Hubungan antara jenis kelamin dengan morfologi anemia pada pasien dewasa di laboratorium Biomedika Angke
L LATAR BELAKANG Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan utama di Indonesia maupun di dunia. Hal ini dibuktikan dengan prevalensi anemia yang tinggi berdasarkan data dari WHO (2008) dan RISKESDAS (2007). Salah satu faktor yang memengaruhi anemia adalah perbedaan jenis kelamin pada orang dewasa. Perbedaan jenis kelamin diduga memiliki keterkaitan dengan jenis morfologi anemia yang diderita oleh masing-masing jenis kelamin tersebut. Perbedaan jenis morfologi anemia yang diderita akan berpengaruh pada pencegahan dan pengobatan yang berbeda pula. Dengan mengetahui kecenderungan jenis morfologi anemia yang diderita oleh masing-masing jenis kelamin, diharapkan dapat dilakukan pencegahan dan pengobatan yang lebih baik.METODE Penelitian menggunakan studi observasional dengan desain potong silang yang mengikutsertakan 98 pasien dewasa yang memeriksakan diri ke laboratorium Biomedika cabang Angke selama tahun 2012. Data yang digunakan berupa data sekunder yang meliputi usia, jenis kelamin, dan morfologi anemia. Analisis data dengan menggunakan SPSS for Windows versi 17.0.HASIL Dari 98 sampel, terdapat 66 pasien dewasa yang menderita anemia, 47 pasien perempuan dan 19 pasien laki-laki. Pasien perempuan lebih banyak menderita anemia mikrositik hipokrom, sedangkan pasien laki-laki lebih banyak menderita anemia normositik normokrom. Analisis metode kai-kuadrat menunjukkan terdapat hubungan bermakna antara jenis kelamin dengan morfologi anemia pada pasien dewasa (p=0,019).KESIMPULAN Penelitian ini menunjukkan adanya hubungan antara perbedaan jenis kelamin dengan morfologi anemia pada pasien dewasa
B BACKGROUND Anemia is one of the biggest health problem in Indonesia and worldwide. This is reflected by the high anemia prevalence shown by WHO (2008) and RISKESDAS (2007). One factor that affects anemia prevalance is gender. Gender is assumed to play role in determining the anemia morphology. Different anemia morphology needs different type of prevention and treatment as well. Therefore, by predicting the anemia morphology correctly, the prevention and treatment given will be more accurate.METHODS This study was conducted by observational method with cross-sectional which include 98 adult subjects who went to Biomedika Laboratory, Angke in 2012. Secondary data taken included subject’s age, gender, and anemia morphology. Data analysis was processed with SPSS for Windows version 17.0.RESULTS Among 98 subjects, 66 subjects suffered from anemia, 47 were female and 19 were male subjects. Most female subjects had hypochromic microcytic anemia, while most male subjects had normochromic normocytic anemia. Chi square analysis showed that there was a significant relation between gender and anemia morphology in adult subjects (p=0.019).CONCLUSIONS This study showed that there was a relation between gender and anemia morphology in adult subjects