Perbedaan segregasi sosial berdasarkan pola neighbourhood pada perumahan hunian berimbang (kasus : perumahan Telaga Kahuripan, kabupaten Bogor)
K Kebijakan hunian berimbang adalah kebijakan pembangunan perumahan yang bertujuan menciptakan lingkungan hunian yang dihuni oleh masyarakat dengan perbedaan latar belakang sosial ekonomi untuk meredam segregasi sosial. Segregasi sosial di perumahan adalah ekspresi kesenjangan karena perbedaan kondisi sosial ekonomi dan tidak adanya interaksi sosial di antara penghuni. Penelitian ini diarahkan untuk menjawab pertanyaan “adakah perbedaan tingkat segregasi sosial akibat pola neighbourhood pada perumahan hunian berimbang?â€. Variabel penelitian ini adalah pola neighbourhood dan segregasi sosial. Pola neighbourhood yang diteliti meliputi pola linear dan pola cluster. Subvariabel pola neighbourhood meliputi: pola jaringan jalan, fasilitas bersama, penataan keterkaitan antarrumah. Subvariabel segregasi sosial adalah interaksi sosial, dan distribusi kelompok sosial. Lokasi penelitian adalah Perumahan Telaga Kahuripan di Kabupaten Bogor karena merupakan perumahan yang menggunakan konsep hunian berimbang dan terdiri atas pola neighbourhood berbeda. Teknik analisis menggunakan Uji T sampel independen dan Index of Dissimilarity. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan tingkat segregasi sosial akibat pola neighbourhood. Pola cluster adalah pola yang lebih tersegregasi dibandingkan dengan pola linear. Subvariabel pola jaringan jalan, fasilitas bersama, dan penataan keterkaitan antarrumah merupakan penyebab. Tingkat segregasi sosial termasuk ke dalam tipologi segregasi sedang hingga tinggi pada pola cluster. Untuk meredam segregasi sosial perumahan, maka dalam perencanaan perumahan terutama pada perumahan yang menerapkan konsep hunian berimbang untuk tidak hanya merencanakan proporsi jumlah unit hunian yang berbeda ukuran tetapi merencanakan pola neighbourhood yang dapat memunculkan integrasi sosial.
B Balanced Residential is a housing development policy to create a neighbourhood lived by communities with the variation of socio-economic background to reduce social segregation. Social segregation in a residential area is a gap expression caused by social economy differentiation and the absences of social interaction among residents. This research aims to answer a question "is there any social segregation difference caused by the neighbourhood pattern in a balanced residential?". The variables in this research are neighbourhood pattern and social segregation. Neighbourhood pattern studied are the cluster and linear pattern. The sub-variables of neighbourhood pattern are: the road network, neighbourhood facilities, and design/layout. The sub-variables of social segregation are social interaction and social group distribution. The case choosen was Telaga Kahuripan Residence, Bogor District as a balanced residential and has different neighbourhood pattern. Analytical Technique used were the Independent Sample T-Test and Index of Dissimilarity. The result showed that there is a difference in social segregation based on neighbourhood pattern and the cluster pattern is the pattern which more segregated. Sub-variables the road network, neighbourhood facilities, design/layout are the causes of social segregation, and the level of social segregation categorized as a middle to high segregation on cluster pattern. Therefore, to reduce housing social segregation, it is necessary to apply the concept of balanced residential in housing planning not only for the proportion of different unit’s type but also have to plan the neighbourhood pattern which effectively creating social integration.