Kajian kominusi menggunakan alat hammer crusher terhadap jumlah dan kualitas produksi batugamping di PT Semen Baturaja(persero), Tbk
P Proses peremukan batugamping di PT Semen Baturaja (Persero) Tbk menggunakan alat hammer crusher dengan kapasitas terpasang 650 ton per jam. Adanya hambatan mekanis maupun non mekanis menyebabkan target produksi batugamping sebesar 175.500 ton pada bulan Agustus 2017 tidak tercapai dan terproduksinya material oversize (> 80 mm) yang menyebabkan terjadinya over vibration sehingga alat vertical raw mill berhenti beroperasi. Berdasarkan alasan tersebut maka perlu dikaji faktor penghambat dan upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan jumlah dan kualitas produksi dengan menggunakan pendekatan secara kuantitatif pada perhitungan data dan metode image analysis menggunakan software split desktop untuk mengetahui ukuran mateial. Dari hasil analisis yang dilakukan maka hambatan dapat dibagi menjadi hambatan yang bisa dihindari dan tidak bisa dihindari. Hambatan yang bisa dihindari yaitu kelebihan istirahat, keterlambatan dumping, dan problem material sedangkan hambatan yang tidak bisa dihindari yaitu blasting delay, perpindahan reclamer, pelumasan, dan gangguan mekanis dimana waktu standby sebesar 50 jam dan waktu Breakdown sebesar 46.7 jam, dan waktu kerja efektif sebesar 318.49 jam per bulan dengan jumlah produksi sebesar 163.982 ton. Setelah dilakukan perbaikan waktu hambatan, produksi meningkat menjadi 185.264 ton dengan nilai MA, PA, UA, dan EU yang sebelumnya masing-masing adalah 87.20 %, 88.75 %, 86.43 %, dan 76.70 % meningkat menjadi 87.60 %, 89.75 %, 89.62 %, dan 79.53 %. Kemudian dari hasil 23 sampling produk batugamping yang diambil di atas belt conveyor, setelah diayak dan ditimbang maka didapatkan sebanyak 8.5 % produk batugamping tertahan pada ukuran ayakan 80 mm. Hal ini dikarenakan hammer mengalami keausan dan bar pada grate basket mengalami bengkok bahkan patah. Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas produksi batugamping adalah dengan mengganti alat tersebut dengan alat baru yang kualitasnya lebih baik dan menambahkan alat screening sehingga material oversize terpisah sebelum masuk ke stockpile.
T The limestone crushing process at PT Semen Baturaja (Persero) Tbk uses a hammer crusher with an installed capacity of 650 tons per hour. The existence of mechanical and non-mechanical obstacles caused the limestone production target of 175,500 tons in August 2017 not achieved and the production of oversized material (> 80 mm) causing over vibration so that the raw mill equipment stopped operating. Based on these reasons it is necessary to study the inhibiting factors and efforts that can be done to increase the number and quality of production by using a quantitative approach on the calculation of data and image analysis method using desktop split software to determine the size of mateial. From the results of the analysis conducted then the barriers can be divided into barriers that can be avoided and can not be avoided. Barriers that can be avoided are excess breaks, dumping delays, and material problems whereas inevitable barriers are blasting delay, reclamer transfer, lubrication, and mechanical disturbance where standby time is 50 hours and breakdown time is 46.7 hours, and effective working time is 318.49 hours per month with total production of 163,982 tons. After an improvement in the timing of constraints, production increased to 185,264 tons with MA, PA, UA and EU values of 87.20%, 88.75%, 86.43%, and 76.70% up 87.60%, 89.75%, 89.62%, respectively, and 79.53%. Then from the results of 23 sampling of limestone products taken on the belt conveyor, after sieved and weighed it was found as much as 8.5% of limestone products retained on the size of 80 mm sieve. This is because the hammer is wearing and the bar on the basket grate is bent and even broken. Efforts that can be made to improve the quality of limestone production is to replace the tool with a new tool of better quality and add a screening tool so that the material oversized separately before entering the stockpile.