Hubungan merokok dengan gangguan penghidu pada supir taksi
F Fungsi penghidu merupakan hal penting dalam kehidupan sehari-hari, seperti ketika makan, untuk meningkatkan kewaspadaan untuk mendeteksi terhadap sesuatu yang berbahaya, seperti asap, gas-gas, dan zat kimia lainnya. Merokok dianggap berbahaya karena terdiri atas zat-zat yang berbahaya bagi tubuh dan bersifat karsinogenik, seperti nikotin, tar, toluen. Zat-zat dalam rokok dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan atas, dimana dapat menyebabkan gangguan penghidu.METODEPenelitian ini menggunakan analisis observasional, menggunakan model cross-sectional. Penelitian ini diselenggarakan pada bulan Desember 2015 di Stasiun Gambir Jakarta yang terdiri atas 67 supir taksi. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan wawancara dari Importance of Olfaction (IO) questionnaire.HASILDari 42 Subjek yang merokok, 31 subjek (46,3%) memiliki fungsi penghidu normal, sedangkan 11 subjek (16,4%) memiliki gangguan penghidu. Pada 25 subjek yang tidak memiliki kebiasaan merokok, menunjukan bahwa sebanyak 22 subjek (32,8%) memiliki fungsi penghidu yang normal, sedangkan tiga subjek lainnya memiliki gangguan penghidu. Berdasarkan data analisis statistik menggunakan uji Chi-Square , didapatkan hasil p=0.167, dimana nilai tersebut lebih besar dari tingkat kemaknaan 5% (p<0.005).KESIMPULANDari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa merokok bukan merupakan penyebab utama pada gangguan penghidu. Penilitian ini hanya menggunakan kuesioner untuk mendiagnosis gangguan penghidu dan tidak didukung oleh pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang objektif lainnya
O Olfactory function is important in daily activities, such as eating, increasing our cautions to detect smoke, gas, and other chemical agents. Smoking is considered hazardous because they contain substances which harmful and carcinogenic in human body, such as nicotine, tar, toluene. Cigarette substances can cause irritation in upper respiratory tract, which can cause olfactory impairment.METHODThe research method is analytic observational study using cross-sectional design. This research was held on December 2015 at Gambir Station Jakarta, that include of 67 taxi drivers. Data was collecting by questionnaire and interview using Importance of Olfaction (IO) questionnaire.RESULTFrom 42 subjects who smoked, 31 subjects (46.3%) had a normal olfactory function, while the other 11 subjects (16.4%) had an olfactory impairment. In the 25 subjects who did not smoke showed that 22 subjects (32.8%) had a normal olfactory function, while three (4.5%) had an olfactory impairment. From Statical Analytic data using Chi-Square Test, the result was p=0.167 ,this value is greater than a significant level of 5 % (p<0.05).CONCLUSIONThe study conclude that smoking is not the only main caused of olfactory impairment. This study only used questionnaireto diagnose the olfactory impairment, and not supported by physical examination and other objective diagnostic test.