pertumbuhan Candida albicans salah satunya yaitu ekstrak biji Jintan Hitam. Dalam mendapatkan ekstrak yang memiliki efektivitas maksimal untuk menghambat pertumbuhan Candida albicans perlu dilakukan metode ekstraksi yang tepat. Secara garis besar metode ekstraksi Maserasi dan Soxhlet memiliki perbedaan yaitu metode Maserasi dilakukan pada suhu ruangan, sementara metode Soxhlet dilakukan pada suhu yang lebih tinggi. Hasil ekstrak biji Jintan Hitam dari kedua metode tersebut dibandingkan manakah yang lebih baik dalam menghambat pertumbuhan Candida albicans. Tujuan: Mengetahui perbedaan efektivitas ekstrak biji Jintan Hitam dengan metode Maserasi dan Soxhlet dalam menghambat pertumbuhan Candida albicans secara in vitro. Metode: Eksperimental laboratorium dengan kelompok uji sebagai berikut, kontrol positif Nistatin, kontrol negatif aquades dan lima konsentrasi berbeda ekstrak jintan hitam dari tiap metode ekstraksi yaitu 500 mg/ml, 250 mg/ml, 125 mg/ml, 62,5 mg/ml dan 31,25 mg/ml. Hasil: Rata-rata diameter zona hambat hasil ekstraksi Maserasi dengan konsentrasi 500 mg/ml, 250 mg/ml, 125 mg/ml, 62,5 mg/ml dan 31,25 mg/ml secara berurut yaitu 12,3 mm, 16 mm, 0 mm, 14 mm dan 0 mm. Sementara untuk hasil ekstraksi Soxhlet secara berurut yaitu 13 mm, 0 mm, 12,5 mm, 10,5 mm dan 0 mm. Kesimpulan: Ekstrak Jintan Hitam yang diperoleh baik melalui metode ekstraksi Maserasi ataupun Soxhlet tidak memiliki perbedaan yang signifikan dalam menghambat pertumbuhan Candida albicans.
B Background: Candida albicans is an opportunistic oral microflora and can be pathogenic in the host with certain conditions, such as immunocompromised patients, use of dentures, and a long-term antibiotics consumption. The oral infection condition which is caused by Candida albicans is referred to as Oral Candidiasis. Natural ingredients medications had came back to the fore, therefore a research to discover a natural ingredients that has a capability to inhibit Candida albicans growth is done. The extract of Black cumin seeds is one of those. In order to obtain an extract that has maximum effectiveness to inhibit the growth of Candida albicans, an appropriate extraction method is needed. In broadly, the difference of Maceration and Soxhlet extraction methods is the Maceration method is carried out at room temperature, meanwhile the Soxhlet method is carried out at a higher temperature. The results of Black Cumin seed extract from the two methods were compared of which one has a better extract in inhibiting Candida albicans growth. Objective: To determine the efficacy between Maceration and Soxhlet method of Black Cumin extract in inhibiting Candida albicans growth. Methods: Laboratory experiment with test groups such as Nystatin as positive control group, Aquades as negative control group and five different concentrations of each extraction methods with following concentration such as 500 mg/ml, 250 mg/ml, 125 mg/ml, 62,5 mg/ml dan 31,25 mg/ml. Result: The mean diameters of Maceration extract in following concentration of 500 mg/ml, 250 mg/ml, 125 mg/ml, 62,5 mg/ml dan 31,25 mg/ml sequentially as follows 12,3 mm, 16 mm, 0 mm, 14 mm dan 0 mm. Meanwhile the result of Soxhlet extraction sequentially is as follows 13 mm, 0 mm, 12,5 mm, 10,5 mm dan 0 mm. Conclusion: There is no significant difference between the Black Cumin seed extract of which is extracted with Maceration or Soxhlet method in inhibiting Candida albicans growth